Hasna Sandika Rayadinata mahasiswa 22 tahun tingkat akhir yang tengah berjuang menyelesaikan skripsinya harus dihadapkan dengan dosen pembimbing yang terkenal sulit dihadapi. Radian Nareen Dwilaga seorang dosen muda 29 tahun yang tampan namun terkenal killer lah yang menjadi pembimbing skripsi dari Hasna.
" Jangan harap kamu bisa menyelesaikan skripsi mu tepat waktu jika kau tidak melakukan dengan baik."
" Aku akan membuat mu jatuh hati padaku agar skripsi ku segera selesai."
Keinginan Hasna untuk segera menyelesaikan skripsi tepat waktu membuatnya menyusun rencana untuk mengambil hati sang dosen killer. Bukan tanpa alasan ia ingin segera lulus, semua itu karena dia ingin segera pergi dari rumah yang bukan lagi surga baginya dan lebih terasa seperti neraka.
Akankan Hasna berhasil menggambil hati sang dosen killer?
Atau malah Hansa yang terpaut hatinya terlebih dulu oleh sang dosen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MHDK 01. Dosen Killer
Pagi hari yang sibuk, seorang gadis tengah terburu buru saat mengetahui dirinya kesiangan bangun tidur.
" Sial... Tidak ada yang membangunkan ku."
Ia pun segera ke kamar mandi dan hanya mencuci mukanya serta menggosok giginya. Rambut nya yang panjang ia sisir sebentar dan diikat nya sembarangan.
" Ya... Inilah yang terjadi jika setelah subuh tidur lagi."
Gadis itu bergumam pelan sambil memasukan beberapa buka dan bahan yang ia akan serahkan untuk pengajuan judul skripsinya.
Tak...tak...tak....
Gadis itu berlari menuruni tangga. Ia pun melewati ruang makan tanpa menoleh sama sekali.
" Hasna sarapan dulu."
Gadis itu bergeming ia mengacuhkan panggilan sang ayah.
" Huh... Dasar anak itu benar benar tidak tahu aturan."
" Sudahlah mas, mungkin dia buru buru."
" Iya pa, Hasna eh maksud Reni kak Hasna mungkin ada kelas pagi."
Hasna yang mendengar ucapan nenek lampir dan anak kunti itu hanya memutar bola matanya dengan jengah.
Hasna yang sudah ditunggu ojek langganannya oun segera meluncur.
" Ayo mang... Kita lets go!!!"
" Asiaap non ..."
Meskipun ada mobil di rumahnya yang disediakan oleh sang papa Hasna menolak untuk memakainya. Ia lebih suka minta diantar oleh Mang Jaja tukang ojek langganannya yang mangkal depan komplek nya. Dan sudah selama 2 tahun ini Hasna menggunakan jasa Mang Jaja untuk mengantarnya kemana pun.
" Mang ngepot sedikit yak... Udah telat nih."
" Lah kan baru jam 7 kurang neng, biasanya ngampus jam 8."
" Iya mang, hari ini mau ketemu dosen pembimbing skripsi. Jam 7 harus udah sampai di ruangannya kalau telat Hasna bisa end mang."
Mang Jaja tertawa mendengar ucapan Hasna. Gadis yang ceria itu selalu membuatnya merasa senang. Mang Jaja bersyukur bisa bertemu dengan Hasna gadis cantik yang baik itu pernah menolongnya saat sang istri sakit. Hasna dengan sukarela memberikan gaji nya untuk membayar biaya pengobatan sang istri.
Hasna memang bekerja sebagai pelayan di sebuah cafe untuk dan menjadi penulis novel online untuk memenuhi printilan kehidupannya sehari hari. Lagi lagi ia tidak mau menggunakan kartu sakti pemberian sang papa. Ia hanya menggunakan uang itu untuk biaya kuliahnya saja.
Semenjak mama nya meninggal hidupnya sungguh berubah. Masuknya wanita lain dan seorang gadis yang mengaku sebagai adiknya ke rumahnya 4 tahun lalu membuat gadis 22 tahun itu sungguh syok.
Ia sungguh tidak menyangka sang papa memiliki istri lain dibelakangnya dan sang mama. Dan yang lebih mengejutkan gadis muda yang bernama Renita itu adalah anak kandung papa nya. Hati Hasna sungguh sakit mengetahui fakta tersebut.
Pria yang ia anggap sebagai sosok ayah sempurna itu ternyata menyimpan wanita lain dibelakangnya. Pantas saja belum ada sebulan meninggal Yudi sudah membawa Priska dan Renita masuk ke rumahnya. Dan mulai saat itulah surganya berubah menjadi neraka.
Ciiiit
Motor Mang Jaja berhenti tepat diparkiran Universitas Nusantara. Hasna langsung berlari sambil berteriak kepada Mang Jaja.
" Mang! Ongkosnya nanti ya!"
Pria 40 tahun itu hanya mengangkat jempolnya dan tersenyum melihat kelakuan Hasna.
Tak...tak....tak....
Hasna berlari sambil melihat jam yang melingkar di tangan kanannya.
" Pleasee pleaseee.... Sampai sampai.. Jangan telat .... Jangan telat....."
Hasna merapal doanya selama berlari menuju ruangan sang dosen.
Saat sampai di depan ruangan dosen tersebut ia pun berhenti untuk mengatur nafasnya yang tersengal.
Huft ... Fiuuuuhh
Tok...tok...tok...
" Masuk!"
Suara bariton khas seorang pria dewasa terasa begitu dingin sehingga membuat dada Hasna seperti disiram es.
" Selamat pagi pak. Saya Hasna mahasiswa fakultas Manajemen Bisnis yang akan melakukan bimbingan skripsi."
" Anda telat 2 menit. Silahkan kembali lagi besok."
" Apa? Pak please pak... Saya harus mengajukan judul sekarang. Saya mohon."
Hasna berusaha memohon kepada sang dosen agar mau mengampuni keterlambatan waktunya.
" Jika saya membiarkanmu maka kamu pasti akan mengulanginya lagi nanti. Silahkan keluar dan temui saya besok pagi di jam yang sama. Saya harus segera masuk kelas. Mahasiswa di sini yang membutuhkan saya bukan hanya kamu tapi banyak."
Hasna sungguh geram melihat sikap sombong dan angkuh sang dosen di depannya. Tangannya mencengkeram tas nya dengan erat.
" Dosen sialan, sombong amat sih. Pengen aku jambak rambutnya," batin Hasna.
" Jangan mengumpat saya dalam hati, saya peringatkan kamu tidak akan lulus tepat waktu jika tidak disiplin."
Dosen killer itu melenggang pergi meninggalkan Hasna dengan sejuta kekesalan dalam hatinya.
Ia pun melangkah dengan lesu menuju perpustakaan.
Tring
Sebuah pesan masuk di grup chat nya bersama dengan sahabat sahabatnya.
Lo dimana ( Tyas)
Hasna hanya menjawab dengan emoticon menangis
" Halo Has, dimana?"
" Perpus!"
Hasna sedang tidak mood berbicara banyak. Gadis itu pun masuk ke perpustakaan dan langsung mengambil tempat duduk dipojok lalu menaruh kepalanya di meja.
" Has, kenapa sih?"
" Haish. Gara gara telat 2 menit gue gagal ngajuin judul skripsi."
" What the hell. Yakin lo. Emang siapa sih dosen pembimbing lo?"
" Ehmmm kalau nggak salah namanya Radian Nareen Dwilaga."
" OMG!!! Gila beruntung banget lo dapet dosen ganteng itu. Lo tau nggak Has."
" Enggak gue nggak tau dan nggak mau tahu."
" Haish. Denger dulu. Pak Radi itu dosen paling ganteng di kampus kita ini, tapi emang doi terkenal killer dan disiplin banget. Pluuuus dia tuh cuek dan dingin banget sama cewek."
" Bangsat lo, kenapa nggak kasih tau gue. Gue tau doi dosen di sini. Tapi gue pikir bukan dia. Yang gue tau dosen yang killer itu namanya Dian!!!"
Teriakan Hasna membuat semua orang di perpus itu menatap tajam kepadanya.
" Maaf... Maaf... Saya keceplosan... "
Hasna meminta maaf dengan kelakuannya yang mengganggu para mahasiswa yang lain.
" Sttt.... Gila lo Has teriak teriak di perpus."
" Sorry sorry gue kelepasan. Kenapa sih lo nggak bilang ke gue Tyas."
" Lah gue pikir lo udah tau nyet. Gini ye. Pak Radian Nareen Dwilaga itu banyak banget nama panggilannya. Kadang dia dipanggil pak Radi, atau pak Radian, atau Pak Dian. Suka suka mahasiswanya lah gitu."
Hasna terdiam ia tengah memikirkan ide yang menurutnya cemerlang. Gadis itu pun menyeringai.
" Has! Lo lagi mikir apa. Jangan mikirin hal yang aneh aneh ya."
Tyas faham sekali akan tingkah sahabatnya itu. Jika Hasna menyeringai seperti itu maka gadis itu sedang menyusun ide gila yang bahkan tidak akan bisa diterima oleh akal sehat Tyas.
" Baiklah aku sudah memutuskan. Saya Hasna Sandika akan mengambil hati pak Radian demi untuk memuluskan skripsi saya dan juga bisa membawa saya keluar dari rumah jahanam itu."
" Hasna jangan gila!!!"
Apa yang dikhawatirkan Tyas terjadi juga. Hasna sungguh mencetuskan ide gila yang membuat Tyas menepuk kepalanya sendiri.
TBC
Hai hai hai.... Karya baru othor nih... Mampir yuk heheh
Kemarin mau bikin cerita tentang dokter Bisma tapi setelah dipikir pikir bosen juga seeting di rumah sakit lagi. Jadilah cerita tentang pak dosen saja.
Dukung karya baru othor yak...
Terimakaih... Matursuwun...