Bagaimana rasanya jatuh cinta?
Pastinya indah bukan? Namun bagimana jika jatuh cintanya kepada istri orang? Sakit banget pastinya ya?
Mau pergi terlanjur cinta, tidak pergi tak bisa memiliki.
Itulah yang dirasakan oleh seorang pria bernama Lukas Abraham yang berprofesi sebagai seorang Jaksa Penuntut Umun. Saat dirinya terlanjur menjatuhkan hatinya kepada wanita cantik dan pendiam bernama Nadhya Almira, yang merupakan kliennya sendiri.
Lukas baru menyadari jika cintanya harus bertepuk sebelah tangan sebab Nadhya adalah istri orang.
"Aku akan melupakanmu, Nadh... " Ucap Lukas.
Namun tiba-tiba dia mendengar jeritan suara seorang wanita dari arah luar rumahnya.
"Lukas.... tolongin aku.. " - Nadhya Almira
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lv Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MASIH DENGAN RASA YANG SAMA
Lukas terus melihat mangkuk milik Nadhya yang sudah dia cuci. Mangkuk yang kemarin berisi ayam kecap pemberian si istri orang tersebut seolah menjadi icon pengobat rindunya kepada Nadhya. Namun Lukas berniat untuk mengembalikannya.
Lukas lalu keluar rumah dan hendak masuk ke dalam mobilnya. Namun saat ia akan membuka pintu mobil, dia melihat Nadhya sedang menyiram bunga sambil senyum-senyum sendiri.
Lukas bahagia melihat wanita yang ia cintai itu bahagia. Dia mengira jika Nadhya pasti sudah menentukan pilihan terbaiknya. Padahal Lukas tidak tahu, jika keputusan yang Nadhya pilih, adalah pilihan yang salah.
Bagaimana tidak salah, bukannya memutuskan untuk menjauhi sumber sakitnya yaitu suaminya sendiri. Nadhya justru ingin memiliki anak bersama David. Entah apa yang ada dipikiran wanita lemah lembut itu. Dia terlalu naif berharap David akan berubah. Nadhya Nadhya... laki-laki kasar seperti David itu sulit untuk berubah.
"Hai... " Sapa Lukas.
"Hai... " Balas Nadhya.
"E... aku.. mau kembaliin ini." Lukas menyodorkan mangkuk Nadhya.
"Oh, iya...Makasih ya.." Ucap Nadhya seraya tersenyum manis.
"Aku yang harusnya bilang makasih." Lukas tertawa canggung.
"Iya..." Nadhya juga tertawa pelan. Membuat mata Lukas terpana untuk sesaat. Dia nyaris lupa diri saat menatap sang istri orang tersebut.
"Lukas.... " Panggil Nadhya.
"Eh, .. maaf. Aku... pergi dulu ya. Udah mau jam 8." Lukas lalu memutar badan perlahan dan mulai melangkah menjauhi Nadhya. Namun saat ia akan masuk ke dalam mobilnya, dia kembali melihat kepada Nadhya.
Aku sangat mencintaimu, Nadh... - Lukas Abraham
Lukas lalu masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya menuju gedung kejaksaan.
...🍁🍁🍁...
"Pak... berkas kasus KDRT ibu Vivi sudah selesai..." Ucap Putri.
"Makasih ya Put. Berarti besok sudah bisa kita serahkan ke kepolisian. Mudah-mudahan ada penyelesaian bagi Ibu Vivi. Oh ya, gimana keadaan dia sekarang?"
"Katanya sih udah lebih membaik Pak. Tapi beliau masih di rumah sakit." Jelas Putri.
"Oke. Kamu boleh balik ke meja sekarang." Ucap Lukas seraya tersenyum kepada asistennya itu.
Lukas kemudian membuka laptopnya. Dia mulai melihat-lihat lagi foto-foto korban kekerasan yang dominannya adalah perempuan.
Beberapa dari korban ada yang luka di bagian matanya. Matanya merah dan lebam seperti bekas di tinju. Ada yang di bagian tangannya seperti ada bekas sayatan pisau dan juga yang sangat parah, di bagian kemaluannya penuh luka seperti mengalami kekerasan seksual padahal yang melakukannya adalah suami mereka sendiri.
Untuk kasus wanita yang di tanya Lukas tadi, adalah kasus kekerasan dengan menggunakan air keras. Nyaris setengah dari tubuh wanita muda itu rusak akibat siraman air keras oleh suaminya yang kebetulan seorang pejabat partai.
Alasannya masih sama dengan beberapa kasus sebelumnya yang Lukas sudah tangani. Perselingkuhan. Ibu Vivi menyuruh orang untuk memata-matai suaminya. Dan beliau berhasil mendapatkan rekaman dan foto sang suami bersama wanita lain di sebuah klub malam.
Sebagai seorang istri, ibu Vivi tentu tidak terima jika dirinya dikhianati. Jelas, mana ada perempuan di dunia ini yang mau dibodoh-bodohi seperti itu. Jadi, ibu Vivi memilih untuk membongkar kasus scandal sang suami ke sosial media.
Suami ibu Vivi yang merasa harga diri dan kredibilitasnya di coreng oleh sang istri pun meradang. Entah dari mana dia bisa berpikir untuk menyiram istri yang sudah 7 tahun ini menemaninya jatuh bangun dalam dunia politik. Benar-benar sudah hilang akal.
Lukas akan menuntut suami ibu Vivi dengan pasal berlapis. Perzinaan, KDRT dan pasal perencanaan pembunuhan. Sebab suaminya itu membeli air keras tersebut dengan suka rela, berarti ada unsur perencanaan di sana.
Pukul 4 setelah dari kantor, Lukas pun langsung menuju rumah sakit. Tidak lupa dia membelikan ibu Vivi buah dan bunga sebagai bentuk prihatinnya atas kasus rumah tangganya yang sempat viral dan masuk media nasional itu.
Lukas menyusuri lorong rumah sakit untuk menuju ke ruangan ibu Vivi dirawat. Namun saat dia sedang menuju ke sana, Lukas melihat seseorang yang tidak asing baginya.
"Nadhya?" Lukas menegur Nadhya yang baru keluar dari ruangan poli. Poli Obgyn.
"Lukas?" Jawab Nadhya.
"Kamu ngapain di sini?" Tanya Lukas.
Belum sempat Nadhya menjawabnya, tiba-tiba saja David keluar dari ruangan yang sama. Membuat atensi Lukas beralih kepada pria besar tinggi tersebut.
David menatap Lukas dengan tatapan tidak bersahabat. Kemudian dia memegang tangan Nadhya dan langsung menarik Nadhya untuk pergi menjauhi Lukas. Nadhya hanya bisa melihat kepada Lukas tanpa sepatah kata pun.
Begitu juga dengan sang Jaksa yang tidak bisa berbuat apa-apa, saat wanita yang ia cintai dibawa pergi begitu saja. Dia hanya bisa melihatnya seperti pria bodoh yang tidak berguna.
Pikiran Lukas langsung bisa menebak apa yang Nadhya dan David lakukan di ruangan poli Obgyn tadi. Sepertinya dia terlalu naif untuk berharap Nadhya akan memilih untuk meninggalkan suaminya itu.
Jadi inikah keputusan yang kamu pilih, Nadh? - Lukas Abraham
Lukas lalu melanjutkan kunjungannya untuk melihat ibu Vivi. Sebelumnya Lukas sudah menunjukkan name tagnya kepada polisi yang berjaga di depan pintu ruangan.
Dan begitu sudah di depan ruangan, Lukas langsung mengetuk pintu. Dia kemudian di suruh masuk oleh orang yang menjaga istri pejabat tersebut. Lukas pun lalu masuk.
"Apa kabar Ibu Vivi...?" Ucap Lukas seraya menyerahkan seikat bunga kepada wanita yang separuh tubuhnya itu rusak akibat air keras suaminya.
"Eh.. ada pak Jaksa ganteng... Yah, begini lah Luk..." Ucap bu Vivi. Lukas lalu duduk di sisi ranjang Ibu Vivi.
"Kasus ibu sudah saya naikkan ke penyidik." Kata Lukas.
"Terima kasih ya...? Kamu udah sangat membantu saya..." Ucap Ibu Vivi.
"Itu udah tugas saya bu. Dan saya harap ibu juga nanti mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya. Sebab jujur, menangani kasus pidana pejabat itu bukan perkara mudah bu.." Lukas mulai menjelaskan kepada ibu Vivi.
"I know i know. Kamu lakukan aja semana yang kamu bisa Luk.. Saya nggak akan memaksakan. Kalau memang bokingan dia jauh lebih kuat, yah... kita bisa apa, ya kan?" Kata ibu Vivi sarat akan makna pasrah.
"Tapi saya janji sama ibu... saya akan berusaha untuk menuntut dia di hukum seberat-beratnya. I am promise." Lukas memegang tangan ibu Vivi. Ibu Vivi menatap Lukas lama, kemudian ada setitik air mata jatuh di wajahnya.
"Ah Lukas, kamu bikin saya nangis lagi..." Ibu Vivi menepuk pundak Lukas pelan seraya mengusap air matanya. Lukas hanya bisa tersenyum dan menarik napas panjang.
Setelah sempat membuang wajahnya dari melihat Lukas, akhirnya Ibu Vivi kembali melihat kepada sang Jaksa penuntut umum tersebut. Dia kembali tersenyum kepada Lukas.
"Beruntung sekali yang nanti jadi istrimu Luk. Kamu pria yang baik." Ucap ibu Vivi.
"Tapi akunya yang nggak beruntung Bu..." Kata Lukas memulai curhatnya.
"Kenapa bisa gitu?" Tanya Ibu Vivi.
"Haah... Rumit bu..."
"Kamu jatuh cinta sama dia tapi dia nggak cinta kamu kah?" Tebak ibu Vivi. Lukas terdiam.
"Atau... kamu suka sama istri orang? is she your client?" Tebak bu Vivi lagi.
"Astaga... udah-udah, saya mau balik dulu. Udah sore." Lukas mengalihkan pembicaraan seraya melihat jam tangannya dan berdiri.
"Saya pulang ya bu...Ibu istirahat yang tenang. Jangan banyak pikiran. Fokus sama kesembuhan ibu dulu. Oke?" Pinta Lukas seraya tersenyum.
"Oke..." Ucap ibu Vivi.
Lukas lalu berjalan ke arah pintu ruangan. Namun saat dia akan melangkah keluar, ibu Vivi kembali memanggilnya.
"Lukas... "
"Ya bu?" Jawab Lukas.
"Perjuangkan dia... if you love her..." Kata ibu Vivi. Lukas menganggukkan kepalanya dan tersenyum lebar.
Dia lalu keluar dan menutup kembali pintu. Pintu ruangan memang sudah tertutup, namun kata-kata ibu Vivi masih jelas terdengar di telinganya.
Aku akan berjuang lagi... - Lukas Abraham
*Bersambung
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Saat kamu mencintai dengan sangat gila... Kenapa kamu harus takut kalau di anggap orang gila hanya karena memperjuangkan cinta gila mu itu - LV Edelweiss
mungkin dilingkungan dia udah biasa , tapi Lucas juga punya prinsip. harus banyak-banyak komunikasi.
David juga kayaknya sakit. harusnya berobat sebelum semua terlambat. atau emang jodoh mereka nggak panjang..🤭
masa lalu yang belum kelar
harusnya saling terbuka, ngobrol... dibicarakan baik baik saat David udah nggak emosi kyk gini... harus sering sering bicara dari hati ke hati ..