NovelToon NovelToon
3M's True Love

3M's True Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Phine Femelia

Cerita ini berkisah tentang perjalanan ketiga saudara kembar...Miko, Mike, dan Miki dalam menemukan cinta sejati. Bisakah mereka bertemu di usianya yang sangat muda?
Ikuti kisah mereka bertiga ^^



Harap bijak dalam membaca...
Plagiat dilarang mendekat...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phine Femelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

"Mama akan menceritakan kepada kamu tapi nanti ketika kamu sudah lulus karena mama anggap kamu sudah semakin dewasa. Kami ingin melakukan yang terbaik untuk kamu sama seperti terhadap Winda"

Mamanya mengelus pelan rambut Devie hanya sebentar.

"Jadi mama mohon kamu jangan cuma fokus secara biologis. Tentang ini cuma sebagai hal yang cukup diketahui. Selebihnya kamu tetap keluarga kami"

"Aku minta maaf membuat papa dan mama khawatir" kata Devie dengan berusaha tidak mengeluarkan air mata.

"Yang penting sekarang kamu pulang dan tetap seperti sebelumnya. Ya?" kata mamanya pelan.

Beliau memeluk Devie dan Devie membalas pelukan beliau. Tanpa menimbulkan suara Winda berjalan pergi dengan pelan. Setidaknya lega kakaknya sudah bisa menerima. 

"Sekarang kita makan malam bersama. Papa sengaja pulang cepat agar bisa makan dengan kamu" kata papanya dengan tersenyum.

Devie tersenyum.

"Terima kasih, Pa, Ma"

Mereka tersenyum dan mamanya mengelus pelan punggung Devie. Pukul 19.15. Mereka baru berkumpul untuk makan dan Devie berpikir sebentar.

"Pa, Ma, apa aku boleh tahu sesuatu hal?"

"Apa, Dev?" tanya papanya.

"Aku ingin tahu tentang kedua orang tua kandungku" kata Devie pelan.

Mamanya mulai khawatir.

"Kenapa kamu ingin tahu? Mama sudah bicara tentang kamu yang bukan anak kami cuma sebagai pengetahuan saja. Gak..."

"Aku cuma mau tahu, Ma. Aku gak punya maksud apapun" potong Devie pelan.

"Ya...bagaimanapun juga kamu berhak tahu" kata papanya pelan.

"...tapi, Pa..."

"Ma, gimanapun juga beliau yang membuat aku lahir di dunia ini" potong Devie pelan.

"Tetap saja, Nak. Kamu gak perlu..."

"Aku cuma mau tahu asal usul mereka. Mama jangan khawatir. Aku tetap anak papa dan mama jadi tolong ceritakan kepada aku" potong Devie pelan.

"Ya, Ma. Devie, anak kita memang berhak tahu tapi Dev,..."

Papanya melihat Devie.

"...papa berharap setelah kamu tahu tidak berusaha untuk mencari tahu lagi. Papa maupun mama tidak mau kehilangan kamu" lanjut papanya.

"Ya. Aku janji. Aku cuma mau tahu"

Akhirnya Devie diceritakan oleh papanya. Semakin lama Devie merasa tidak menyangka dan sedih karena ternyata papa kandungnya tidak mengharapkan kehadiran seorang anak.

"Devie, kamu masih ingat? Papa kandung kamu cuma sebagian kecil orang yang tidak menginginkan kamu tapi papa yakin orang yang lainnya akan sayang ketika berada di dekat kamu. Kamu seperti Mbak Tutik yang sangat baik, peduli dengan keadaan orang lain dan ikhlas. Lihat. Kamu sering berkorban untuk adikmu, Winda. Kamu juga sering membantu teman yang butuh pertolongan. Tanpa pamrih. Kamu tahu?"

Devie berpikir.

"Papa dan mama memang mengajarkan kebaikan kepada kamu tapi kalau kamu sendiri tidak mau berbuat baik kami bisa apa? Paling cuma bisa menggertak tapi lambat laun kamu dewasa, Dev. Tidak mungkin lagi terus menurut kami makanya kami beruntung kamu seperti Mbak Tutik"

Papanya tersenyum.

"Terima kasih sudah menjadi anak yang baik untuk kami" lanjut papanya bahagia.

"Aku yang terima kasih sama papa dan mama. Begitu menyayangi aku seperti anak kandung sendiri" kata Devie pelan dan merasa terharu.

"Sudah ya, Nak? Jangan mengungkit anak kandung atau anak angkat. Kamu maupun Winda anak kami" kata mamanya pelan.

Devie mengangguk dengan merasa beruntung dan berpikir sebentar.

"...tapi Winda di mana?" tanya Devie pelan.

Papa dan mamanya saling melihat.

"Benar juga. Kenapa Winda tidak ikut ke sini?" tanya papanya.

Mamanya segera berdiri dan berjalan menuju kamar Winda lalu mengetuk sebentar dan sesekali memanggil Winda. Agak lama akhirnya pintu dibuka. Winda melihat terus mamanya.

"Ma, aku minta maaf. Aku gak layak jadi anak kandung mama. Sejak dulu aku selalu membuat masalah" kata Winda pelan.

"Kamu bicara apa? Kamu gak boleh bicara begitu. Apa yang membuat kamu bisa bicara begini?"

"Aku membuat keadaan jadi kacau. Seharusnya Kak Devie tahu ketika sudah waktunya. Bukan lebih awal begini" kata Winda dengan merasa bersalah.

"Justru aku terima kasih sama kamu, Win"

Mereka menoleh ke asal suara dan melihat Devie. Devie berjalan menghampiri Winda dan berdiri di hadapannya lalu memegang tangan kanan Winda dan Winda mau bicara.

"Kamu mau bicara apa? Minta maaf? Kamu gak perlu minta maaf terus. Aku memang harus tahu tentang diriku sendiri. Terima kasih, Adikku" kata Devie dengan tersenyum.

"Kak, kenapa jadi...?"

Winda mengeluarkan air mata.

"Astaga. Kenapa kamu menangis?" kata Devie pura-pura terkejut.

"Gak, Kak. Aku itu..."

Winda berhenti mengeluarkan air mata.

"...ah...entahlah" lanjut Winda pelan.

Devie tersenyum lalu memeluk Winda dan mamanya ikut tersenyum bahagia. Sesekali Devie mengelus punggung Winda untuk menenangkan.

***

Winda : Malam ini justru berakhir dengan terharu. Kak Devie memang selalu membuat gue jadi adik yang beruntung

Novita : Baguslah, Win. Masalah lo dengan Kak Devie selesai

Silvia : Ya. Gue juga ikut senang. Kak Devie baik, Win. Lo harus bersyukur punya kakak seperti Kak Devie. Gue anak tunggal jadi gak bisa tahu rasanya punya saudara. Pokoknya kalian beruntung bisa punya saudara yang baik"

Winda : Lo punya kita, Sil

Novita : Benar. Hehehe...

Winda : Gue punya rencana mau minta maaf juga sama Kak Fandi. Gue juga mau bicara kalau sudah ikhlas Kak Fandi dengan Kak Devie

Novita : Bagus

Winda berpikir sebentar.

Winda : Mike, gue mau bicara sama lo

Winda mengirimkan chat itu kepada Mike. Pukul 22.00. Mike baru melihat handphonenya setelah dari kamar Miki mengajak becanda. Mike masih saja menggoda Miki tentang Novita. Mike merasa senang membaca chat Winda dan segera telepon.

"Apa yang mau dibicarakan Winda kepada gue?" pikir Mike penasaran.

Mike dua kali telepon Winda tapi tidak diterima sehingga jadi berpikir.

"Kenapa ya?" pikir Mike.

Mike : Lo mau bicara apa? Gue telepon ya?

Chat itu dikirim Mike ke nomor Winda. Belum dibalas sehingga Mike menunggu dengan berbaring lalu memikirkan Bella dan menghela napas.

"Gue sudah tiga kali mengajak dia tapi tetap saja gak mau. Gak seru banget. Percuma juga dilanjutkan. Dalam kamus gue kalau sampai tiga kali masih gak mau berarti tinggal. Kalau begitu besok gue putusin saja Bella" pikir Mike.

Mike melihat layar handphone. Belum ada balasan dari Winda.

"Kenapa gak dibalas? Dia juga gak membaca. Apa sudah tidur?" pikir Mike.

Mike melihat jam dinding.

"Kalau dipikir lagi selama ini gue memang gak tahu dia tidur jam berapa" pikir Mike.

Mike meletakkan handphonenya di atas nakas. Keesokan harinya. Pukul 05.30. Winda membalas chat Mike.

Winda : Kita bertemu saja. Gimana? Terserah lo

Winda menunggu balasan dari Mike tapi justru ada telepon masuk.

1
Delita bae
💪💪💪👍👍🙏
Delita bae
mangat ya😁😇
Delita bae
saya mampir 😊dukung juga karya saya🙏
semangat💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!