Blurb :
Ling, seorang Raja Legendaris yang bisa membuat semua orang bergetar saat mendengar namanya. Tak hanya orang biasa, bahkan orang besar pun menghormatinya. Dia adalah pemimpin di Organisasi Tempur, organisasi terkuat di Kota Bayangan. Dengan kehebatannya, dia dapat melakukan apa saja. Seni beladiri? Oke! Ilmu penyembuhan? Oke! Ilmu bisnis? Oke!
Namun, eksperimen yang dia lakukan menyebabkan dirinya mati. Saat bangun, ternyata ia bereinkarnasi menjadi pria bodoh dan tidak berguna yang selalu dihina. Bahkan menjadi tertawaan adalah hal yang biasa.
Popularitas yang selama ini ia junjung tinggi, hancur begitu saja. Mampukah ia membangun kembali nama besarnya? Atau mungkin ia akan mendapat nama yang lebih besar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daratullaila 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Hanya Tertarik untuk Belajar
Tidak hanya penonton dan juri yang terkejut dengan hasil memukau Ling. Orang-orang di ruang kontrol kamera pun merasakan keterkejutan yang sama.
Yu Bin, yang duduk dengan santai, menopang dagunya sambil tersenyum tipis. "Menarik sekali. Aku tidak menyangka ada sosok yang begitu jenius muncul di kota Urban. Menurutmu, apa mungkin dia benar-benar berasal dari sini?" tanyanya sambil melirik ke arah Zhuo Xia yang duduk di dekat jendela.
Zhuo Xia tetap fokus ke luar jendela, mengabaikan pertanyaan itu dan hanya mengingatkan, "Jangan lupakan tugasmu."
Dengan nada serius, Yu Bin menjawab, "Tenang saja. Aku sudah memerintahkan seseorang untuk memotret pria berjubah putih itu. Kita akan segera melihat siapa sebenarnya dia."
Namun, di luar dugaan Yu Bin, Ling sudah menyadari hal tersebut. Di saat yang sama, Ling mendekati seorang pria berjas hitam yang tampak bersembunyi di balik pohon, sedang diam-diam memotretnya. Dengan cepat, Ling mengambil ponsel pria itu dan menghapus semua foto yang diambil.
"Maaf, aku tidak tertarik dengan nona Yu-mu," ujarnya dengan nada santai sebelum masuk ke dalam mobil Liam.
Ling tahu ada lebih banyak mata yang memperhatikannya, jadi ia pun kembali menutup wajahnya dengan hati-hati.
*
Di dalam mobil, Liam masih terlihat syok. "Kau benar-benar mengalahkan Dewi Sin?" tanyanya, matanya masih tak percaya. Selama ini, Liam berpikir bahwa Ling memiliki seorang ahli ramuan senior di belakangnya, tetapi ternyata orang itu adalah Ling sendiri.
Ling melepas topi dan penutup wajahnya, sambil bertanya dengan santai, "Kenapa? Apa ada masalah dengan itu?"
"Tentu saja ada masalah! Kau baru saja mengalahkan Dewi Sin, ahli ramuan terkenal dari kota Bayangan!" jawab Liam dengan nada hampir tidak sabar, masih sulit mempercayai apa yang baru saja terjadi.
Para ahli ramuan dari kota Bayangan dikenal sebagai orang-orang yang luar biasa jenius. Untuk masuk ke sana, dibutuhkan lebih dari sekadar bakat biasa. Chen Sin, misalnya, tidak bisa memasuki kota tersebut hanya berdasarkan kemampuan dasar.
Kota Bayangan hanya menerima yang terbaik dari yang terbaik dalam bidang ramuan, menganggap mereka sebagai para ahli terunggul.
Sementara itu, Ling memiliki reputasi yang jauh berbeda. Di sekolah, ia kerap menduduki peringkat terbawah. Kemampuan bela dirinya juga tak mengesankan, dan bakatnya dalam bisnis membuat banyak orang menggelengkan kepala. Ling dianggap sebagai orang yang tak berguna.
Namun, bagaimana mungkin Ling bisa mengalahkan Dewi Sin? Di mana dia belajar keterampilan membuat ramuan hingga menjadi begitu luar biasa?
Meski sudah beberapa kali terkejut oleh keahlian Ling, Liam tetap saja merasa tak percaya dengan yang baru saja terjadi.
Ling, yang menyadari kebingungan Liam, hanya mengangkat bahunya dengan acuh. Bagi Ling, pencapaian barusan tidaklah istimewa, malah ia merasa sedikit kecewa. Menurutnya, kemampuan memurnikan ramuannya telah sedikit menurun karena ia sudah lama tak mempraktikkannya.
Di kota Bayangan, ia pernah dikenal sebagai Dewa Tabib, sosok yang sangat dihormati. Bahkan para guru senior tak berani mengkritiknya secara terang-terangan. Apa yang diperlihatkannya dalam kompetisi ini hanyalah seujung kecil dari kemampuannya yang sesungguhnya.
"Nona Yu mencarimu?" tanya Liam setelah akhirnya sadar dari keterkejutannya.
"Mungkin," jawab Ling santai sambil masuk ke dalam mobil.
"Mungkin?" Liam merasa hampir tak percaya. Ini Yu Bin, sosok terpandang di kota Urban. Meski tidak memiliki jabatan resmi, tapi memiliki bakat luar biasa dan dihormati banyak orang. Bukan sembarang orang yang bisa melihat wajahnya jika ia tak berkenan.
Dan Ling masih menunjukkan sikap santainya? Bahkan ia berani menolak perhatian dari Yu Bin dengan mengatakan ia tak tertarik. Apa dia sadar betul dengan tindakannya?
“Kau mau tetap di sini?” Ling bertanya dengan nada datar saat melihat Liam masih terpaku, tak kunjung naik ke dalam mobil.
Dengan cepat, Liam tersadar dan buru-buru masuk. Setelah duduk, ia kembali melontarkan pertanyaan yang tak bisa ia tahan. “Jadi, apa sebenarnya hal yang menarik bagimu?” tanya Liam, penasaran.
Ling menjawab dengan nada malas, “Aku hanya tertarik untuk belajar dan berlatih agar kekuatanku terus meningkat.”
Liam seakan sulit mempercayai telinganya. Seseorang yang dulu dikenal sebagai yang paling lamban di sekolah mereka, kini dengan tenang mengaku hanya peduli pada belajar dan meningkatkan kekuatan? Apakah ia tidak sedang bermimpi?
Liam menarik napas panjang, bertanya-tanya berapa banyak kejutan lain yang mungkin masih akan diberikan Ling di masa depan.
“Jalan,” ucap Ling pada sang sopir.
Namun, sopir mereka hanya diam, tampak bingung dengan segala kejadian yang baru saja disaksikannya.
Tok tok!
Ling mengetuk pintu mobil dua kali, membangunkan sopir dari lamunannya. Begitu sadar, ia langsung menginjak pedal dan mobil pun segera meluncur pergi.
*
Sementara itu, di tempat lain, Yu Bin masih terperangah.
“Jadi, dia bilang dia tidak tertarik?” gumamnya, tampak kebingungan.
“Dan dia langsung pergi begitu saja?” tambahnya, masih tidak percaya.
“Apa kau benar-benar yakin?” Yu Bin memandang dengan tatapan serius pada orang suruhannya.
Orang suruhannya mengangguk, menjawab pertanyaan berulang tersebut dengan yakin. Di benak Yu Bin, tak ada banyak orang yang pernah menunjukkan ketidaktertarikan padanya setelah mengetahui siapa dirinya. Selain dari pemuda Chen yang sombong yang ditemuinya di rumah sakit beberapa hari lalu, jarang ada yang berani bersikap acuh tak acuh kepadanya.
“Lalu, bagaimana dengan fotonya?” Yu Bin bertanya lagi, setelah memikirkan rencana lain untuk mengungkap identitas Ling.
“U-untuk itu…,” orang suruhannya tampak gelisah, seolah merasa bersalah. “Dia juga menghapusnya,” jawabnya sambil menunduk.
Mendengar hal itu, Zhuo Xia yang sebelumnya duduk tenang di dekat jendela mulai mengerutkan keningnya. Keanggunan di wajahnya tetap sama, namun di balik itu, matanya yang hitam legam memancarkan kilatan tajam.
Ia menatap Yu Bin sejenak, lalu memberikan perintah dengan nada tegas, "Cari dia."
Yu Bin langsung menoleh ke arah orang suruhannya dan bertanya dengan serius, “Kau dengar perintahnya?”
Orang itu mengangguk dengan cepat, lalu membungkuk penuh rasa hormat sebelum bergegas pergi. Aura menakutkan yang terpancar dari Zhuo Xia membuatnya tak berani berlama-lama lagi di sana.
Pengawal ini adalah salah satu pengawal khusus Zhuo Xia dari kota Bayangan, dan ia telah mengikuti tuannya ke kota Urban untuk melindunginya. Bukan orang sembarangan yang bisa menjadi pengawal Zhuo Xia. Kemampuannya sudah terbukti dan tidak diragukan.
Namun, tak ada yang menyangka seseorang dari luar mampu menggagalkan tugasnya dan bahkan menghapus foto yang diambilnya. Tindakan itu menunjukkan bahwa orang asing ini pastilah memiliki latar belakang luar biasa. Dengan bakat seperti itu, ia jelas bukan orang biasa, bahkan di kota Bayangan.
Itulah sebabnya Zhuo Xia tak mungkin melepas orang tersebut begitu saja.
Setelah memberi perintah, Zhuo Xia kembali memandang ke luar jendela, wajahnya tetap tenang dan penuh keanggunan.
Tak lama kemudian, Yu Bin kembali dengan beberapa lembar kertas di tangannya. Ia menyodorkannya kepada Zhuo Xia dan berkata, “Aku sudah memeriksa seluruh rekaman CCTV di area ini. Tapi anehnya, dia berhasil menghindari semua kamera yang terpasang di sini. Itu jelas bukan kebetulan."
Zhuo Xia meneliti lembaran kertas yang diserahkan kepadanya dengan tatapan yang sulit ditebak. Setelah beberapa saat, dia mengangkat pandangannya dan bertanya dengan nada datar, “Siapa yang menyelenggarakan kompetisi ini?”
Yu Bin menjawab, “Keluarga Lu. Ahli waris mereka secara khusus mengundang orang dari kota Bayangan untuk memenangkan sebuah wilayah yang strategis. Namun, tampaknya mereka tidak menyadari satu hal...” Yu Bin berhenti sejenak, lalu tersenyum kecil dengan sedikit nada kasihan pada keluarga Lu, meski wajahnya tetap tanpa ekspresi.
“Akan ada sosok tak terduga yang muncul dan mengubah segalanya,” lanjutnya, merujuk pada ‘kuda hitam’ yang menjadi kejutan dalam kompetisi ini.
“Kasihan mereka,” sahut Zhuo Xia dengan nada tenang.
Kemudian, Zhuo Xia kembali bertanya, “Bagaimana keadaan di kota Bayangan sekarang?”
Ekspresi Yu Bin berubah serius, ia menjawab dengan nada geram, “Sejak Raja Legendaris meninggalkan kota, para pejabat mulai semakin berani. Mereka terlibat dalam korupsi yang semakin merajalela. Mereka bahkan tak ragu untuk bersaing dengan cara-cara kotor, dan entah bagaimana mereka selalu bisa lolos dari jerat hukum. Aku hampir yakin mereka bermain suap untuk melindungi diri.”
Zhuo Xia menghela napas dengan nada dingin, berkata, “Para tikus ini benar-benar mengganggu.”
Suara Zhuo Xia masih terdengar tenang, namun kesan dingin dan bahaya terpancar dari setiap katanya. Lalu, tanpa ragu ia memberi perintah tegas, “Berantas mereka semua.”
Yu Bin mengangguk dengan penuh keyakinan, menjawab, “Siap!”
sibuk mengurusi orang lain, mengabaikan orang yang mencintai nya yg melakukan apapun untuk dirinya, saya rasa MC termasuk dalam katagori ap normal
Ya,, orang iri memang susah untuk membuka mata dan hati.