Lu Nana adalah Gadis tomboy yang terkenal di kampusnya.
karena orangnya ceria dan suka mengikuti bermacam kegiatan olah raga dan seni.
Jadi dia memiliki banyak teman.
Tapi ketika temannya mengerjai Jam bekernya dengan mempercepat waktu, jadi dia kira sudah terlambat ke kampus.
Dengan tergesa - gesa dia menyebrang tanpa memperhatikan, akhirnya terjadilah kecelakaan.
Tapi akibat dari itu jiwanya berpindah ke zaman kuno, ketubuh Selir yang di asingkan, kelaparan dan sendirian. selir yang pendiam dan mudah di tindas, karena kecantikannya yang membuat banyak wanita lain Iri. menggunakan trik untuk menjatuhkannya. Dia hanya diam.
Tpi sekarang jangan harap, dia sudah mati saya penggantinya tuk balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 19 Mencari Tabib Lu
"Apa yang terjadi saat dia berumur 10 tahun?"
"Saat itu Tang Kin Li, selir utama putra mahkota saat ini mengalami kecelakaan terjatuh dari pohon dan mengalami luka."
"Baiklah, tapi boleh saya tau siapa tuanmu?"
Lelaki tua itu terdiam sesaat.
"Saya Kasim pelayan mendiang permaisuri."
"Oh, jadi.. apakah kamu datang atas suruhan Pangeran pertama?"
"Hamba permisi tuan." Dia tidak menjawab iya atau berkata tidak dan hanya mengundurkan diri.
Sang Jendral sudah mengetahui siapa orang itu, dia merenung sebentar dan menarik nafas.
"Ayah, apakah kau mempercayai dia?"
"Kalau itu bukti untuk membebaskan adikmu, tentu akan aku tempuh."
"Waktu kita tinggal besok, salah satu dari kalian harus pergi menemui tabib ini, siapa yang akan pergi dari kalian?"
"saya yang akan pergi ayah!" ucap putra pertama. "saya memiliki prajurit bayangan yang dengan cepat menemukan keberadaan tabib ini."
"Baiklah, kamu harus cepat. Waktu kita semakin sempit."
"Baik ayah, hari ini saya akan bergerak." kemudian dia berlalu dan memanggil salah satu bawahannya, dan memerintah mencari keberadaan tabib tersebut.
***
Di kediaman Pangeran pertama, saat ini mata - mata pangeran pertama yang dia tempatkan di dalam istana berdiri di depannya.
"Hari ini putra mahkota datang terlambat satu jam dari jadwal biasa saat persidangan."
"Apa yang dia lakukan?"
"Saya kurang tahu tuan, tapi dia bergegas dari luar istana, bukan dari istana timur tempat dia beristirahat. Dan bukan juga dari paviliun salah satu istrinya."
"Hmm, sebaiknya kau lebih sering awasi dia."
"Tapi yang mulia, ada pergerakan aneh dari permaisuri akhir - akhir ini."
"Apa yang dia lakukan?"
"Saat tengah malam, saya pernah melihat beliau keluar dan melihat permaisuri menemui seseorang. Tapi, saya tidak mengenal orang itu, karena dia menutupi kepalanya dengan tudung sampai ke wajahnya. Dan saat itu dalam ke adaan gelap."
"Bagaimana gerak gerik mereka?"
"Sepertinya permaisuri memberikan sesuatu kepada orang itu."
"Hmm" dia hanya berdehem sambil mengusap - usap dagunya dengan jari telunjuk dan jempolnya.
"Sepertinya saya harus menambah mata -mata lagi ke dalam istana."
Selagi dia berdiskusi dengan bawahannya ini, tiba - tiba seorang pelayan menghampiri mengatakan bahwa kasim Lim sudah datang.
"Persilahkan dia masuk"
Kasim itu bergegas ke depan dan berlutut di depan pangeran pertama.
"Bagaimana?"
"Saya sudah memberitahukan sesuai instruksi yang mulia."
"Apa tanggapan mereka."
"Mereka akan mencari tabib tersebut yang mulia."
"Bagus, aku pengen melihat wajah Baili Zhuang saat mengetahui bahwa dia sudah tertipu dengan mudahnya, ha ha ha."
"Dengan berlahan - lahan aku akan membalas orang - orang yang telah membunuh ibundaku dan yang menjebak ku."
"Para pecundang itu, biarkan mereka merasa di atas angin. Aku akan melenyapkannya."
"Haa.. Kaisar bodoh itu lagi, sekian lama di tipu istrinya, tapi dia tidak tahu sama sekali. Kasim Lim, cari kasim yang bisa kau percaya di istana agar bisa menjaga ayah, aku takut mereka akan membuat cara yang sama saat membunuh ibuku."
"Baik yang mulia"
Dia melambaikan tangannya dan kedua bawahannya itu undur diri dan berlalu pergi.
'Maaf jendral Ling, aku harus memakai tanganmu juga untuk melenyapkan musuhku' ucapnya dalam hati dengan sedikit rasa bersalah.
'Haa, awalnya aku tidak begitu perduli dengan tahta, tapi melihat cara kalian membinasakan orang yang kalian anggap penghalang itu sangat bertentangan dangan hatiku. Ibuku yang lurus- lurus saja sampai kalian lenyapkan, ibuku tidak menginginkan tahta. Tapi karena dia adalah cinta sejati kaisar makanya dia menjadi permaisurinya. Tapi kalian berpikiran picik, tunggu saja, darah dan air mata bundaku tidak akan tercurah dengan sia-sia."