Di masa putih abu-abu, Juwita dan Calvin Cloud menikah karena kesalahpahaman. Calvin meminta Juwita untuk menyembunyikan status pernikahan mereka.
Setelah lulus sekolah, Calvin pergi ke luar negeri untuk menempuh pendidikan. Sedangkan Juwita memilih berkuliah di Indonesia. Mereka pun saling menjauh, tak memberi kabar seperti kebanyakan pasangan lainnya.
Lima tahun kemudian, Juwita dan Calvin dipertemukan kembali. Calvin baru saja diangkat menjadi presdir baru di perusahaan Lara Crop. Juwita juga diterima menjadi karyawan di perusahaan tersebut.
Akan tetapi, setelah bertemu, sikap Calvin tetap sama. Juwita pun menahan diri untuk tidak memberitahu Calvin jika beberapa tahun silam mengandung anaknya.
Bagaimanakah kelanjutan hubungan Juwita dan Calvin? Apakah Juwita akan tetap merahasiakan buah hatinya, yang selama ini tidak pernah diketahui Calvin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocean Na Vinli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. ke Apartment
"Pak Bolot?"Juwita tersenyum sumringah setelahnya maju perlahan, mendekati lelaki yang dulu ikut menyaksikan pernikahan dia dan Calvin.
"Siapa ya?" Mungkin karena perubahan bentuk tubuh dan penampilan Juwita, Pak Bolot tidak mengenali Juwita. Lelaki berbadan gempal itu lantas memindai Juwita dari atas sampai ke bawah sambil menggaruk kepala.
"Ini aku Juwita, Pak,"ucap Juwita dengan senyum di bibir semakin merekah.
"Apa? Kamu ngomong apa?" Ternyata Pak Bolot masih kurang dalam pendengarannya alias masih budek.
Hal itu membuat Juwita menahan senyum, sebab Pak Bolot belum juga berubah, masih sama seperti dulu.
"Juwita Pak! Namaku Juwita!" seru Juwita sambil berusaha mendekatkan bibir di telinga Pak Bolot.
"Hah? Apa? Mita?" Pak Bolot masih belum mendengar. Sedari tadi dia pun masih mengamati Juwita, yang menurutnya tidak asing.
Juwita membuang napas berat kemudian kembali mendekatkan bibir di telinga Pak Bolot.
"Juwita Pak!!!" Mau tak mau Juwita pun akhirnya berteriak. Juwita menyengir kuda kala orang-orang yang lalu-lalang di sekitar memusatkan perhatian kepada mereka sekarang.
"Juwita? Juwita yang gendut sama suka pakai kacamata itu ya." Pak Bolot akhirnya dapat mendengar. Dia langsung memegang kedua pundak Juwita dan memutar-mutar badan Juwita sebentar. Melihat salah satu murid yang menurutnya baik dan ramah.
Juwita mengangguk cepat sambil melempar senyum. "Iya ini aku Juwita, Pak!"
Pak Bolot tersenyum lebar hingga menampakkan gigi-gigi kuningnya itu. "Wah makin cantik saja kamu Juwi!"
"Hehe terima kasih Pak! Bapak apa kabar? Sudah lama kita nggak ketemu Pak!" Juwita sangat senang bertemu Pak Bolot. Pak Bolot adalah salah satu guru yang baik padanya. Meskipun memiliki kekurangan dalam pendengaran.
"Baik dong, Bapak mah selalu baik, kamu ngapain ke sini, mau ketemu sama Calvin ya?" Pak Bolot menggoda, memandang Juwita dengan mata berkedip-kedip.
Juwita mengerutkan dahi sedikit. "Hehe iya Pak. Urusan kerjaan, kenapa Bapak bisa tahu aku mau ketemu Calvin di sini?" Juwita juga mulai bertanya-tanya, apa yang dilakukan Pak Bolot di pemukiman apartment-apartment elit ini, setahunya rumah Pak Bolot bukan di sini.
Pak Bolot tak langsung menjawab, karena suara Juwita yang kurang nyaring barusan, membuatnya kebingungan.
Juwita menyadari kebingungan Pak Bolot lantas kembali berteriak,"Bapak kok bisa tahu aku mau ketemu Calvin? Terus, kenapa Bapak ada di sini!"
Juwita tak peduli lagi dengan tatapan aneh orang-orang di sekitarnya.
Pak Bolot tiba-tiba tersenyum. "Iya, iya lah Bapak tahu, Bapak kan jadi asisten di apartment Calvin, setiap pagi Bapak datang ke sini beresin apartment, ini Bapak mau pulang, besok ke sini lagi. Bapak tadi asal nebak loh, ya aneh aja kalau kamu ke sini ketemu Bapak kan, hehe."
Juwita diam sejenak, mulai penasaran dengan kehidupan Pak Bolot. Pasalnya setelah dia dan Calvin menikah, Pak Bolot tiba-tiba dipecat secara tidak hormat. Sempat terdengar kabar burung bila Marisa alias mama mertuanya lah yang meminta kepala sekolah memecat Pak Bolot. Entah atas dasar apa Pak Bolot dipecat, tapi Juwita dapat menebak hal itu berhubungan dengan dia dan Calvin.
"Jadi Bapak kerja sama Calvin sekarang, udah berapa lama Bapak kerjanya?" Juwita bertanya dengan suara yang nyaring.
Mata Pak Bolot langsung menghadap ke atas. Dia tampak mengingat-ingat berapa tahun dia berkerja.
"Kurang lebih lima tahun kayaknya Juwi, selepas Bapak dipecat, Calvin tiba-tiba datang ke rumah Bapak, minta tolong sama Bapak jagain apartmentnya yang jarang ditinggalin," terang Pak Bolot kemudian.
Mendengar kata 'apartment' Juwita baru saja sadar dengan kedatangannya kemari. Juwita mulai panik.
"Pak Bolot aku permisi dulu, aku ke sini karena ada kerjaan sama Calvin, aku mohon Pak Bolot jangan kasi tahu orang kalau kami pasangan suami istri, daaa Pak," balas Juwita kemudian memutar tumit dengan cepat dan berjalan cepat menuju pintu utama gedung.
Pak Bolot justru menggaruk kepala.
"Juwita ngomong apa ya barusan?" gumam Pak Bolot dengan kening berkerut kuat.
"Ah sudahlah, aku mau pulang, mau pulang kelonan sama istriku, hehe." Detik selanjutnya Pak Bolot tiba-tiba membalikkan badan kemudian melangkah dengan riang menuju parkiran apartment.
Sementara itu, di lantai tiga tepatnya di pintu apartment 01, Juwita menarik napas panjang, mengatur pernapasannya yang terengah-engah karena baru saja selesai berlari di bawah tadi.
"Ayo Juwita, semangat, kalau dia marah kamu datang terlambat, kamu diam saja, lagi pula ini salahmu juga," gumam Juwita sebelum masuk ke ruangan. Juwita sudah siap dimarahi Calvin karena dia datang tidak sesuai perjanjian di awal.
Berdasarkan perkataan Ardi kemarin, Juwita diperbolehkan untuk langsung masuk ke apartment. Juwita juga sudah diberikan sandi apartment.
Secara perlahan Juwita pun menekan nomor sandi di smart lock pintu kemudian mendorong pintu.
Namun, baru saja menginjakkan kaki di dalam, pemandangan di depan mata sekarang membuat Juwita berteriak histeris.
"Calvin! Apa-apaan kamu?!"
atau sebaliknya gustav tdr dengan juwita.. aku gk mau baca lg thor/Scream//Joyful/