Menolak dijodohkan, kata yang tepat untuk Azalea dan Jagat. Membuat keduanya memilih mengabdikan diri untuk profesi masing-masing. Tapi siapa sangka keduanya justru dipertemukan dan jatuh cinta satu sama lain di tempat mereka mengabdi.
"Tuhan sudah menakdirkan kisah keduanya bahkan jauh sebelum keduanya membingkai cerita manis di Kongo..."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Gadis nakal!
Sejurus kemudian Aza menghentikan langkahnya teringat sesuatu tepat disaat ia akan berganti pakaian, "tapi aku mesti ketemu dokter Alteja, buat periksa laporanku...gimana dong?"
"Hahaha derita lo. Ya udah, berarti fix elu ngga ikut liat om-om yang aduhai..." jawab Yuan singkat menyudahi aksi mengecek lubang hidungnya. Aman! Lubangnya masih 2, bulunya masih lebat sebagai penyaring udara di dalam sana, dan 100 persen merah merona karena terbentur jidat Aza.
"Ya jangan gitu lah....masa kemaren ngga liat sekarang juga absen. Mubadzir donggg tiketnya dibeli mahal-mahal juga dapet bujuk-bujuk anak bujang orang..." dengan terang-terangan Aza menyertakan alasannya pergi kesini salah satunya adalah untuk melihat satu banjar penuh tubuh atletis yang banjir keringet, slurrpp! Kapan lagi liat perwira gagah di balik seragam lorengnya memperlihatkan abs sambil menyanyi berseru, cuma cewek yang abnormal lah yang ikhlas melewatkan moment itu.
"Gini aja. Lo alesan mau ikut olahraga aja bareng kita, pasti dikasih ijin sama dokter Teja." alisnya naik turun menepuk pundak Aza yang kini menampilkan cengirannya, sepertinya Yuan memang sejenis setan karena ajarannya itu sungguh menyesatkan. Hera melemparkan tawa renyah, "dasar se tan."
"Ngga usah nyengir bau... Sana ke kamar mandi dulu, sikat gigi sama cuci muka, kadal padang pasir juga emoh liat lo..." titah Yuan diangguki Aza, "tapi tungguin gue ijin dulu sama dokter Teja. Awas kalo ninggalin..." ucap Aza dijempoli Yuan.
"Okeh sistah!" angguknya.
Alhasil di kantinlah Aza berada. Dimana dokter Teja masih sarapan bersama para sepuh, dokter Dimas, dokter Maya, dan mbak Nitia.
"Dok," wajah dokter Teja sudah macam emaknya singa yang lagi makan terus diganggu lalat, jutek! Kayanya dokter Teja belum nemu kopi nih....
"Kenapa?"
"Senyam-senyum gini ada maunya, nih..." tuduh dokter Dimas suudzon namun tepat sasaran.
"Laporan yang kemaren sudah beres. Cuma pagi ini saya mau ikut dulu olahraga pagi bareng yang lain...jadi mungkin untuk diskusi nanti setelah selesai olahraga, atau waktu senggang dokter, bagaimana?"
Dokter Dimas tertawa diantara kunyahannya, "apa gue katee..." cibirnya memancing tawa kecil dokter Maya juga.
"Ya sudah. Terserah saja," usirnya pada Aza, meski tak frontal Aza tau jika dokter Teja nyatanya tak mau acara santap paginya diganggu Aza.
"Oke, makasih dok..." angguknya menunduk sopan.
"Aneh...katanya mahasiswi terbaik, tapi senengnya nunda tugas, gimana sih ini ck...ck..." gumam dokter Teja menggelengkan kepalanya setelah Aza ngibrit pergi.
....
Salahkan takdir, memberinya badan bagus sampai-sampai orang-orang tak percaya jika Aza itu sebenarnya pemalasan.
Diajak lari saja banyak ngeluhnya, padahal kan biasanya seorang dokter adalah orang yang paling getol menyarankan olahraga pada pasien saat si pasien tersebut terdeteksi mengalami segudang penyakit.
"Bentar lah istirahat dulu, kita bukan musafir..." bahkan Yuan sudah mendorong punggungnya berkali-kali, bergantian sebenarnya. Air minum yang dibekal pun sudah hampir habis diteguk, padahal baru juga satu keliling.
"Gila euy, ngga kebayang jadi onta..." oceh Aza sambil mengap-mengap, keringat membanjiri wajah cantiknya beserta rambut poni, "untung tadi ngga mandi dulu...."
Mereka tertawa, bisa-bisanya Aza melucu ditengah nafas yang sabtu-minggu.
"Njirr, halahh...ngga berbakat jadi prajurit ini...so-so'an ijin sama dokter Alteja mau ikut olahraga, jadi karma sendiri." Aza mengusap keringat di kening dan sekitaran pelipis.
Hanya mengelilingi camp, tapi kok rasanya ya persis ngelilingin nusantara gitu!
"Ck. Masih sempet-sempetnya ngelawak Za...Nafas aku udah sabtu minggu, ini ih..." keluh Hera diangguki Laras.
"Sepadan lah...coba liat bentar lagi..." ujar Yuan memilih sebuah batu untuknya mendudukan pan tat.
Aza melirik jam tangannya dengan mulut yang masih meneguk minum dari botol, udah jam setengah delapan. Namun tak lama dari sana, hanya berselang beberapa detik saja, sayup seruan suara berat nan dalam bergema dari arah lain, ketika mereka memilih beristirahat tepat di luar gerbang camp.
Jangan sampai merusak barisan !!
Banjar dan shaf nya harus diluruskan !!!
Byurrrr!
Uhukkk-uhukkk!
Aza cukup dibuat terkejut ketika melihat satu banjar abang-abang kacang ijo berlari kecil nan rapi dengan keringat membasahi kaos mencetak badan, ada pula yang sampai membuka kaos dan hanya menyampirkannya di pundak.
"Huhuyyy, Za liat ngga lo? Yahhh...elah sampai batuk-batuk lagi ah!" Yuan menepuk punggung Aza, sementara Laras, Hera, Nisa dan 2 lain sudah menatap intens para pria gagah itu meski sesekali menutupi aksinya dengan berpura-pura sibuk sendiri.
"Hahaha, kamvrett emang lo semua...ada ya anak perawan macam gini, astagahhh untung ngga ngajak-ngajak mbak Nitia, auto diomelin anaknya lo semua." Tawa Yuan geli melihat kelakuan para gadis ini.
Satu banjar penuh yang dicampuri oleh beberapa personel prajurit setempat termasuk negara lain melintas benar-benar di depan hidung. Bahkan beberapanya sempat menggoda dan bertanya pada mereka.
"Olahraga juga sus..." ucap salah seorangnya seraya berlari.
"Witwiiww!" goda mereka. Sementara Aza sudah anteng memandangi para perwira itu, "yang begini nih yang seger..." akuinya komat-kamit kembali memancing dorongan di bahu dari Nisa.
Laras bahkan tertawa terpingkal menyadari aksi absurd mereka yang sudah dilakukan 2 kali itu, kemarin dan hari ini.
"Apa gue katee Za, vitamin pagi nih yang kaya begini nih...jangan sampai dilewatkan!" ujar Nisa disetujui Aza dengan mengangguk, "setuju!"
Tak jarang beberapa tentara yang mungkin sama-sama bujang mengedip genit atau sesekali tertawa gemas.
"Njirr lah, gue nemenin lo semua kaya gini, dikira ntar gue belok lagi..." dengus Yuan masih tertawa-tawa.
"Ck...ck...Tuhan tuh emang pencipta yang paling perfect tau ngga...ciptaannya tuh indahhhh banget," gumam Aza begitu lirih, "betah nih kalo begini tiap hari, rela deh gantiin batu-batuan jalan yang kena tendang mereka.." ocehnya lagi.
"Kalo gue, Za...ciptaan Tuhan yang indah juga?" tanya Yuan menarik wajah Aza langsung ke depan mukanya yang sontak ditepis Aza, "lo juga ciptaan. Ciptaan Tuhan yang gagal..."
Bwahahaha!
Yuan mencebik dan mendorong punggung Aza.
"Om! Don't you want me like i want you baby!!!" jerit Aza berani yang memancing tawa dan dorongan Yuan serta yang lain, begitupun menolehnya 2 tentara paling belakang, ketika mereka sudah menjauh.
"Gokill..."
"Kam vrettt, bener-bener nih calon dokter, geloo!" umpat Yuan menghardik.
"Ya Allah dok, i want you juga kok..." suara berat nan dalam membalasnya dari arah belakang.
Mereka langsung menghentikan tawanya dan menoleh terkejut ke belakang.
~ Jagat ~
Jagat sudah bersiap sejak pagi-pagi, tepatnya selesai subuh. Ia dan satu unit berisi 12 orang dipimpin kapten Yuda harus mengawal jalannya pembangunan infrastruktur wilayah, termasuk membantu membangun fasilitas sekolah yang rusak agar dapat digunakan kembali.
Apel pagi sudah dilaksanakan, waktunya berangkat, dimana Rafi tengah mengambil truk Reo dari garasi.
"Gat, tunggu di gerbang..." Yuda mengajak Jagat bersama Toni dan Dika yang mengekor.
Sesekali ocehan Dika dan Toni menyela keseriusan obrolan Yuda dan hingga berakhir dengan kapten Yuda yang memarahi keduanya.
Entah kebetulan atau sudah jalannya untuk berjodoh, Aza selalu hadir di pandangannya. Seperti pagi ini, dimana sekarang, gadis ini tengah berdiri lengkap dengan stelan lari paginya bersama kawan-kawan nakes muda di depan gerbang camp.
Bukan hanya itu saja, bahkan dengan terang-terangannya ia meng-kum kan diri sebagai pemuja tubuh atletis para perwira juniornya.
"Om! Don't you want me like i want you, baby!!!" jeritnya persis monyedd minta dikawin. Gadis nakal!!!
Lihat wajah bahagianya menggambarkan jika gadis itu tak menyesal sama sekali, damn Azaaa! Awas nanti!
"Ya Allah dok, i want you juga kok!" Toni justru membalasnya, membuat Jagat menoleh horor dan menyenggolnya dengan tatapan sinis, "dia sudah punya calon suami."
.
.
.
.
.
kalau ada aza mesti rameeee🤣...
semangat up terus ya mak sin 💪😅🙏