Kinan ibu muda berumur dua puluh enam tahun harus terjebak pada hubungan terlarang dengan seorang laki- laki karena keadaan ekonomi keluarganya yang sedang kacau. Dia terpaksa meminjam uang untuk biaya operasi sang anak dengan imbalan menyerahkan tubuhnya pada laki- laki tersebut karena dia tidak mampu mengembalikan uangnya. Sedangkan sang suami yang sejak dua tahun kena PHK harus kerja serabutan tiba- tiba menghilang entah ke mana. Mampukah Kinan menjalani hari- harinya seorang diri di tengah permasalahan yang tiada habisnya...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Hamil..?
Pagi- pagi Kinan bangun dari tidurnya. Kepalanya teras begitu berat dan pusing. Beberapa malam dia tidak bisa tidur dengan nyenyak karena teringat terus dengan Raka dan merasa bersalah pada Rangga. Kinan begitu sedih karena baru pertama kali dia pisah dengan Raka.
Kinan lalu duduk di tempat tidur sambil memijit dahinya. Perlahan dia bangun dan keluar dari kamar menuju dapur. Kinan mengambil air minum karena dia merasa haus. Dia pun minum satu gelas air sambil duduk di kursi meja makan.
Kinan duduk di kursi meja makan sambil terus memijit dahinya, tapi tiba- tiba perutnya merasa bergejolak. Seperti ada yang mau keluar dari dalam sana.
"Hoek.." Kinan merasa begitu mual dan ingin muntah.
Kinan pun langsung bergegas ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya. Tapi hanya air yang baru dia minum yang keluar.
"Hoek...hoek..."
Keringat dingin pun keluar dari dahinya. Kinan kembali duduk di kursi meja makan karena kepalanya bertambah pusing.
"Ya Alloh kenapa kepalaku pusing sekali, jangan- jangan aku mau sakit..." gumam Kinan.
"Hoek..hoek..." Kinan kembali muntah tapi tidak ada yang keluar.
Kinan pun mengusap perutnya.
"Oh ya ampun... Sudah lama aku nggak datang bulan, dan sekarang aku muntah- muntah. Apa jangan- jangan aku.... Oh nggak..ini nggak mungkin..." ucap Kinan sambil menggeleng- gelengkan kepalanya.
Kinan lalu berjalan menuju ruang tamu dan melihat kalender di sana. Dia mengecek kapan dia terakhir datang bulan karena dia selalu memberi tanda tanggal datang bulannya di sana.
"Hah..? Nggak..ini nggak mungkin...'' ucap Kinan sambil menutup mulutnya.
Ternyata Kinan sudah tiga bulan tidak mendapat menstruasi. Dan selama tiga bulan ini lah dia selalu berhubungan badan dengan Andrew tanpa menggunakan pengaman. Dan Kinan merasa yakin kalau dirinya tengah hamil.
Kinan lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kemudian Kinan memakai baju bersiap untuk pergi ke apotik membeli tespek. Dia ingin memastikan apakah dia benar- benar hamil atau hanya telat saja.
Kinan bergegas keluar dari rumah berjalan menuju apotek. Dia menelusuri jalanan kampung menuju jalan raya. Dan tibalah dia di sebuat apotik lalu membeli beberapa tespek. Kinan segera pulang setelah mendapat apa yang dia butuhkan.
Sesampainya di rumah dia segera pergi ke kamar mandi untuk mengambil air seninya dan menampungnya ke sebuah wadah. Perlahan dia membuka tespek tersebut dan mencelupkan ke dalam air seni.
Satu detik dua detik Kinan memperhatikan perubahan dari tespek tersebut. Dan betapa syok nya Kinan setelah melihat dua garis merah yang begitu jelas terlihat nyata di depan matanya.
"Hah...? Nggak..nggak... Kenapa bisa seperti ini...hik..hik..." Kinan menangis.
Dia duduk di lantai kamar mandi yang basah sambil menangis meratapi nasibnya.
"Ya Alloh, apa yang harus aku lakukan..? Hik..hik... apa tuan Andrew mau bertanggung jawab..? Bagaimana kalau dia tidak mau mengakui anaknya dan tidak mau bertanggung jawab..? Aku harus bagaimana ya Alloh... Hik..hik..." Kinan terus menangis karena merasa panik dan juga bingung.
Tiga puluh menit lamanya dia menangis di kamar mandi, Kinan lalu keluar dan berjalan menuju kamar. Baru saja dia akan masuk ke dalam kamar ,tiba- tiba ada yang mengetuk pintu dari luar.
"Tok..tok..tok..."
Kinan lalu berjalan ke arah pintu lalu mengintip dari hordeng siapa yang ada di luar sana. Ternyata bu Rahmi. Kinan lalu membuka pintu.
"Bu Rahmi..." ucap Kinan.
"Kinan, kamu kenapa..? Mukamu pucat sekali, apa kamu sakit..?" bu Rahmi khawatir.
"I..iya bu, kepala saya pusing,beberapa hari ini Kinan nggak bisa tidur bu, ingat Raka terus..." jawab Kinan.
"Yang sabar ya Kinan. Kamu berdoa saja supaya suatu hari nanti Raka akan kembali sama kamu..."
"Iya bu, makasih..."
"Oya Kinan , ini ibu bawain sarapan buat kamu, dimakan ya. Tadi ibu masak banyak. Nanti siang ibu mau ke rumah besan ibu di bogor sekalian jemput Susi ( menantu bu Rahmi ) dan anaknya...." ucap bu Rahmi.
"Aduh makasih banyak ya bu, jadi ngerepotin bu Rahmi lagi deh..." ucap Kinan.
"Ah nggak papa Kinan. Nanti di makan ya biar kamu cepat sembuh..."
"Iya bu,..."
Bu Rahmi pun lalu kembali ke rumahnya. Kinan lalu meletakkan makanan dari bu Rahmi di meja makan. Dibukanya satu persatu wadah makanan tersebut. Di sana ada sayur asem, ikan asin sambal dan juga ayam goreng. Kinan merasa lapar melihat semua makanan yang ada dihadapannya. Dia pun lalu makan dengan lahap.
Setelah makan Kinan lalu kembali ke kamar untuk istirahat karena kepalanya masih terasa pusing.Dia membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Kinan kembali merasa cemas dengan kehamilannya. Dia bingung harus melakukan apa.
Tidak mungkin dia akan menyembunyikan kehamilannya itu karena lambat laun orang- orang akan mengetahuinya karena perutnya semakin hari akan bertambah besar. Lalu dia harus meminta pertanggung jawaban sama siapa..?
Apakah Andrew mau bertanggung jawab sedangkan dia saja mempunyai istri. Lama-kelamaan melamun Kinan pun tertidur. Dan ketika bangun hari sudah menjelang sore.
"Lama sekali aku tertidur.." gumam Kinan setelah melihat jam di ponselnya menunjukkan pukul empat sore.
Kinan segera bangun dari tempat tidur untuk mandi karena badannya terasa lengket oleh keringat. Kinan segera membersihkan diri. Dan ketika sedang menggosok gigi Kinan kembali merasa mual. Dia pun muntah- muntah lagi di sana hingga badannya terasa lemas.
"Hoek..hoek..."
Setelah selasai muntah, Kinan masuk ke kamarnya untuk memakai pakaian. Dia lalu duduk di tempat tidur memikirkan apa yang harus dia lakukan.
"Aku harus bertemu dengan tuan Andrew, aku harus memberitahunya kalau aku hamil anaknya. Aku akan meminta pertanggung jawaban darinya..." ucap Kinan dalam hati.
"Aku tahu tuan Andrew mencintaiku, dia tidak bisa lepas dariku, dia pernah mengatakan padaku kalau dia sangat tergila- gila padaku. Aku yakin dia pasti mau bertanggung jawab atas kehamilanku ini..." sambung Kinan.
"Ya aku harus menemuinya sekarang juga..." ucap Kinan lalu mengambil tas di lemarinya dan memakai sweter agar tubuhnya tidak kedinginan karena sekarang hari sudah malam.
Kinan lalu keluar dari rumahnya berjalan menelusuri jalanan kampung menuju ke apartemen Andrew. Dia berjalan dengan langkah terburu- buru agar bisa cepat sampai ke apartemen.
Kinan lalu menaiki lift menuju lantai dua belas nomor lima. Bagitu pintu lift terbuka ,Kinan langsung keluar dari lift tersebut. Baru beberapa langkah keluar dari lift ,Kinan melihat Andrew dan juga Angel yang baru keluar dari apartemennya sambil membawa masing- masing koper di tangannya.
"Tuan Andrew..." gumam Kinan yang berhenti melangkah.
Andrew dan Angel pun kaget melihat kehadiran Kinan di hadapannya.
Angel menoleh ke arah Andrew. Andrew pun hanya diam tidak mengatakan apapun. Angel lalu melangkahkan kakinya mendekat ke arah Kinan dan meninggalkan kopernya di sebelah sang suami.
"Mau apa kamu ke sini, perempuan murahan...?" tanya Angel sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"A..aku mau..ke ketemu sa..sama tuan Andrew ..." jawab Kinan sambil menunduk.
"Mau ngapain...? Apa kau lupa kalau Andrew itu milikku...?"
"A..aku mohon aku ingin bicara dengan tuan Andrew..." jawab Kinan sambil menyatukan kedua telapak tangannya memohon pada Angel.
"Apa yang mau kau bicarakan denganku...? Bukannya urusan kita sudah selesai...?" tanya Andrew.
"Tu..tuan.." ucap Kinan kaget dengan apa yang diucapkan oleh Andrew.
"Sayang, tolong kasih waktu aku bicara sebentar dengannya..." ucap Andrew pada Angel.
"Tapi sayang..." ucap Angel keberatan.
"Tunggulah di sana..." ucap Andrew sambil menunjuk ke arah kursi panjang yang terletak beberapa meter dari lift.
"Sayang, aku ingin bicara sebentar dengannya, aku ingin menyelesaikan masalah dengannya agar dia tidak mengganggu kehidupan kita lagi..." ucap Andrew pada Angel dan membuat hati Kinan sakit mendengar ucapannya.
Angel pun menuruti apa kata Andrew dan menjauh dari mereka berdua lalu duduk di kursi panjang dekat lift.
"Ada apa..? Apa yang ingin kau bicarakan padaku..?" tanya Andrew dengan tatapan dingin seperti pertama kali mereka bertemu.
" Tu..tuan..A..aku..." jawab Kinan sambil meneteskan air matanya.
"Katakanlah..." ucap Andrew.
"A..aku ha..hamil tuan..." jawab Kinan.
Andrew pun tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya mendengar jawaban Kinan.Dia lalu mengusap wajahnya dengan kasar. Andrew diam sebentar lalu menarik nafas dalam dan mengeluarkannya dengan perlahan.
"Kau sudah tahu kan kalau aku sudah mempunyai istri. Dan kau harusnya tahu kalau hubungan kita hanya sekedar hubungan saling membutuhkan dan saling menguntungkan satu sama lain. Kau butuh uang dan aku butuh kepuasan. Dan aku tidak punya perasaan lebih dari itu..." ucap Andrew degan nada dingin.
"Sekarang istriku sudah kembali, aku sudah tidak membutuhkan kamu lagi, dan tidak akan melanjutkan hubungan bersamamu lagi Kinan. Jadi lupakan semuanya yang telah terjadi di antara kita.." lanjut Andrew.
"Ta..tapi bagaimana denganku tuan..aku mengandung anakmu...." Kinan terus saja menangis.
"Maaf... aku tidak bisa berbuat lebih soal itu. Itu diluar tanggung jawabku...." jawab Andrew lalu mengambil sesuatu dari dalam kopernya.
"Ini, di dalamnya ada uang sepuluh juta, kau gunakan saja uang itu untuk menggugurkan kandunganmu...." ucap Andrew sambil mengulurkan amplop berwarna coklat pada Kinan.
"A..apa tuan..? Kau menyuruhku menggugurkan kandungan ini...?" air mata semakin deras mengalir dari kedua pipi Kinan lalu jatuh terduduk di lantai.
"Aku tahu seperti apa keadaan kamu Kinan, kau tidak mungkin kan akan membesarkan anakmu seorang diri..? Maka dari itu gugurkan saja kandunganmu dari pada membuatku malu akan gunjingan orang dan akan menyusahkanmu di kemudian hari..." ucap Andrew lalu melempar amplop warna coklat tersebut ke hadapan Kinan.
"Tolong jangan menemuiku lagi, aku akan akan pergi ke Kanada dan menetap di sana bersama dengan istriku Angel. Lupakan semuanya apa yang sudah kita lalui bersama. Lanjutkan kembali hidupmu...." ucap Andrew lalu pergi dari hadapan Kinan.
"Tuan...hik..hikkk..." panggil tuan Kinan menangis.
Andrew terus berjalan kemudian menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.
"Maafkan aku Kinan..." batin Andrew lalu kembali meneruskan langkahnya.
"Ayo sayang kita pergi. Satu jam lagi pesawatnya akan segera berangkat..." ucap Andrew pada Angel. Lalu mereka pun masuk ke dalam lift dan berangkat ke bandara malam ini juga menuju Kanada.
Bersambung...
wajar kalau Rangga masih ragu... karena masa lalunya Kinan pernah jadi wanita nggak bener.
trus Kinan nggak punya saksi juga. sedangkan seluruh warga percaya sama pak RT... jadi serba salah.. kalau Rangga bela Kinan juga malah dimusuhi orang sekampung entarnya.
emang baiknya nikah sama orang lain. karena Rangga masih kepikiran masa lalu... masih belum bisa melupakan ..
Kinan mending juga cepat nikah... karena kalau dikampung jadi janda tu serba salah...
maaf ya kk, karena aku benar-benar nggak suka sama istri yang berselingkuh. apa lagi sampai hamil dari hasil selingkuhannya...