Afika Lestari, gadis cantik yang tiba-tiba di nikahi oleh pria yang sama sekali tidak di kenal oleh dirinya..
Menjalani pernikahan dengan pria yang ia tidak kenal yang memiliki sifat yang kejam dan juga dingin, membuat hari-hari Afika menjadi hancur.
Mampukah Afika bertahan dengan pernikahan ini?
Atau mampuka Afika membuat pria yang memiliki sifat dingin dan kejam menjadi baik, dan mencintai dirinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKD 09
Perlahan Afika membuka mata, dan menatap langit-langit kamar. Afika yang menyadari dimana dirinya kini berada langsung bangun.
"Nona Afika, jangan pernah berusaha kabur lagi." Kata bi Sri yang saat ini duduk di tepi tempat tidur sambil mengobati kaki Afika yang terluka.
"Untuk saja Nadi menemukan nona pinsan di hutan. Andai nona tidak temukan mungkin saja nona sudah menjadi santapan hewan buas di luar sana." Timpal bi Sri.
Pikiran Afika kembali berputar ke beberapa jam belakang, dimana dirinya yang berusaha kabur terjatuh, dan entah bagaimana caranya kini dirinya sudah berada di tempat yang sangat tidak ia sukai. Afika terus menatap bi Sri yang sementara mengobati lukanya.
"Tuan Andrian memang memiliki sifat yang dingin. Tapi percayalah tuan sangat baik. Tinggal dari kau saja, bagaimana menanggapinya." Kata Sri
"Kalau dia baik dia tidak akan mungkin menyiksa ku seperti ini. Kalau dia baik, dia pasti tidak akan menikahi ku dengan seperti ini."
"Itu karena tuan sangat menyayangi adiknya. Dan apapun yang adiknya katakan maka tuan akan menyetujuinya selagi bisa membuat adiknya bahagia."
"Tapi bi.. Kenapa kau tiba-tiba baik padaku?"
Sri tersenyum tidak menanggapi ucapan Afika.
"Kenapa?"
"Sudah selesai, jangan banyak bergerak dan jangan coba kabur lagi."
Bi Sri langsung keluar dari dalam kamar.
••••
Adrian yang hatinya begitu hancur memilih mengurung diri di dalam kamar. Dirinya minum minuman keras sampai hilang kesadaran, dan setelah sadar ia kembali minum minuman sehingga membuat Baby merasa khawatir dengan kondisi Adrian. Baby yang begitu kesal memutuskan untuk mendatangi Inggrid menanyakan kenapa harus memutuskan pria yang dengan sangat sabar menunggunya. Dengan penih emosi Baby memencet bel dan juga terus mengetuk pintu apartemen Inggrid. Dan saat Inggrid membuka pintu, Baby langsung menampar pipi Inggrid.
Plakkkkk...
"Katakan! Apa kekurangan kak Adrian sampai kau tegah memutuskan dirinya? Katakan!" Teriak Baby tidak terima kenyataan pada keputusan yang di berikan oleh Inggrid.
"Apa ini yang kau makasud kejutan? Iya?" Tanya Baby, yang kembali mengingat pertemuan mereka di cafe, yang dimana Inggrid mengatakan akan memberikan kejutan pada Adrian.
"Kau tidak tahu malu Inggrid. Kak Adrian sudah memperlakukan mu seperti ratu, semua keinginan mu di penuhi oleh kak Adrian. Bahkan kak Adrian rela menunggumu saat kau bilang ingin mengerjar karimu. Tapi apa? Apa yang kau lakukan, kau justru menghancurkan hati kak Adrian yang begitu tulus pasamu." Baby mengeluarkan semua amarahnya pada Inggrid. Sungguh Baby tidak habis pikir dengan pikiran Inggrid yang dengan tegahnya membuat pria yang begitu baik dan tulus mencintai dirinya tanpa syarat. Andai saja Andrian bukan kakaknya, mungkin saja Baby akan jatuh cinta dan menjadikan Adrian suaminya.
"Maaf, tapi ini sudah menjadi keputusanku. Aku akan menikah dengan pria lain dan akan menetap di luar negeri." Ucap Inggrid setelah cukup lama terdiam mendengar omelan dari Baby.
Baby memundurkan langkahnya mendengar alasan Inggrid yang langsung keluar dari bibirnya. Baby sampai menggelengkan kepala menatap Inggrid.
"Aku benci padamu Inggrid." Ucap Baby langsung keluar dari apartemen Inggrid.
Sedangkan Inggrid, tubuhnya langsung merosot jatuh ke lantai, dia menangis sekencang kencangnya karena harus melepas pria yang pernah mengisi hatinya. Dia harus rela melepaskan pria yang ia cintai demi mengejar mimpinya.
"Andrian.. Hiksss, hikkksss."
•••••
"Kak, sadarlah. Ayo sadar." Kata Baby sambil menepuk pipi kakanya dan meletakkan kepala Adrian di atas pahanya. "Kak, jangan seperti ini. Siapa yang akan menjagaku kak, ayo Kak Adrian sadarlah."
Adrian pria yang di kenal dingin itu, kini menangis, hatinya benar-benar hancur. Pria yang berani membuka hati pada satu wanita kini menjadi pria yang mungkin akan menutup kembali hatinya rapat-rapat setelah hatinya di hancurkan oleh wanita yang ia cintai.
"Kak..." Lirih Baby yang tak kuasa menahan tangisnya karena melihat kakakknya yang menangis dengan pilunya. Baru pertama kali Baby melihat kakaknya dalam keadaan yang sangat terpuruk seperti ini.
Setelah cukup lama meluapkan tangisnya. Kini Adrian duduk dengan tegap. Dengan wajah yang dingin dan dengan mata yang tajam menatap ke arah depan.
"Ponselku." Kata Adrian. Baby langsung mengambil ponsel Adrian yang berada di atas tempat tidur.
"Kak, kau sudah baikan." Tanya Baby dengan hati-hati.
"Keluarlah, aku akan siap-siap untuk bekerja." Kata Adrian setelah membuka ponselnya.
Baby yang awalnya merasa prihatin dengan sikap kakaknya, kini merasa ngeri. Entah kenapa Adrian terlihat seperti manusia yang sangat dingin dan seperti sedang ingin memangsa sesuatu.
"Kak, kau yakin baik-baik saja."
"Keluar!" Bentak Adrian, membuat Baby keluar dari kamar dengan perasaan yang takut. Karena untuk pertama kalinya Adrian membentak adiknya yang sangat ia sayangi.
"Kak." Gumam Baby di depan pintu kamar Adrian.