Di jual oleh Bapak dan di beli Dosen tampan.
Kinayu, gadis berumur 22 tahun di jadikan sebagai alat penebus hutang. Menjadi istri dari Yudha Prasetya, yang ternyata adalah seorang dosen serta anak dari pemilik kampus tempatnya menimba ilmu.
Kenyataan pahit harus kembali ia terima saat dirinya mengetahui fakta jika ia bukan yang pertama. Bahkan harus tinggal satu atap dengan istri pertama.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka?
Apakah Kinayu kuat saat ia tau tujuan Yudha menikahinya?
Ig: weni0192
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Kinayu dan Satria sampai di rumah tepat bapak pulang dari tempat kerja, dan ibu keluar rumah hendak menyapu halaman.
Keduanya mengernyitkan dahi melihat Kinayu pulang di antar oleh Satria. Hingga bapak dan ibu saling pandang menatap heran. Pasalnya anak perempuannya sudah menikah dan tak pantas jika masih dekat dengan mantan. Atau masih menjalin hubungan.....
Bapak menggelengkan kepala melihat dari dalam pagar, Satria tersenyum dengan mengusap lembut kepala Kinayu dengan santai tanpa beban.
Keduanya sempat terlibat pembicaraan yang tak terdengar dari dalam kemudian Satria tampak pamit dan pergi ketika Kinayu mulai masuk ke dalam pagar yang tak tertutup rapat.
"Ehemm...." suara deheman pria yang sangat ia kenal membuatnya terjingkat. Ia tak tau jika ibu dan bapaknya berdiri di teras rumah dan kemungkinan melihat dia dan Satria bersama.
"Kenapa pulang dengan Satria? apa kalian masih berhubungan?"
Kinayu menatap takut mata bapak yang penuh selidik melihatnya. Dia menundukkan kepala karena sadar yang ia lakukan salah. Sedangkan ibu hanya diam memperhatikan, beliau pun tak membenarkan apa yang tadi jelas di lihatnya.
"Maaf...." hanya satu kata itu yang mampu Kinayu lontarkan.
Kini mereka sudah duduk di meja makan, ibu meminta Kinayu dan bapak untuk makan terlebih dulu baru membahas masalah yang Kinayu lakukan. Karena keduanya baru saja pulang dan pasti sudah lapar.
"Apa kalian belum putus?" tanya Bapak ketika semua selesai makan.
"Belum Pak...." lirih Kinayu, dia tak ingin berbohong pada kedua orangtuanya. Walaupun pasti mengecewakan, tapi lebih baik dia jujur karena memang ia salah.
"Kenapa?" tanya bapak yang tak habis pikir dengan jalan pikiran anaknya.
"Kinayu takut mengecewakannya Pak, Satria orang baik. Selama ini kami berhubungan baik, Satria benar-benar menjaga dan akan sangat tidak adil jika ia tau apa yang telah terjadi."
Bapak memijat pelipisnya, beliau merasa sangat bersalah. Karena beliaulah alasan Kinayu dan Satria pun harus berpisah.
"Maaf karena ini salah bapak, bapak yang membuatmu terjebak dalam pernikahan itu. Andai saja sejak awal bapak mendengarkan ucapan ibumu, semua tak akan terjadi seperti ini. Kamu masih bisa berhubungan dengan Satria dan akan menikah dengan pria yang kamu inginkan."
Mendengar ucapan bapak yang penuh penyesalan membuat Kinayu semakin bersalah. Ia segera beranjak dari duduknya dan memeluk bapak dengan pipi yang basah.
"Maafkan Kinayu Pak, maaf....Kinayu ikhlas menjalaninya. Jangan merasa bersalah dengan apa yang telah terjadi pada Kinayu. Pak Yudha memberikan waktu seminggu untuk Kinayu memutuskan hubungan dengan Satria."
Kinayu melepas pelukan bapak dan menatap wajah cinta pertamanya yang mulai berkeriput. "Ini salah Kinayu, tak seharusnya masih dekat dengan Satria..."
"Jadilah istri yang baik nak, bapak tau ini tak mudah. Tapi kamu harus ingat jika tak ada nak Yudha Bapak sudah berada di dalam Sell sekarang."
Kinayu menganggukkan kepala, ia memang harus lebih sabar lagi menghadapi semuanya. Sabar menghadapi suami dan istri tua. Yang sampai saat ini kedua orangtuanya belum tau jika ia hanya istri kedua.
"Setelah ini, pulanglah nak. Hari sudah mau sore, jangan sampai suami datang dan kamu belum pulang. Kasian dia pasti mencari istrinya yang tak ada di rumah."
Kinayu hanya bisa pasrah, padahal rasanya ia merindukan Bagus dan kamarnya. Di jam segini bagus belum pulang, karena sebentar lagi ujian membuatnya sibuk mengikuti tambahan pelajaran.
Kinayu pamit untuk pulang, dengan ragu ia keluar rumah. Menoleh kebelakang tepat dimana kedua orangtuanya berdiri di depan pintu mengantar kepulangannya ke rumah suami.
"Titipkan salam bapak dan ibu pada suamimu. Ucapkan juga terima kasih padanya."
"Iya pak," jawab Kinayu singkat kemudian naik ke motor dan segera melajukan motornya menuju kediaman Yudha.
Sampai di rumah Kinayu di sambut oleh bibi yang sedang menyiapkan sayur untuk memasak makan malam. Seperti biasa beliau sebelum pulang selalu menyiapkan makanan untuk Yudha makan malam.
Senyuman hangat beliau berikan pada Kinayu yang melangkah masuk dan mendekati nya.
"Non mau bibi buatkan minum? sepertinya lelah sekali, Bibi buatkan teh hangat mau?" tanyanya yang melihat Andini duduk lemas di kursi dekat dapur.
"Nggak usah Bi, Kinayu mau istirahat aja. Tadi habis dari rumah bapak ambil motor, yang punya rumah sudah pulang Bi?" tanyanya hati-hati.
"Belum non, tuan kalo pulang selalu sore. Sebelum Bibi pulang tuan sudah sampai di rumah, non kalo mau istirahat masih ada waktu sekitar dua jam lagi sebelum tuan pulang. Nanti Bibi bangunkan ya dan nanti tolong non siapkan baju ganti dan handuk tuan, karena kemarin tuan ingin istrinya yang menyiapkan."
"Tapi kan istrinya nggak cuma aku Bi.." Kinayu mendengus, ia tak ingin terlalu berdekatan dengan Yudha. Dia jengah dengan sikap dingin dan ucapan kasar suaminya.
"Tapi nyonya nggak akan melakukan itu non, biasanya Bibi yang menyiapkan, tapi mulai kemarin tuan sudah menegaskan berarti beliau ingin non Kinayu yang menyiapkan baju gantinya."
Seketika Kinayu teringat dengan ucapan Yudha yang memintanya untuk menyambut pulang kerja. Ia membuang nafas kasar, jika suaminya lembut dan penyayang pasti ia akan senang hati melakukan. Tapi Yudha begitu kasar dengan pandangan tajam membuat dirinya ketakutan.
"Aku ke kamar dulu Bi," ucapnya kemudian melangkah ke kamar.
Disini rumah besar dengan segala kemewahan yang tersedia tapi tak mampu membuat Kinayu nyaman. Padahal kamarnya hampir sama dengan kamar utama hanya ukurannya yang sedikit lebih kecil.
Kinayu segera masuk ke dalam kamar mandi setelah meletakkan tas dan sepatunya di tempat yang rapi. Ia lebih memilih untuk berendam agar tubuhnya kembali segar. Dengan aroma terapi yang sudah di sediakan, ia menanggalkan pakaiannya dan masuk ke dalam bathtub.
Hampir 30 menit ia berendam dan keluar dengan keadaan yang lebih segar. Kinayu membilas tubuhnya dan keluar dengan handuk kimono dan lilitan handuk membungkus rambut.
"Segarnya .... " gumamnya seraya keluar dari kamar mandi dan melangkah menuju lemari pakaian yang telah tersedia pakaian wanita yang pas dengan tubuhnya.
"Ini semua untukku..." Kinayu kembali ke mengecek isi lemari tersebut. Kemarin belum ada baju baru dan lemari pun hanya ada satu, tapi saat ini ia begitu terkejut dengan lemari yang bertambah satu dengan pakaian dan aksesoris di dalamnya.
"Dosen tapi anak ningrat, dengan sekali menjentikkan jari saja yang di inginkan siap sedia."
Kinayu ragu untuk memilih pakaian yang ada di lemari baru, ia lebih memilih memakai pakaiannya dari pada nanti kembali kena masalah.
Hingga saat mobil datang membuat Kinayu segera turun dan menghampiri Yudha. Dia melangkahkan kakinya menuju pintu utama. Sempat melirik Bibi yang tersenyum melihatnya.
Kinayu meraih tas kerja milik Yudha dan mencium tangannya seperti hubungan suami istri yang ia idamkan. Tapi ternyata hal kecil yang Kinayu lakukan membuat pria itu terpaku atas perlakuan istri mudanya.
Sungguh malang nasibmu kinayu
kapan happy nya sih thor
sedih Mulu
mengsedih /Sob//Sob/