Penyesalan seorang Alex Wijaya yang kehilangan wanita yang selama ini disiksa secara fisik dan mentalnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ini senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan Alex
"kata ibu tadi rumah nya paling ujung, berarti ini kan ya sepertinya tidak ada rumah lagi di sana." gumam Ameera di depan rumah sambil melihat sekitar.
Setelah memastikannya Ameera memutuskan masuk ke dalam rumah sebelum istirahat dia membersihkan rumah tersebut.
"Sepertinya aku akan betah tinggal disini, lebih baik aku mandi dulu baru istirahat." ucap Ameera pada dirinya sendiri setelah selesai membersihkan rumah tersebut
.
.
.
***
Sedangkan di rumahnya Alex merasakan kekosongan dalam dirinya, bukankah seharusnya ini yang dia inginkan menghancurkan hidup seorang ameera tapi kini hatinya terasa hampa. Karena biasanya pagi - pagi dia sudah melihat Ameera membersihkan taman belakang tapi pagi ini alex merasa harinya kosong.
"tuan mau sarapan apa pagi ini?" tanya mbok sumi saat melihat alex sudah berpakaian rapi.
"Tidak perlu mbok, nanti saya sarapan di kantor saja." jawab Alex lalu melangkah keluar.
Saat alex keluar ternyata Dio sudah di depan rumahnya.
"mau apa kamu pagi - pagi kesini." tanya Alex ketus.
"santai dong, aku ingin memberikan ini pada Ameera." jawab Dio sambil memperlihatkan apa yang dia bawa.
"percuma dia tidak ada disini." kata alex tidak terima melihat Dio perhatian terhadap ameera.
"Yasudah." ucap Dio cuek sambil berjalan melewati alex.
Dio salah mengartikan perkataan alex barusan, dia mengira ameera tidak berada di rumah karena sudah berangkat bekerja atau ada urusan diluar jadi dia memutuskan menitipkan makanan tersebut kepada mbok sumi.
"mbok saya titip ini untuk ameera ya, kalau dia sudah pulang tolong di hangatkan lagi." kata Dio sambil meletakkan makanan tersebut di meja makan.
"tapi.." belum selesai mbok Sumi menjawab sudah dipotong oleh Dio.
"sudah ya mbok, saya tidak bisa berlama - lama sudah di tunggu monster di depan he..he..he.." kata Dio memotong ucapan mbok sumi, kemudian melenggang pergi.
"sepertinya mas Dio belum tahu kejadian semalam." gumam mbok sumi pada dirinya sendiri.
.
"ayo berangkat.. kamu naik mobilku apa mobilmu sendiri?" tanya Dio begitu sampai di depan.
"sendiri." jawab alex singkat.
"Yasudah, lalu kenapa harus menunggu ku." kata Dio menuju ke mobilnya.
"Aneh, biasa nya dia akan membela wanita itu mati - matian, kenapa dia bersikap biasa saja mengetahui wanita itu sudah tidak disini" ucap alex melihat mobil Dio meninggal kan rumahnya.
.
.
.
.
***
Sesampainya di kantor alex di sibukkan dengan banyak pekerjaan, bahkan saat jam makan siang pun alex sama sekali tidak beranjak dari kursinya.
Ceklek..
"lex, kamu tidak lihat ini jam berapa?" tanya Dio begitu masuk ke ruangan alex.
"hemm... maksudmu" jawab alex bingung.
"ck.. percuma memakai jam mahal tapi tidak berguna, lihatlah bahkan ini sudah lewat jam makan siang. Apa kamu bisa kenyang hanya dengan menatap kertas - kertas itu." kata Dio jengah melihat sikap alex.
"aku tidak lapar." ucap alex tanpa mengalihkan pandangan dari berkas - berkas di atas mejanya.
"bekerja keras memang penting lex, tapi kesehatan mu jauh lebih penting. kalau kamu sakit aku juga yang akan kamu repotkan nantinya." kata Dio mulai terpancing emosi.
"jangan memaksaku Di, kalau kamu mau makan sana pergilah." kata Alex mengibaskan tangannya.
"Buang sifat keras kepalamu itu ALEX WIJAYA." ucap Dio menekan nama Alex.
"Pesankan saja seperti biasa." kata Alex kemudian, dia tahu berdebat dengan Dio tidaklah mudah.
emang agak agak dodol si alex nih
garidho sumpah😭😭😭😭
ameera berasa sendirian di dunia ini😭
tp pas baca endnya ttep sama alex gatrima garidho thor😭
tp masih penasaran kisahnya
lagian si alex kenapa bego banget si
maen hakim sendiri ga menyelidiki dulu
malah manjain anak tiri
anak kandung bak anak pungut
mikir pakek otak napa
klo elu ntar tua ni yak kagak bisa ngapa²in
emang iya anak tiri lu mau gitu ngerawat elu
bego bego
kzl
banjir air mata😭😭😭