NovelToon NovelToon
Sweet Marriage With You (Season 1)

Sweet Marriage With You (Season 1)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sendu

Mesya merasa sedih karena dijodohkan saat ia masih kuliah. Namun berjalannya waktu, perlakuan Sandi yang begitu lembut kepada Mesya berhasil meluluhkan hati Mesya dan membuat Mesya jatuh cinta seiring berjalannya waktu pernikahan mereka... Saat cinta keduanya mulai tumbuh, sosok wanita di masa lalu Sandi yang tiba-tiba datang mencoba menghancurkan kebahagiaan mereka dengan terus membuat kesalah pahaman dan pertikaian diantara hubungan keduanya. Di saat hubungan keduanya mulai renggang, sosok pria yang mencintai Mesya pun ikut muncul dan menambah keruhnya rumah tangga mereka. . . . Dapatkan mereka mempertahankan hubungan rumah tangga mereka? Atau pernikahan mereka akan hancur dengan kemunculan orang yang mereka cinta di masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sendu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 2

Sandi?!....dia siapa?!"

Hilda refleks melontarkan pertanyaan dari mulutnya saat menyadari jika Sandi  datang bersama dengan seorang wanita.

"Oh, iya. Dia Mesya" Jawab Sandi.

"Pacarmu?!!" Tanya kembali Hilda yang semakin penasaran.

"Bukan"

Ekspresi Hilda yang sejak tadi gelisah mulai santai saat mendengar jawaban terucap dari Sandi. Bagaimana tidak, Hilda adalah wanita yang menyukai Sandi sejak masih SMA. Namun karena Hilda yang saat itu terpaksa dinikahkan oleh orang tua nya membuat dirinya harus mengubur perasaannya terhadap Sandi.

Setelah dua tahun berumah tangga Hilda justru mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya, sehingga hal itu membuat dirinya memutuskan untuk berpisah. Dan hari itu Hilda kembali merasakan perasaan jatuh cinta ketika bertemu dengan pria yang ia sukai saat waktu SMA, meski sedikit kesal dengan kehadiran Mesya yang datang bersama dengan Sandi namun mendengar jawaban jika Mesya bukanlah kekasihnya membuat Hilda sedikit lega.

"Kak Sand!! Aku sudah membeli mie yang Kak Sand minta" Ucap Mesya yang memberikan kantung berisi beberapa bungkus Mie.

"Terima kasih ya Mesya" Ucap Sandi.

Mesya berjalan membuntuti Sandi dan membantunya untuk memasang tenda, Hilda yang berada tak jauh dari tempat Sandi terus memperhatikan keduanya dan mulai merasa cemburu dengan kedekatan mereka.

****

"Ayo masukan tas kamu ke dalam tenda"

Sandi mengambil tas bawaannya dan memasukannya ke dalam tenda. Melihat Mesya yang ikut memasukan tas nya ke dalam tenda yang sama dengan Sandi membuat Hilda menyadari jika keduanya berada di dalam satu tenda yang sama.

Pada malam hari Sandi yang tengah memasak Mie melihat Mesya mengeluarkan sekantong baso dan menunjukkannya kepada Sandi. Melihat kedekatan Sandi dan Mesya membuat Hilda dipenuhi rasa kecemburuan yang membara di hatinya. Saat hendak mendekati keduanya, langkah Hilda terhenti saat mendengar sebuah kalimat  terucap dari mulut Sandi yang seketika menghancurkan hatinya.

"Mesya, apakah kamu mau menikah dengan Sand?!!"

Mesya yang tengah membuka bungkus bumbu mie itu pun menoleh ke arah Sandi yang duduk di hadapannya. Tanpa mengatakan sepatah kata pun Mesya melanjutkan menuangkan bumbu mie ke dalam mangkuk yang dimana hal itu membuat ekspresi Sandi seketika menunjukkan kekecewaan.

Ya, itu lah yang paling ditakutkan oleh Sandi selama ini. Perasaannya tak terbalas. Namun hal itu tidak membuat Sandi marah kepada Mesya, ia tahu betul mungkin dirinya terlalu terburu-buru mengungkapkan perasaannya sehingga Mesya belum siap dengan usianya yang masih muda.

"Haha sudahlah... Lupakan apa yang baru saja Sand katakan. Apakah bumbu nya sudah selesai?!"

Mesya mengangguk dan memberikan mangkuk berisi bumbu mie di dalamnya.

"Wah baso yang kamu bawa juga sepertinya enak ya" Ucap Sandi yang mencoba mencairkan suasana.

Setelah makan mie bersama, Mesya masuk ke dalam tenda setelah udara semakin dingin. Disusul dengan Sandi yang membawa segelas susu, Mesya meminum susu pemberian Sandi sampai habis.

"Mengapa Kak Sand ingin menikah dengan Mesya?!"

Sandi yang tengah merapihkan tempat tidurnya seketika terdiam saat mendengar pertanyaan dari Mesya untuknya.

"Mesya bukan wanita baik, Mesya juga tidak sempurna, terlalu banyak kekurangan pada diri Mesya, dan...."lanjut Mesya

"Sand cinta sama kamu, Mesya" potong Sand menjawab pertanyaan Mesya.

"Tapi kenapa?!...."

"Sand tidak punya alasan mengapa Sand mencintai kamu... Karena jika cinta membutuhkan alasan, maka  cepat atau lambat cinta itu juga akan hilang saat yang menjadi alasan cinta itu tumbuh berubah sewaktu-waktu"

Mesya hanya terdiam, Sandi tahu betul jika gadis dihadapannya itu tengah merasakan kegelisahan. Namun sesuai dengan janji yang ia buat, Sandi tidak akan melakukan hal apapun meski mereka tidur dalam satu tenda yang sama.

"Istirahatlah... Ini sudah sangat larut"

*****

Semilir angin yang menyentuh lembut telapak kakinya membuat Sandi terbangun dari tidurnya. Sandi membuka matanya secara perlahan dan merasakan badannya tertindih oleh sesuatu.

Saat pandangannya mulai jelas Sandi sontak terkejut karena Mesya tidur di dalam pelukannya. Meski memiliki banyak teman perempuan, bahkan beberapa kali gagal dalam percintaan Sandi tak pernah sekalipun berada sedekat itu dengan perempuan terlebih memeluknya.

Sandi seketika gemetar ketakutan, ia takut jika dirinya telah melakukan sesuatu tanpa sadar kepada Mesya. Namun posisi tubuh Sandi yang berada di ujung sisi tenda membuat dirinya sulit bergerak saat Mesya menghimpit tubuhnya.

"Mesya!! Mesya hei!! Bangun!!"

"Eehmmm" gumam Mesya

Sebagai seorang pria normal Sandi tentu saja terpancing saat gadis yang ia cintai itu menggesekkan tubuhnya semakin membenam di dada Sandi.

"Mesya hei!!"

Bahkan di saat seperti itu Sandi berusaha mengangkat kedua tangannya agar tidak menyentuh Mesya. Namun Sandi semakin tersulut oleh nafsu saat wajah Mesya itu mendongak dan tangannya mulai merangkul tubuhnya.

"Kak Sand,,, dingin"

Suara lirih Mesya yang mengigau membuat Sandi merasakan seluruh tubuhnya memanas, bagaimanapun Sandi pria normal dan manusia biasa, bahkan kini usianya telah menginjak kepala tiga. Teman sebayanya banyak yang telah menikah dan juga memiliki anak, sedangkan Sandi memiliki pacar pun tidak.

Setiap merasa bertemu dengan wanita yang menurut ia cocok, maka Sandi akan langsung mengajaknya menikah. Namun, beberapa kali Sandi mendapatkan penolakan sehingga hal itu yang menjadi ketakutan Sandi untuk memulai hubungan baru.

Sandi tak sanggup menahan hasratnya, ia meraih leher bagian belakang Mesya dan menarik tubuh Mesya hingga sepenuhnya dalam dekapannya.

Wajah Mesya hanya berjarak beberapa senti dari wajah Sandi. Menatap gadis cantik dihadapannya itu membuat nafas Sandi memburu dan detak jantungnya semakin berdebar cepat.

"Tidak!! Jangan lakukan ini Sandi!! Jangan" batin Sandi yang mencoba menyadarkan dirinya sendiri.

Pergerakan dari Mesya yang tiba-tiba membuat Sandi sepenuhnya tak berdaya, tanpa sadar Sandi langsung mencium bibir merah Mesya yang masih setengah sadar itu. Bibir kecil yang terasa lembut dan hangat itu hampir membuat Sandi tak bisa mengendalikan dirinya, namun hingga akhirnya Sandi tersadar dan melepaskan pautan bibirnya. Ia menghela nafasnya yang terengah-engah dan segera menjauhkan tubuh Mesya dari dekapannya.

Sandi yang tengah gelisah berlari ke luar tenda, ia membuka jaket yang dikenakannya dan membiarkan udara dingin meresap dan mendinginkan seluruh tubuhnya.

"Mengapa kamu melepas jaket mu, Sandi?!"

Hilda berjalan datang melewati tenda Sandi dengan membawa termos kecil ditangannya. Melihat Sandi yang hanya mengenakan kaos berwarna hitam tanpa memakai jaket itu berhasil menarik perhatiannya. Hilda duduk disamping Sandi dan memberikan segelas air hangat kepadanya, Hilda bahkan membantu mengenakan kembali jaket yang sempat Sandi buka.

"Tidak Hilda!! Biarkan tetap seperti ini sebentar" Pinta Sandi.

Hilda hanya menuruti apa yang dikatakan Sandi dan kembali meletakan jaket milik Sandi ke atas kursi lipat disampingnya. Mendapati Hilda yang duduk di sampingnya membuat Sandi semakin gelisah, tanpa alasan apapun Sandi meminta Hilda untuk segera pergi meninggalkannya sendirian.

"Tapi Sandi...."

"Aku mohon Hilda!!  Pergi!!!"

Hilda melangkah meninggalkan Sandi sendirian di depan tendanya. Awalnya Hilda berpikir jika Sandi mungkin tengah bertengkar dengan gadis yang ia bawa bersamanya, namun siapa yang menyangka Hilda mendengar gadis itu memanggil Sandi dari dalam tenda dan membuat Sandi bergegas masuk kembali ke dalam tendanya.

"Apa aku benar-benar tidak memiliki harapan lagi, Sandi?" Batin Hilda yang merasa kecewa.

Di dalam tenda Sandi melihat Mesya memegang ponselnya dan memberitahukan jika kakak perempuan sandi meneleponnya. Setelah menerima panggilan tersebut ekspresi wajah sandi seketika berubah  cemas dan tiba-tiba mengajak Mesya untuk segera pulang.

"Tapi kenapa Kak Sand?!"

Tanpa menjawab pertanyaan dari Mesya, Sandi merapihkan semua barang-barangnya satu persatu begitu pun Mesya yang membantu berkemas meski dalam kebingungan.

*****

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!