" Bocil nakal itu istriku" pernyataan Zain kepada semua temannya yang ikut duduk bersama di sofa club'.
" what? ,,,, Istri Zain dia masih kecil Lo " tak percaya teman Zain menatap gadis kecil bar-bar yang tengah berjoget di atas punggung di Bawah kelap-kelip lampu sorot .
flash off.
Zain akhirnya menerima permintaan Papa nya untuk menikah lantaran itu adalah permintaan pertama dari orang tuanya yang selama ini selalu memberikan apapun yang Zain mau bahkan tak pernah mematahkan satupun hal yang Zain inginkan sebagai seorang anak .
" Tapi Maa apakah tidak ada calon istri untuk Zain yang Mama sukai selain Bocil nakal itu?" lesu Zain menatap Mama nya yang iseng sekali memilihkan calon istri senakal itu untuk dia yang sudah matang serta dewasa .
" tidak ada Zain , Walaupun dia nakal tapi Mama menyukai nya" pernyataan Mama Zain dengan senyum penuh damba bahkan sebuah harapan pada Zain .
yuk baca 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 pertengkaran
" ikuti mereka " kata Zain dengan geram saat tau Aya masih pacaran dengan Marvell padahal kemarin Aya berjanji akan memutuskan pacarnya .
Bahkan seperti nya Aya yang minta jemput pada Marvell yang baru pulang dari kampus karena mereka sama-sama memakai tas .
" benar-benar Bocil sialan , salip mereka " perintah Zain merasa geram bahkan kepanasan melihat Aya memeluk pinggang Marvell dengan mesra apalagi Aya masih memakai seragam olahraga.
Streettt
Marvell langsung merem mendadak saat sebuah mobil tiba-tiba menyalip dari belakang .
Zain yang masih memakai stelan jas kantor nya turun sambil merapikan dasinya lalu menghampiri Aya dan Marvell .
" turun " tegas Zain langsung memegang tangan Aya yang masih duduk di atas motor itu .
" tidak ,,, siapa kau " ucap Marvell dengan emosi menepis tangan pria yang berani menyentuh Aya .
" Saya bilang turun " ucap Zain dengan suara begitu tegas menahan emosi, bahkan rasanya dia ingin menghajar pacar Aya sekarang juga .
Tanpa membantah lagi Aya langsung turun dari atas motor dan berdiri di samping Zain dengan kepala tertunduk.
" Sayang mengapa turun, dia siapa?"ucap Marvell menegakkan standar motor nya lalu juga turun dan memegang tangan Aya .
" Ayo pulang " tegas Zain yang tak ingin memperpanjang masalah jika lama-lama .
" Ehhhh,,, jaga sikap Anda sebagai bodyguard, Anda menyakiti nya" tegas Marvell menepis tangan Zain yang sudah menarik Aya sampai Bocil itu meringis bahkan menangis .
Zain langsung melepaskan tangan Aya yang ditarik nya saat tersadar lagi-lagi emosi membuatnya menyakiti Aya .
" Maafkan Saya" ucap Zain langsung memeluk Aya yang sudah menangis itu bahkan sejak tadi dia sama sekali tak bicara sepatah katapun.
Muachh .
Begitu Zain mengecup kening Aya tanpa terduga Marvell menampar wajah Zain dengan keras tanpa terprediksi sehingga Zain yang tak siapapun sedikit terhuyung karena tamparan nya sangat keras sampai sudut bibir Zain robek di buatnya.
" benar-benar brengsek, tidak tau batasan " teriak Marvell memandang Zain dengan tatapan penuh kebencian dan ingin menyerang sekalipun Marvell tau kalau pria itu adalah bodyguard.
Zain langsung mengangkat tangan nya pertanda diam tidak membiarkan bodyguard nya menyerang Marvell balik.
" Dia istri saya , apa salahnya Saya cium? " ucap Zain dengan tenang mengusap darah disudut bibirnya tak ingin terbawa emosi berhadapan dengan pemuda itu.
" jangan bermimpi terlalu tinggi tua Bangka " teriak Marvell menyerang Zain balik .
" udah " teriak Aya mendorong Marvell yang terus menyerang Zain .
" Sayang kok kamu malah belain dia , bilang sama Papa kamu kalau dia tidak pandai menjaga batasan dan harus menerima akibatnya." ucap Marvell yang masih belum puas memberi pelajaran pria dewasa yang memang sama sekali tak membalas saat Marvell berulang kali menghajar nya .
" Saya tidak bermimpi terlalu tinggi , Aya memang istri Saya dan ini cincin pernikahan kami " ucap Zain lagi memegang tangan kiri Aya menunjukkan cincin pernikahan mereka yang membuat Marvell langsung goyah melihat nya .
" Enggak " bahkan Marvell menolak mempercayai apa yang dilihatnya.
" Jangan bilang kamu minta putus karena ini beneran" geleng kepala Marvell dengan nafas sesak .
...flash back....
Aya menelfon Marvell sebelum makan siang dan marah-marah kemudian minta putus yang tidak ditanggapi serius oleh Marvell karena Aya sudah biasa begitu .
" Iya deh putus tapi nanti sore kita jalan dulu ya sebentar" ucap Marvell dengan tenang nya , karena dia sangat paham bagaimana menenangkan Aya .
Diajak jalan sebentar akan langsung membaik bahkan lupa kalau pernah minta putus , begitu mereka biasanya itulah kenapa Marvell tak terlalu ambil hati dengan Aya yang tiba-tiba minta putus .
" enggak mau " jawab Aya dengan suara keras.
" Ya sudah jika tidak mau jalan Aku juga tidak akan mau putus dengan mu" jawab Marvell dengan santai sambil tersenyum lebar namun berupa ancaman untuk Aya .
" baiklah" kata Aya yang akhirnya mau tak mau setuju.
...Flash off...
" Kau dengar baik-baik dia adalah istri saya jadi jauhi dia jika kau masih ingin hidup dengan tenang" ucap Zain dengan penuh penekanan berdiri di depan Marvell .
Marvell terdiam sejenak memperhatikan dengan detail pria dewasa yang wajahnya begitu familiar bahkan seolah tidak asing , hanya saja Marvell lupa siapa pria itu dan sedang mencoba mengingatnya .
" Zain Ferdinand" ucap Marvell dengan suara kecil meneguk Saliva nya saat dia akhirnya ingat siapa sosok pria di depannya, Zain bukan bodyguard tapi king Mafia.
" sekarang kau tau kan siapa aku jadi mundur lah sebelum kesabaran ku habis" bisik Zain dengan angkuh kedekat telinga Marvell .
Zain mengangkat Aya lalu membawa nya masuk kemobil meninggalkan Marvell yang masih terpaku berdiri di tempat yang sama.
Di perjalanan.
Zain melepas jas nya lalu menyelimuti Aya yang masih dia dudukkan di atas pangkuan nya namun sedari tadi Zain benar-benar diam dengan wajah dingin nya bahkan tidak bicara sepatah katapun.
Aya yang sudah lelah menangis itu menghapus air mata nya lalu mulai curi-curi pandang pada Zain yang sedari tadi hanya diam dengan wajah dingin nya .
Aya mengeluarkan ponselnya dari saku celana yang langsung diambil oleh Zain .
" Apa kamu belum puas membuat saya marah ?" tanya Zain menatap Aya dengan tajam .
" Apa lagi yang Daddy marahkan? Bukankah Daddy sudah mengambil semua kebahagiaan Aya , apa masih kurang " teriak Aya melampiaskan langsung pada Zain apa yang sudah dia tahan-tahan beberapa hari ini .
Itulah kenapa Aya tidak pernah lagi menyapa Zain sejak beberapa hari yang lalu, karena Zain begitu jahat menurut Aya selain aturan nya begitu ketat pria itu juga meminta Papa Aya untuk membekukan semua kartu bahkan aset atas nama Aya .
" maksud kamu ?" tanya Zain balik melihat kemarahan Bocil itu yang seperti nya sangat tak terbendung sampai dia tak bisa menahan nya .
" Daddy kenapa sih jahat banget sama Aya, sampai harus mengambil semua kebahagiaan Aya " Aya benar-benar mengatakan semua yang dia rasakan.
" Daddy udah nikahin Aya di saat belum siap, minta putusin pacar Aya bahkan juga minta Papa membekukan semua aset atas nama Aya sampai tak satupun kartu kredit yang bisa Aya gunakan dan sekarang Aya main ponsel pun Daddy juga mengambil nya " teriak Aya memukul kepala Zain yang semena-mena itu.
" Saya melakukan itu karena kamu adalah tanggung jawab Saya dan satu lagi Saya mampu memenuhi semua kebutuhan bahkan keinginan kamu untuk itulah saya meminta Papa membekukan aset itu untuk sementara waktu " jelas Zain yang punya niatan baik dibalik semua itu, dia hanya ingin hidup saling melengkapi dengan Aya serta menjadi suami yang baik.
" Kalau mampu kenapa tidak kasih Aya duit banyak ?" tanya Aya dengan sengaja ingin menjatuhkan mental Zain .
" kenapa harus nunggu Saya kasih , kamu itu istri Saya apapun yang Saya miliki itu juga adalah milik kamu " ucap Zain dengan nada tulus dari hatinya .
" Kalau Daddy milik Aya nggak ?" tanya Aya mengangkat sebelah alisnya.
Next ..