Viona merasa heran dengan perubahan sikap suaminya yang bernama Bara. Yang awalnya perhatian dan romantis tapi kini dia berubah menjadi dingin dan cuek. Dia juga jarang menyentuhnya dengan alasan capek setelah seharian kerja di kantor. Di tengah- tengah kegundahan dan kegelisahan hatinya, sang adik ipar yang bernama Brian, pemuda tampan yang tampilannya selalu mempesona masuk ke dalam kehidupan viona dan mengisi hari- harinya yang hampa. Akankah hati Viona akan tergoda dengan adik ipar dan menjalin hubungan terlarang sengannya karena merasa diabaikan oleh sang suami....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Makan Malam bersama Brian
Malam ini Brian mengajak Viona makan malam di restauran mewah. Viona pun mempersiapkan diri dengan berdandan secantik mungkin. Sebelum Brian datang, Viona merias wajahnya di depan meja rias. Setelah memoleskan make up tipis di wajahnya, Viona lalu memakai gaun pemberian dari Brian. Viona nampak cantik dan anggun dengan gaun berwarna pink. Rambutnya yang panjang dibiarkan terurai, menjadikannya terlihat imut dan manis.
Tak berapa lama Brian datang. Viona segera membukakan pintu untuk Brian. Brian takjub melihat penampilan Viona yang begitu memukau. Begitu juga dengan Viona yang begitu terpesona melihat penampilan Brian.Brian terlihat sangat tampan dengan memakai tuxedo berwarna hitam. Rambut yang di sisir rapi dan tentunya wajahnya yang tampan membuat wanita yang melihatnya akan jatuh cinta, termasuk Viona.Beberapa saat mereka saling menatap ,saling memuji di dalam hati.
"Kau sudah siap kak...?" tanya Brian memecah keheningan di antara mereka.
"I..iya sudah... Aku sudah siap...'' jawab Viona sedikit gugup.
"Ayo kita berangkat sekarang..." ucap Brian.
"Iya..." jawab Viona.
Mereka berdua pun lalu berangkat ke restauran menggunakan mobil mewah Brian. Lima belas menit mereka pun akhirnya sampai di restauran yang mereka tuju. Brian dan Viona disambut oleh beberapa pelayan yang kemudian mengantarkan mereka ke meja yang sebelumnya sudah Brian pesan.
Brian duduk berhadapan dengan Viona sambil menikmati makanan dan minuman yang sudah mereka pesan. Mereka berdua begitu menikmati makan malamnya, karena makanan di restauran ini sungguh sangat enak.
Setelah selesai makan mereka pun mengobrol santai. Sesekali Brian memberikan candaan dan juga pujian pada Viona sehingga Viona pun tertawa dan tersipu malu.
Sedang asiknya ngobrol tiba- tiba datang lah Fathur dan Bianca yang juga baru saja makan malam di sana. Melihat Brian dan Viona sedang duduk berdua, Bianca dan Fathur pun menghampiri mereka.
"Brian, Viona, kalian di sini...?" tanya Bianca heran.
Brian dan Viona pun menoleh pada Bianca dan Fathur yang sudah berdiri di dekat mejanya. Viona pun kaget bukan main, dia takut kalau kedua adik iparnya akan berfikir macam- macam tentangnya dan Brian. Sementara Brian terlihat santai tanpa adanya kecemasan di wajahnya.
"Bianca...mas Fathur..." ucap Viona tidak dapat menyembunyikan kegugupannya.
Bianca menatap wajah Viona dan Brian secara bergantian. Ada tanda tanya besar dalam hatinya, kenapa Brian dan Viona bisa makan malam berdua di tempat ini.
"Ada hubungan apa kalian...? Kok bisa makan malam berdua dia sini...?" tanya Bianca penuh selidik.
Viona lalu menatap Brian seolah memintanya agar menjawab pertanyaan Bianca karena dia tidak tahu harus menjawab apa. Brian pun menghela nafas.
"Aku datang menemui kak Viona atas perintah kak Bara..." ucap Brian.
"Apa, perintah kak Bara...? Untuk apa...?" tanya Bianca lalu duduk di samping Brian sedangkan Fathur duduk di samping Viona.
"Untuk membicarakan hal penting dengan kak Viona..." jawab Brian dengan santai.
"Hal penting...? Hal penting apa...? Hei Brian, kamu ngomongnya jangan bertele - tele deh, jangan bikin aku penasaran... " tanya Bianca.
Brian pun menoleh sekilas pada sang kakak lalu berganti menatap Viona yang masih memasang wajah tegang. Sementara Fathur juga menatap Brian karena penasaran hal apa yang sedang dibicarakan oleh Brian dan Viona. Tentunya sambil sesekali melirik Viona yang ada di sampingnya. Fathur benar- benar takjub karena malam ini Viona jauh terlihat lebih cantik dari biasanya.
"Iya, kak Bara memintaku untuk menyampaikan permintaan maaf pada kak Viona, dan dia masih ingin rujuk dengan kak Viona...." jawab Brian.
Iya, beberapa hari lalu Bara memang pernah mengatakan padanya apakah Brian pernah bertemu dengan Viona. Bara berpesan jika suatu saat Brian ketemu Viona di minta Brian untuk menyampaikan permintaan maafnya pada Viona dan meminta Brian untuk membujuk Viona agar mau membatalkan gugatan perceraian.
Viona pun terkejut mendengar jawaban Brian. Karena selama ini Brian tidak pernah mengatakan tentang pesan Bara padanya.
"Apa..? Jadi Kak Bara masih ingin kembali bersama Viona...?" tanya Bianca.
"Kakak kamu itu memang serakah sayang, dia berselingkuh dengan Karin dan menikahinya, tapi dia nggak mu menceraikan Viona, dia mau dua- duanya..." sahut Fathur .
Bianca melirik ke arah Fathur dengan kesal, dia tidak suka suaminya itu menjelek- jelekan sang kakak.
"Eh Viona , memangnya kamu mau balikan lagi sama kak Bara...?" tanya Bianca.
"Nggak, keputusanku sudah bulat untuk menceraikan mas Bara...." jawab Viona dengan yakin.
"Mas Bara sudah mengkhianatiku dengan selingkuh bersama Karin, aku nggak bisa memaafkan kesalahannya itu. Lebih baik aku cerai..." sambung Viona.
"Percaya diri banget kamu ngomong tetap ingin cerai dari mas Bara. Yakin, setelah cerai dari kak Bara kamu bakal menemukan laki- laki yang bisa menerima kamu apa adanya...?" tanya Bianca dengan senyum mengejek.
"Kamu harus sadar diri dong Viona, kamu kan nggak bisa punya anak. Laki- laki mana yang mau sama perempuan mandul sepertimu...? Tujuan menikah itu kan untuk mendapatkan keturunan. Kalau kamu nggak bisa ngasih keturunan sama suamimu , siapa yang akan tahan hidup sama kamu...." sambung Bianca sambil mengusap perut buncitnya karena kehamilan anak ke tiganya sudah memasuki bulan ke tujuh.
'' Jadi kalau kak Bara selingkuh dari kamu, ya kamu jangan salahkan kak Bara lah, salahin diri kamu sendiri yang nggak bisa ngasih kak Bara anak..." lanjut Bianca.
"Sudah cukup kak, kakak tidak usah mencampuri urusan kak Viona dan kak Bara. Biarkan Kak Viona mengambil keputusannya sendiri. Lagian yang salah juga kak Bara kok, apapun alasannya..." ucap Brian.
"Ih kenapa kamu jadi belain Viona sih....?" sahut Bianca kesal.
"Kak, coba kakak bayangkan jika kakak ada di posisi kak Viona. Suami kakak selingkuh dengan sudara kakak sendiri, apa kakak akan diam saja dan tetap memaafkan suami kakak...?" tanya Brian.
"Eh dengar ya Brian, mas Fathur itu nggak mungkin selingkuh dari kakak..." jawab Bianca sambil melirik pada sang suami.
"Ya ini kan misal..." sahut Brian.
"Nggak ada misal- misal. Memangnya apa kekurangan kakak, kakak ini cantik, pintar, kaya, bisa ngasih keturunan, trus mau apa lagi...? Lagian mas Fathur itu cinta mati sama kakak, nggak mungkin dia akan berpaling dari kakak. Iya nggak sayang...?" tanya Bianca sambil menggenggam tangan Fathur di atas meja.
"I..iya dong sayang...." jawab Fathur.
Brian melirik pada sang kakak ipar yang terlihat sedikit gugup. Brian rasanya tidak percaya kalau kakak iparnya itu laki- laki setia. Begitu juga dengan Viona, dia hanya membatin merasa kasihan pada Bianca. Karena suaminya itu bukanlah tipe suami setia. Buktinya kemarin Fathur mengatakan hal senonoh pada Viona. Dan meminta pada Viona agar mau dihamili olehnya. Mana mungkin laki- laki setia berani berkata seperti itu pada perempuan lain.
Tapi Viona tidak ingin memberi tahu Bianca bagaimana kelakuan Fathur. Karena dia tidak ingin ikut campur urusan rumah tangga orang lain. Dia sendiri saja sedang pusing memikirkan rumah tangganya yang sudah diambang perceraian. Biarlah Bianca mengetahui sendiri bagaimana kelakuan sang suami.
"Kak Viona , sudah malam, sebaiknya aku antar kakak pulang..." ucap Brian.
"I..iya Brian...." jawab Viona.
"Eh Viona, sekarang kamu tinggal di mana...? Kata kak Bara kamu nggak tinggal di rumah orang tuamu dan juga nggak ada di rumah kak Bara...? " tanya Bianca.
"A...aku tinggal di rumah teman kak..." jawab Viona.
"Kak, kita duluan ya... Mari mas Fathur..." ucap Brian pada Bianca dan Fathur.
"Duluan kak..." ucap Viona pamit pada Bianca juga Fathur.
Brian dan Viona pun keluar dari restauran menuju tempat parkir. Sementara Bianca dan Fathur masih menatap kepergian Brian dan Viona.
"Sayang, kamu curiga nggak mereka ada hubungan...? Masa sih kalau cuma membicarakan soal mas Bara yang ingin balikan sama Viona kenapa mereka bertemu di sini...? Kenapa nggak di tempat lain saja. Ini kan restauran mewah, tempatnya romantis lagi. Pantasnya tuh yang datang ke sini sepasang kekasih atau suami istri...'' ucap Bianca.
"Aku curiga deh mereka ada apa- apa. Jangan - jangan mereka punya hubungan khusus..." sambung Bianca.
"Hubungan khusus apa maksudnya...? Pacaran..?'' tanya Fathur. Bianca pun mengangguk.
"Nggak mungkinlah. Nggak mungkin Brian suka sama Viona. Selama ini dia nggak pernah terlihat menggandeng cewek. Setiap hari dia berdua- duaan terus sama asistennya yang namanya si Angga. Brian juga sering nginap di apartemen Angga kan...? Aku malah curiga kalau Brian ada main sama Angga...." jawab Fathur.
"Maksud kamu apa mas...?" tanya Bianca.
"Iya aku curiga kalau Brian itu penyuka sesama jenis, dia gay. Dia pacaran sama si Angga..." jawab Fathur.
"Ngaco kamu...!" sahut Bianca kesal pada sang suami. Fathur pun hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Udah sayang, ayo kita pulang..." ucap Fathur.
"Ayo, tapi aku mau ke toilet dulu ya kebelet pipis nih..." sahut Bianca.
"Oh ya udah aku tunggu di parkiran ya..." ucap Fathur.
"Iya...'' jawab Bianca lalu pergi ke toilet. Sedangkan Fathur pergi ke parkiran untuk me unggu Bianca di mobil.
Bersambung...