Rachel, seorang CEO muda yang sukses, hidup di dunia bisnis yang gemerlap dan penuh tekanan. Di balik kesuksesannya, ia menyimpan rahasia besar—ia hamil dari hubungan singkat dengan mantan kekasihnya, David, yang juga merupakan pengusaha terkenal. Tak ingin skandal mengancam reputasinya, Rachel memutuskan untuk menghilang, meninggalkan kariernya dan kehidupan glamor di kota besar. Ia memulai hidup baru di tempat terpencil, bertekad untuk membesarkan anaknya sendiri, jauh dari perhatian publik.
Namun, anaknya, Leo, tumbuh menjadi anak yang luar biasa cerdas—seorang jenius di bidang sains dan matematika. Dengan kecerdasan yang melampaui usianya, Leo kerap membuat Rachel terkejut sekaligus bangga. Di usia muda, Leo mulai mempertanyakan asal-usulnya dan mengapa mereka hidup dalam kesederhanaan, jauh dari kenyamanan yang seharusnya bisa mereka nikmati. Ketika Leo secara tak sengaja bertemu dengan David di sebuah kompetisi sains, masa lalu yang Rachel coba tinggalkan mulai terkuak, membawa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjar Sidik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Di Balik Pintu Rahasia
Nathan dan Adrian berdiri tegak di dalam ruang kerja yang gelap. Ketukan pintu bergema lagi, semakin keras dan mengintimidasi. Nathan merasakan napasnya memburu, sementara Adrian tetap tenang, meski terlihat jelas ketegangan di balik matanya. Mereka tahu, orang di balik pintu bukanlah tamu biasa.
Adrian berbisik pada Nathan untuk bersiap, lalu menekan tombol kecil di bawah mejanya. Pintu rahasia di dinding terbuka perlahan, memperlihatkan lorong yang gelap.
> Adrian, berbisik: "Masuk ke sana, Nathan. Jangan keluar sampai aku memanggilmu."
> Nathan: "Tapi, Ayah... kita bisa hadapi ini bersama, kan?"
> Adrian: "Percayalah, Nak. Ini demi kebaikanmu."
Dengan enggan, Nathan masuk ke lorong dan pintu pun tertutup kembali. Dia berdiri di balik dinding, bisa mendengar setiap kata yang terjadi di ruang kerja Adrian.
---
[Scene 1 - Kedatangan Orang Misterius]
Pintu ruang kerja Adrian terbuka, dan dua pria masuk. Mereka berpakaian rapi namun dengan ekspresi yang dingin, seperti profesional yang tak memiliki empati. Salah satu dari mereka, pria tinggi dengan mata tajam, berjalan mendekat dan langsung berbicara dengan nada dingin.
> Pria Tinggi: "Adrian, kita sudah menunggu terlalu lama. Waktu Anda hampir habis."
> Adrian, tenang: "Aku sudah melakukan semua yang kalian minta. Apa lagi yang kalian inginkan?"
> Pria Tinggi: "Kami ingin jaminan, Adrian. Kau tahu, rahasia yang kau sembunyikan bukan hanya tentang perusahaanmu, tetapi tentang hidup seseorang."
Adrian merasakan ketegangan semakin meningkat, terutama ketika pria itu menyinggung rahasia yang ia sembunyikan selama ini. Sementara itu, Nathan yang mengintip dari celah pintu rahasia mulai merasakan ketakutan sekaligus penasaran. Apa sebenarnya yang mereka bicarakan? Rahasia macam apa yang ayahnya simpan?
---
[Scene 2 - Percakapan yang Mengancam]
Pria tinggi itu mengeluarkan berkas dari dalam tasnya dan melemparnya di meja Adrian.
> Pria Tinggi: "Ini adalah bukti yang bisa menghancurkan perusahaanmu, bahkan hidupmu. Jika rahasia ini terbongkar, kau akan kehilangan segalanya, Adrian."
> Adrian: "Aku tahu risikonya. Tapi anakku tidak akan terlibat dalam masalah ini. Kau tahu itu."
> Pria Tinggi, tersenyum dingin: "Itu bukan keputusanmu, Adrian. Anakmu telah melibatkan dirinya sendiri sejak dia memutuskan untuk menyelidiki urusan ini."
Nathan menggertakkan gigi di balik pintu. Pria itu tahu tentang dirinya. Ia merasa tertantang dan berusaha menahan diri agar tidak keluar dari persembunyiannya.
> Nathan, dalam hati: "Mereka tahu aku sedang mencari tahu. Apakah ini yang ayah coba lindungi dariku?"
---
[Scene 3 - Kebenaran yang Terungkap]
Suasana semakin tegang saat pria tinggi itu melanjutkan bicaranya.
> Pria Tinggi: "Adrian, kami tahu masa lalu istrimu dan semua yang kau sembunyikan dari Nathan. Jika kau tidak bekerja sama, rahasia ini akan menjadi berita besar. Kau siap menanggungnya?"
> Adrian: "Aku tidak takut pada ancamanmu. Kau pikir aku akan menyerah begitu saja? Aku tidak akan membiarkan keluargaku hancur karena ulah kalian."
> Pria Tinggi: "Tapi kau sudah membuat pilihan yang buruk, Adrian. Dan pilihan itu akan menghantui anakmu, bukan hanya dirimu."
Mendengar ini, Nathan merasa marah dan bingung. Ayahnya telah berusaha melindunginya dari apa pun masalah ini, tetapi dia juga merasa dikhianati karena tidak diberi tahu dari awal. Apa yang sebenarnya terjadi antara ayahnya dan masa lalu ibunya?
---
[Scene 4 - Keputusan Berani Nathan]
Ketika pria itu mulai berbicara lebih dalam tentang masa lalu yang disembunyikan Adrian, Nathan tak bisa lagi menahan diri. Ia keluar dari persembunyiannya dan berdiri di hadapan mereka dengan tatapan penuh kemarahan.
> Nathan: "Hentikan. Jika kalian ingin berurusan dengan ayahku, kalian juga harus berurusan denganku!"
Adrian terkejut melihat Nathan keluar, namun ia tahu bahwa anaknya tidak akan tinggal diam begitu saja.
> Pria Tinggi, tersenyum sinis: "Jadi ini putramu, Adrian? Berani, tapi naif. Kau tak tahu apa pun tentang masalah ini, bocah."
> Nathan, tegas: "Mungkin aku tak tahu banyak. Tapi aku tahu bahwa aku tidak akan membiarkan siapa pun menghancurkan keluargaku tanpa perlawanan."
> Adrian: "Nathan, sudah kubilang kau sebaiknya tidak ikut campur!"
> Nathan: "Maaf, Ayah. Tapi aku tidak bisa diam saja."
Perkataan Nathan ini membuat Adrian menyadari bahwa putranya sudah bukan lagi anak kecil yang bisa ia lindungi dari semua kenyataan. Nathan sudah siap menghadapi apa pun, meskipun itu berarti ia harus bertarung di sisi ayahnya.
---
[Scene 5 - Cliffhanger]
Situasi semakin memanas ketika pria tinggi itu mengeluarkan pistol dari balik jasnya dan mengarahkannya ke arah Nathan.
> Pria Tinggi: "Kau mungkin berani, bocah. Tapi ingat, keberanian tanpa pemahaman adalah kehancuran. Jangan paksa kami bertindak ekstrem."
Adrian melangkah maju, melindungi Nathan di belakangnya. Wajahnya menunjukkan tekad kuat, seakan mengatakan bahwa ia tak akan membiarkan Nathan terluka.
> Adrian: "Jangan pernah sentuh anakku. Jika kau ingin menghancurkan seseorang, hancurkan aku."
> Pria Tinggi, tersenyum: "Begitu mudahnya kau memberikan dirimu, Adrian. Tapi ingat, kami tidak menginginkanmu... kami ingin sesuatu yang lebih besar darimu."
Pria itu memasukkan pistolnya kembali, memberi tanda ancaman yang tersirat. Ia meninggalkan ruangan, tapi sebelum pergi, ia memberikan satu pesan terakhir.
> Pria Tinggi: "Waktu kalian semakin singkat. Jika kau tidak memenuhi keinginan kami, maka rahasia ini akan terbongkar dengan cara yang paling menyakitkan."
Setelah pria itu pergi, Nathan menatap Adrian dengan penuh pertanyaan. Ia ingin tahu semua, ingin mendengar kebenaran dari ayahnya sendiri, tanpa kebohongan lagi.
> Nathan: "Ayah... katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi. Aku harus tahu, bahkan jika itu menyakitkan."
> Adrian, menghela napas berat: "Baiklah, Nathan. Aku akan memberitahumu semuanya. Tapi berjanjilah, kau akan tetap kuat. Kebenaran ini lebih berat dari yang kau bayangkan."
saat Adrian akhirnya memutuskan untuk membuka semua rahasia tentang masa lalu keluarganya pada Nathan.
rahasia apa yang begitu kelam hingga membuat Adrian rela mengorbankan dirinya demi melindungi Nathan.