Niatnya kabur dari rumah dan memilih berpetualang sendiri, membuat Josceline harus berurusan dengan pria menyebalkan bernama Damian.
Celine sama sekali tak tahu jika dia telah berurusan dengan seorang Mafia kejam. Bagaimana kisah mereka nantinya? Simak kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Racun Pengadilan
Damian masih menatap Celine dengan tatapan terpesona. Mateo memilih duduk dari pada berkuda. Sedang Damian tetap berdiri di tempatnya dan matanya tak lepas sedikit pun dari pergerakan Black, kuda yang di tunggangi Celine
"Apa yang sedang kau pikirkan, Dam. Sejak tadi ku perhatikan kau terus tersenyum tak jelas."
"Itu karena aku sedang mengaguminya. Hanya suka saja ku rasa tak akan cukup. Aku sepertinya benar-benar telah jatuh terperosok dalam pesonanya."
"Dia hadir dengan banyak kejutan, kan? Tanya Mateo. Sebagai seorang pria dia pun juga tak menyangka. Gadis yang semula dia ira lemah lembut ternyata hanya casing luarnya saja.
Mateo bisa mengambil kesimpulan jika apa yang dia pikirkan benar. Celine adalah keturunan Mafia besar Klan Alexander yang mana keluarganya bahkan memiliki laboratorium besar yang sangat terkenal di dunia medis maupun dunia bawah.
Damian menoleh memandang mateo, "Kau sudah tahu siapa dia sebenarnya?" tanya Damian penasaran.
"Jika tebakanku tidak salah, Josceline Alexander itu adalah putri dari Benjamin Alexander. Pemimpin klan mafia terbesar di Australia. Ayahnya pendiri Sword of Science Laboratorium yang membuat segala macam obat dan ramuan aneh. Dari yang bisa menyelamatkan orang sekarat atau sebaliknya. Orang yang sehat bisa jadi sekarat karena obat-obatan yang mereka produksi.
Selain itu, yang kudengar Benjamin adalah pemilik dari pabrik sanjata api dan sekaligus pemasok terbesar senjata api untuk angkatan militer. Benjamin ini sangat di segani dan informasi keluarganya sangat rahasia."
"Jika seperti itu dari mana kau bisa menyimpulkan jika Celine adalah putrinya?" tanya Damian. Damian memang pernah mendengar nama Benjamin alexander. Bahkan dulu dia sempat pernah hampir memesan senjata dari pria itu. Namun, Damian urung karena dia mendapatkan barang jarahan dari musuhnya saat itu dengan kualitas senjata yang lumayan bagus.
"Beraninya kalian menggunjing ayahku." Jack tiba-tiba berdiri di belakang Mateo dan Damian. Mereka seketika menegang.
"Kami tidak membicarakan keburukannya. Kami justru sedang membicarakan kehebatannya," jawab Mateo sebisa mungkin memasang wajah tenang.
Jack tersenyum miring, dia berdiri ditengah-tengah Damian dan Mateo sembari menatap adiknya yang asyik memacu kuda kesayangannya.
"Apa yang kalian lakukan di Oklahoma?" tanya Jack.
"mengurus bisnis klub malamku yang tiba-tiba terbakar."
"Terbakar atau dibakar?"
Damian menoleh menatap kakak Celine. Dia tak menyangka pria itu dengan cepat tahu.
"Tidak perlu terpesona seperti itu. Segala sesuatu yang berhubungan dengan Celine, kami harus cepat tahu. Kami tidak bisa melepas pengawasan kami darinya. Atau dia akan membuatmu dalam masalah."
"Maksudmu?"
"Lama kelamaan kau pasti akan mengetahuinya. Biar ini menjadi kejutan untukmu dan aku juga ingin melihat seberapa besar keseriusanmu padanya."
"Kau meragukanku? Apa ujian yang tadi belum cukup untuk memperlihatkan keseriusanku?"
"Ku beri satu petunjuk padamu. Apa yang kau lihat sekarang belum ada 10% dari kepribadiannya," kata Jack penuh dengan teka-teki. Meski penasaran, tapi ada hal lain yang lebih penting yang ingin dia ketahui.
"Apa aku boleh bertanya sesuatu?" Damian akhirnya memberanikan diri untuk mencari jawaban atas rasa penasarannya.
"Silahkan, tapi aku juga punya hak untuk tidak menjawabnya, kan?"
"Itu terserah padamu." Damian sesaat menghela napas. Dia lalu merubah raut wajahnya menjadi lebih serius.
"Di Oklahoma Celine membawa beberapa butir obat atau apapun itu, entahlah, tapi dia memberikannya 1 butir pada pria yang di duga pelaku pembakaran klubku. Apa kau tahu obat apa itu? Karena setelah pria tersebut menelan obat itu, dia mengerang kesakitan."
Jack tertawa lirih. Dia tak menyangka adiknya akan berbuat sejauh itu demi Pria yang berdiri di sampingnya ini. Padahal pria itu lebih pantas menjadi paman Celine ketimbang kekasihnya.
"Itu adalah racun pengadilan. Racun yang diciptakan oleh Celine sendiri."
"Racun pengadilan. Namanya terdengar aneh."
"Jangan sampai adikku mendengar ucapanmu itu, jika tidak ...."
"Jika tidak apa?" tanya Damian penasaran.
"JIka tidak, aku akan membuatmu memakan racun itu. Agar kau tahu rasanya diadili."
Celine tiba-tiba sudah berdiri di samping Mateo. Sangking serius dan penasaran dengan obat yang Celine bawa, Damian dan Mateo sampai tak menyadari jika Celine sudah turun dari kuda dan menghampiri mereka.
"Bola yang ditelan pria itu adalah bola racun pengadilan. Bola itu berisi virus dan mikro bom. Meski mikro tapi daya ledaknya cukup kuat. Hanya penjahat dan para pengganggu yang akan menelan obat itu. Apalagi jika orang itu menggangguku. Maka aku tidak akan segan untuk memasukkan bola itu kedalam perut mereka termasuk kau."
Mateo menelan ludahnya kasar. Ternyata ada yang lebih mengerikan dari sepupunya dan itu adalah seorang perempuan. Benar-benar luar biasa.
...****************...