"Pokoknya bulan depan harus cerai!”
Ben Derrick menghela nafas berat mendengar permintaan istrinya yang selalu labil dalam membuat keputusan, permintaan yang ujungnya selalu dibatalkan oleh wanita itu sendiri.
"Saya tidak pernah memaksa kamu dari dulu, asal jangan buat saya kena marah kakakmu itu"
"Ya ya ya... Ingetin aja, aku suka lupa soalnya"
Tapi meski kekeuh ingin berpisah, Keymira tak pernah bisa menolak sentuhan suaminya.
"Malem ini aku ada gaya baru, mas mau aku pakai baju dinas apa?" tanya Key usai membahas perceraian beberapa detik yang lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Key Yang Merajuk
Sudah hampir satu tahun pernikahan mereka berjalan, selama itu juga banyak pahit, manis, serta kekonyolan dalam rumah tangga. Tidak hanya percekcokan yang sering kali terjadi, tapi kehangatan yang keduanya lakukan tanpa disadari.
Perkenalan keduanya yang terbilang tak ada sebelum masa pernikahan membuat banyak keterkejutan yang keduanya sadari dari pasangannya.
Tetapi tingkah cerewet Keymira selalu ditanggapi dengan sabar oleh sang suami, lelaki itu seperti tak ada harga dirinya kalau disatukan dengan wanitanya, dia akan selalu ada di pihak yang salah.
Sudah puluhan kali juga Keymira melontarkan permintaan untuk berpisah, sering menyuruh Ben Derrick untuk mencari penggantinya. Tapi sedikit saja Keymira melihat lelaki itu bersama dengan seorang wanita dia juga yang menjauhi lelakinya dari sang lawan jenis. Melihat perempuan lain seperti musuh bebuyutan.
Ben Derrick tak mau memperpanjang masalah kecil yang memang seharusnya tak dipermasalahkan, dia akan menjauh kalau diminta menjauh dan akan mendekat kalau diminta mendekat.
Semudah itu, tapi cukup melelahkan juga.
Kadang sikap Keymira sedikit kekanak-kanakan, tapi ada kalanya dia juga punya sifat keibuan yang teramat lembut.
Tapi malam ini sepertinya mood Keymira tidak sedang dalam keadaan yang baik, dia jenuh karena terlalu lama menunggu kepulangan Ben Derrick di ruang makan sampai makanannya pun jadi dingin karena terlalu lama didiamkan. Hal itu berakibat pada suasana hatinya yang menurun.
Ketika deru mobil terdengar wajah Keymira makin kusut saja tampaknya, apalagi ketika pintu rumah terbuka dan menampilkan wajah si pelaku emosi Keymira makin memuncak.
Melihat lampu ruang makan yang masih menyala Ben Derrick membelokkan langkahnya dan mendekati tempat tersebut.
”Key?” Begitulah panggilannya pada sang istri.
Keymira menyembunyikan wajah di balik tumpuan tangan yang melipat di atas meja, mengacuhkan Ben Derrick yang memanggilnya di depan pintu.
Derap langkah Ben terdengar makin mendekat, Keymira bisa merasakan tatkala lengan lelaki itu menyentuh bahunya, mengulang panggilan dengan suara yang seperti biasa halus.
”Key? Saya pulang”
Melihat tak ada respon dari Keymira membuat Ben Derrick yakin jika istrinya bukan tertidur melainkan dia sedang merajuk kepadanya. Apalagi melihat makanan yang masih utuh diatas meja Ben Derrick jadi punya kesimpulan sendiri jika Keymira sudah terlalu lama menunggu kepulangannya dari kantor.
”Kenapa belum makan?”
Sontak pertanyaan Ben barusan membuat Keymira tak tahan untuk tetap diam, wanita itu menegakkan punggungnya dan menatap Ben dengan tatapan menghunus.
”Kenapa? Mas masih gak sadar??” Ketusnya dengan suara yang terdengar lucu di telinga seorang Ben Derrick.
Ben tidak mau gegabah dalam menjawab ucapan Keymira, lebih baik diam membiarkan istrinya melanjutkan perkataan.
”Liat jam berapa ini! Mas gak bilang kalau bakal lembur, aku rela-relain nunggu sendirian sampe makanannya jadi dingin kayak gini, dan mas masih tanya kenapa?!” Sembur Keymira melampiaskan kekesalan sejak satu jam yang lalu.
Tak terima? Tentu tidak, Ben Derrick mencoba untuk mengerti meski sudah beberapa kali dia mengatakan agar Keymira makan duluan saja kalau dia belum pulang lebih dari jam 8 malam. Tapi lagi-lagi Keymira melakukannya berulang-ulang.
”Saya sudah bilang supaya kamu makan duluan saja kalau saya telat, jangan memaksakan nanti perut kamu bisa jadi sasaran penyakit”
Bukannya merasa terharu Ben Derrick malah membela diri, dan saat itu juga mata Keymira nampak berkaca-kaca, dia lelah menunggu dan sekarang malah disalahkan seperti ini.
Ben Derrick langsung mengambil ancang-ancang, dia berlutut sembari menggenggam kedua lengan Keymira, menatap wajah istrinya dengan tatapan yang hangat.
”Saya minta maaf, lain kali saya akan kabari dulu biar kamu enggak perlu menunggu dan melewatkan jam makan malam” tutur Ben mengalah.
Ucapan Ben Derrick yang sangat lembut membuat pertahanan Key pecah, dia terisak dengan kencang, mengeluarkan emosi yang tertahan di dalam dirinya.
”Mas jahat!!”
Bugh!
Bugh!
Pukulan Keymira bubuhkan pada lelaki tersebut, pukulan keras yang menurut Ben Derrick hanya sebuah tepukan belaka. Ben membiarkan tubuhnya menjadi sasaran empuk amarah wanita ini.
“Kalau mas gak betah di rumah mas bilang aja! Gak usah kayak gini! Aku tuh capek tau”
Ben Derrick memang tak terlalu mengerti cara membujuk seorang wanita, dia punya cara tersendiri yang menurutnya simpel dan tidak memerlukan emosi. Dan itu mungkin yang membuat Keymira melihat dirinya seperti orang yang tidak peduli.
”Mana mungkin saya tidak betah pulang ke rumah sendiri, apalagi saya meninggalkan seorang istri disini. Hanya saya enggak bisa memastikan kapan saya akan pulang” sahut Ben Derrick diiringi dengan sedikit kata-kata manis di tengah ucapannya.
”Tapi mas selalu lupa buat ngabarin, mas pasti lebih seneng diam di luar sana. Mas punya selingkuhan?!” Tanyanya tiba-tiba keluar dari topik pembicaraan.
Ben sudah mulai bosan mendengar pertanyaan itu, tetapi saat ditanya apakah wanita itu cemburu Key selalu mengelak dengan keras.
”Saya beneran baru selesai makan malam dengan klien di luar, saya kira kamu udah lebih dulu makan jadi saya enggak kabari lagi”
Keymira menghapus air matanya yang membasahi hampir seluruh wajah, namun tatapannya masih belum bersahabat.
”Mas gak tau aku lapar banget dari tadi, tapi mas malah makan duluan di luar”
”Ya udah saya tungguin kamu makan sekarang”
”Ck! Mas tau gak sih aku tuh capek”
“Kalau gitu saya suapi, mau?”
“Ihhh…. Masss” seakan penat menghadapi ketidakpekaan Ben Derrick. Padahal kalau dilihat Ben lah yang seharusnya mengeluh disini.
”Iya iya. Saya ambilkan dulu ya”
Ben Derrick berdiri untuk mengambil makan malam kemudian duduk di sebelah Keymira dan mulai menyuapi istrinya.
”Makanannya jadi kebuang karna mas terlanjur makan di luar” ucap Key dengan mulut yang terisi penuh.
”Bisa dihangatkan buat besok, jadi kamu enggak usah capek masak dari awal”
”Padahal aku masak menu ini buat mas cobain” sambung Key sambil mengunyah suapan kedua.
”Ya sudah saya coba sedikit kalau gitu, tapi saya gak bisa makan banyak karena perut saya masih kenyang”
Ben Derrick kemudian ikut menyuapkan makanan tersebut ke dalam mulutnya, menikmati menu baru yang dibuat Keymira untuknya, mendengar itu Ben Derrick jadi sedikit menyesal, dia tak enak hati telah menyia-nyiakan kerja keras sang istri.
”Gimana? Enak atau enak banget?” Serunya dengan pilihan yang agak memaksa.
“Enak, masakan kamu selalu pas di lidah saya” Ben Derrick mengakui kebisaan Keymira yang satu ini, walau dia memiliki perasa tertentu yang sama dengan keluarganya namun Ben Derrick tak pernah merasa kalau hasil makanan buatan Keymira gagal.
“Aaaaaa….” Pinta Key membuka mulut menyuruh Ben untuk menyuapkannya kembali.
Ben Derrick menurut, dia melakukannya bak mengasuh anak kecil, menyuapi Keymira dengan telaten sampai isi piring tersebut benar-Benar habis tak tersisa sedikit pun.
Salahmu sendiri 'melepas' Ben saat itu. Jangan nyesal dong, too late
Ben sudah punya istri ingat itu