Kehidupan Alexa dibuat berubah sejak kedatangan lelaki yang berhasil membuat setetes air matanya jatuh dipertemuan pertama mereka. Dalam kekosongan hidupnya, Alexa menemukan Elio lelaki yang mengubah segalanya. Bersama Elio, ia merasakan kebebasan dan kenyamanan yang tak pernah ia miliki sebelumnya. Meskipun banyak yang memperingatkannya tentang sisi gelap Elio, hatinya menolak untuk percaya. Namun, ketika sebuah peristiwa mengguncang dunia mereka, keraguan mulai merayap masuk, memaksa Alexa untuk mempertanyakan pilihannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhea Annisa Putri Sofiyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chaotic
Sungguh sial pagi ini Alexa bangun terlambat, tidak ada yang bersedia hanya untuk membangunkannya Ia bahkan hanya sempat mencuci muka menggosok gigi. Sampai diruang makan semua anggota keluarganya sudah berangkat ke tujuan masing-masing. Alexa bahkan mengenakan kaos kaki dan sepatunya didalam mobil. Alexa juga memakan sarapan didalam mobil, dan hanya mengenakan sunscreen serta lip balm.
Seolah itu semua belum gerbang GIS didepannya kini sudah tertutup, tapi bukan hanya Ia yang datang terlambat contohnya masih ada Elio yang kebetulan memiliki nasib sepertinya.
"Masih mau nunggu disini sampai kapan?"
"Ya terus emangnya ada cara lain?" geram Alexa.
"Ikut Gue.
Elio menitipkan motornya diwarung belakang sekolah. Kornea Alexa membulat menatap pohon rambutan tinggi dihadapannya. Menoleh kearah Elio seolah berkata Lo serius? Yang dibalas dengan anggukan kepala.
"Naiknya gimana?"
"Ya Gue si gampang tapi Lo emangnya bisa manjat?"
"Ini terlalu tinggi Kak"
Elio akhirnya menawarkan Alexa untuk naik diatas bahunya.
"Awas kalau ngintip" ancam Alexa sebelum berhasil naik disusul Elio.
Alexa melempar tas keduanya kebawah tanah. Elio melompat terlebih dahulu dan sudah berada dibawah. Alexa ragu untuk turun tapi Elio dibawah sana seolah meyakinkannya.
"Gue tinggalin ya"
"Enak aja awass!!.."
"Makanya ayo turun!, tenang aja gaakan jatuh Gue tangkap" ucapan Elio mempersuasi.
Alexa yang menjatuhkan dirinya tanpa aba-aba membuatnya terjatuh menimpa tubuh Elio. Keduanya bertatapan selama beberapa detik, Elio yang terlebih dahulu sadar membalik posisi keduanya, menjadi Ia yang berada diatas lalu langsung bangun mengulurkan tangan kearah Alexa. Alexa yang tersadar dari lamunannya langsung bangkit berdiri tanpa membalas uluran tangan Elio. Dikoridor Elio malah berbelok bukan kerah dimana kelasnya berada.
"Kak Lo ngga ke kelas?"
"Lo lupa yang ada Lo malah diusir dari kelas" Elio memperingati akan peraturan tak tertulis diGIS.
Di GIS jika kalian datang terlambat kalian tidak akan dihukum seperti berdiri didepan tiang bendera atau hukuman lainnya, kalian hanya tidak akan diperbolehkan masuk kedalam hingga jam pelajaran selanjutnya.
"Terus sekarang Lo mau kemana?"
"Ke rooftop" ujar Elio santai menggendong ransel disebelah tangannya dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku celana.
"Tunggu Gue ikut" Alexa menyusul Elio berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Elio.
Ini merupakan baru kali pertamanya menginjakkan kaki dirooftop GIS. Melebihi ekspektasinya ternyata rooftop GIS tidak seperti yang ada dibenaknya. Elio merebahkan tubuhnya disalah satu bangku yang ada disana disusul Alexa yang ikut mendudukkan diri dibangku sebelahnya.
"Lo mau sampai kapan disini?"
"Sampai bel jam pergantian pelajaran"
Alexa memperhatikan Elio yang sedang berbaring dikusi dengan sebelah tangan sebagai bantalan dan sebelahnya lagi untuk menghalau sinar matahari.
"Lo emang biasa gitu, pulang sekolah langsung les?"
"Yups..setiap hari pulang les Gue masih ada bimbel dirumah sama guru privat, setelahnya Gue belajar sendiri, habis itu baru tidur"
"Emangnya ga cape?"
"Hmm..cape ya? entah..karena udah rutinitas jadi ga begitu kerasa"
"Kalau hari libur Lo masih harus belajar?"
"Ngga hari libur ya waktunya Gue istirahat, bisa gila kali..kalau terus diforsir buat belajar"
"Itu Lo tau, jadi hari libur Lo gaada acara?"
"Heem..kosong Gue bebas mau ngapain"
"Berarti libur nanti Gue kerumah Lo"
"Mau ngapain?.."
"Jemput Lo ajak Lo keluar main"
"Harus ada izin dari bokap"
"Biar Gue yang minta izin ke Om Alex"
Pernyataan Elio membuat Alexa sanksi jika lelaki itu bisa mendapatkan izin dari Papanya.
Tak terasa sudah seminggu berjalan seperti yang dikatakan oleh Elio terakhir kali, lelaki itu menepati ucapannya untuk mengajaknya jalan. Oleh sebab itu tak seperti biasa Alexa kini sudah rapi, menatap pantulan dirinya didalam cermin lalu turun kebawah. Diruang tamu terlihat sudah ada Elio yang sedang mengobrol dengan Papanya entah apa yang mereka bicarakan.
Mobil yang mereka tumpangi memasuki area kawasan kompleks perumahan elit.
"Kita mau ke rumah Lo Kak?"
"Hmm.. Bunda mau ketemu sama Lo"
Mobil berhenti didepan sebuah gerbang yang otomatis terbuka dengan sendirinya. Alexa berjalan dibelakang Elio mengikutinya masuk kedalam rumah.
"Elio's here..anybody home yuhuu" teriak Elio keras membuat suaranya menggema diseluruh ruangan.
"El kan udah Bunda bilang jangan teriak-teriak dirumah" sahut Bundanya dari arah dapur.
Elio menghampiri dapur melihat Bundanya yang tengah fokus memasak.
"Bun tebak Elio bawa siapa?" ucap Elio.
Alexa yang berdiri dibelakang badan Elio membuatnya tak terlihat keberadaannya, sesaat sebelum Elio menarik lengannya untuk berdiri dihadapannya.
"Tadaa El.. bawaa.. Alexaa.." ucap Elio seolah sedang mempersembahkan hadiah.
Melihat kedatangan Alexa, Fanny dengan spontan langsung menaruh spatula yang sedang Ia pegang dan melepas celemek yang dikenakannya. Berjalan menghampiri Alexa lalu mendekapnya erat dan mencium kedua pipinya. Elio meninggalkan keduanya didapur mencari keberadaan Ayahnya.
"Yaampun Bunda gatau kalau Elio mau bawa Kamu, kemarin dia cuman bilang ada mah temen spesial" ujar Fanny.
"Oh iya Tante lagi masak apa?, biar Alexa bantu" ucap Alexa menawarkan bantuan.
"Gapapa tinggal dikit lagi, Kamu duduk aja dimeja pantry, Tante mau nyelesain masak dulu" tolak Fanny kembali memakai celemeknya melanjutkan masak yang sempat tertunda.
Elio sedang berada diruang keluarga bersama dengan Ayahnya bermain play station soccer. Mereka berada didua kubu yang berbeda Elio dengan tim kebanggaannya Real Madrid melawan Ayahnya dengan tim tercintanya FC Barcelona.
"Halo Om"
Kedatangan Alexa menginterupsi kegiatan keduanya.
"Eh..Alexa Om kira El datang sama temen cowonya, sini gabung ikut main" ajak Dave.
Alexa duduk disamping Elio ikut bergabung bersama keduanya.
"Al kamu dukung FC Barcelona atau Real Madrid?" tanya Dave.
"Eh..emm FC Barcelona" ucap Alexa asal menjawab.
Elio memutar bola matanya malas melihat tingkah sok akrab Ayahnya tersebut. Game berhasil dimenangkan oleh Elio dengan skor 3:1, Fanny datang dengan berkacak pingang berpura-pura seolah sedang marah.
"Main game mulu, ayo kita makan siang dulu" ujar Fanny lalu menggandeng lengan Alexa berjalan duluan keruang makan bersamanya.
Disusul oleh Dave dan Elio setelahnya.
Keempatnya tengah menikmati makan siang diruang makan. Fanny memasak banyak makanan hari ini karena sebelumnya Elio memberitahu temannya yang ternyata Alexa akan datang.
"Gimana makanannya enak?" tanya Fanny.
"Makanan Bunda emang ga pernah gagal" puji Elio dengan kedua jempol terangkat seolah menekankan betapa enak masakannya itu.
"Seperti biasa enak sayang" ucap Dave sembari mencium kening sang istri.
"Ih..Bunda nanya ke Alexa, kalau pendapat kalian mah udah tau"ucap Fanny menerangkan maksudnya.
"Enak, Tante keren jago masak"
"Makasih lho bisa aja Kamu" ucap Fany tersenyum malu mengipasi wajahnya yang memerah salah tingkah.
"Kalau gitu nanti Tante buatin bekal buat Kamu terus dititipin ke Elio"
"Gausah Tante nanti takut ngerepotin"
"Ga ngerepotin kok Tante senang malah"
"Makasih beneran gaperlu Tante"
"Alexa tau Tantemu ini dulu pernah ikutan masterchef lho" ujar Dave membanggakan istrinya.
"Oh ya om?..wow keren" puji Alexa dengan mata berbinar.
"Iya tapi pas lolos malah ngundurin diri" tambah Elio.
"Yaa sayang banget kenapa Tante?" tanya Alexa penasaran.
"Itu waktu Elio SMP, Tante dulu masih jadi sekretaris suami Tante dikantor" jelas Fanny.
"Padahal Aku ngelarang loh sayang" ucap Dave membela diri.
"Iya tapi kalau aku ikut nanti yang ngurus Kamu sama Elio siapa coba" ujar Fanny.
"Aku sih mandiri Bun gatau deh kalau Ayah" tambah Elio mencoba menjahili Ayahnya.
"Tapi untung sekarang Tante udah buka usaha sendiri"
"Oh ya? Tante buka usaha apa?" ujar Alexa bersemangat.
"Tante buka restoran punya toko roti juga" ucap Fanny.
"Oh ya bisa buat kue juga?" tanya Alexa antusias.
"Bisa kapan-kapan Kita buat" ujar Fanny.