Menceritakan tentang seorang bayi, anak miliarder yang diculik oleh musuh bisnis orang tuanya. bayi itu dibuang dan ditemukan oleh seorang pemulung di desa terpencil, dan dia juga sering dihina di sana oleh para tetangganya sampai usia dia 20tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
" sekali sekali sayang biar gak bosen." putra mendekap tubuh desi sangat kencang, agar mudah memasukan king cobranya karna desi terus meronta.
" sayang udah berhenti aku bilang. aaahhh sakit.. "desi terus meronta, namun putra tidak perduli karna sedang menikmati permainannya.
tidak lama putra sudah mencapai puncak kenikmatannya, dan menyemburkan bisa king cobranya ke tubuh desi.
sedangkan desi menangis menahan rasa sakit yang tidak seperti sebelumnya.
" sayang kamu nangis.?" tanya putra yang baru menyadarinya.
" sakit." desi menjawab dengan air mata yang terus menetes. putra menjadi tidak tega dan putra memeluk desi untuk menenangkannya.
" maaf ya sayang, aku janji gak masukin kesitu lagi." ucap putra dengan menciumi punggung desi, karna desi membelakanginya.
" awas kamu kalau berani lagi.!" desi menjawab sambil membalik badan untuk menghadap putra.
" iya sayang, janji gak lagi, kamu tiduran aja biar aku yang pesan makan." putra berucap sambil membangunkan tubuhnya yang tanpa sehelai benang,
desi menelan ludahnya sendiri, melihat king cobra putra yang besar, dan desi membayangkan dan berpikir, bagaimana bisa muat benda sebesar itu masuk kedalam lubang yang sangat kecil.
" untung kamu ATM berjalan ku, jika tidak, aku akan potong itumu karna berani memasukkan ke lubang yang lain." gumam desi dalam hati dan terus memandangi tubuh putra yang menuju kamar mandi.
.
sedangkan di tempat lain, pak perabu tidak bisa tidur karna terus memikiran cara untuk menangkap tikus yang sudah berani menggelapkan uang perusahaannya
dan bu anggun menyadari kegelisahan suaminya dan bertanya.
" papah kenapa sih dari tadi sepertinya sangat gelisah." bu anggun terganggu karna pak perabu tidak bisa diam karna membolak balikan tubuhnya di kasur.
" hufff.. ada yang menggelapkan uang perusahaan mah." pak berabu mendudukkan posisinya, bu anggun juga mengikuti pak perabu.
" siapa pah yang berani.?"
" papah sudah suruh orang buat menyelidikinya mah, semoga besok sudah ada hasilnya, papah tidak akan biarkan orang itu mendekam di penjara, papah akan menghukumnya dengan cara papah sendiri."
" tapi jangan sampai kiran tau ya pah, jika papah akan menghukum orang itu, mamah yakin kiran akan takut nanti saat mengetahuinya." pak perabu mengangguk membenarkan ucapan bu anggun.
" iya mah, papah pastikan kiran tidak akan tahu hal ini."
" ya sudah papah tidur, jangan dipikirin lagi, yang ada nanti malah papah sakit jika kurang tidur." tegur bu anggun.
" iya mah." pak perabu menurut seperti anak kecil yang di suruh tidur oleh orang tuanya, bu anggun tersenyum melihatnya.
sifat pak perabu yang penurut adalah salah satu alasan yang membuat bu anggun setia dengan pak perabu, walaupun pak perabu dikenal dengan orang yang kejam diluar sana..
.
sedangkan dikamar kiran, kini kiran sedang mencari sosmed sahabat satu satunya yang ada di desa dulu. kiran hanya mempunyai satu sahabat perempuan.
" apa ya nama sosmed Asyifa, dulu pernah di kasih tahun katanya nama hanya Asyifa tapi ini banyak banget yang namanya Asyifa." kiran berguman sambil tangannya terus menelusuri aplikasi yang berwarna biru itu.
" sepertinya ini fotonya belum berubah sejak aku dikasih lihat dulu, coba deh kirim chat." kiran pun mengirim pesan pada akun sosmed yang bernama Asyifa itu.
" Assalammualaikum sifa ini aku kiran." begitulah chat yang kirim pada asyifa.
15 menit, 30 menit, 1 jam, kiran menunggu balasan dari asyifa. berharap dapat balasan malam ini juga.
ting..
akhirnya ada pesan masuk dalam Hp kiran, kiran tersenyum melihat siapa yang membalas pesannya,
dan kiran pun memutuskan untuk meminta nomer telpon Asyifa karna kiran akan menghubungi lewat panggilan suara.
setelah mendapat nomer asyifa kiran langsung menghubunginya, karna kiran sangat merindukan sahabatnya tersebut.
" Haloo.. Assalammualaikum sifa.?" ucap kiran setelah panggilan terhubung.
" Waalaikunsalam.. Ya Allah ini beneran kamu kiran, aku kira kamu orang iseng yang mau ngerjain aku, ternyata benar jika ini kamu." jawab asyifa atau yang biasa dipanggil sifa. sifa angat senang ternyata benar kiran sahabatnya yang menghubunginya.
" iya ini aku sifa, gimana kabar kamu didesa.?" tanya kiran
" aku baik kiran, tapi aku gak di desa lagi dan sepertinya kita sedang berada di kota yang sama."
" maksud kamu kamu dikota yang sama gimana.?"
" hemm.. aku nyusul kamu ke kota saat aku mengetahui dari bapak kamu, katanya kamu sudah nikah dikota. jahat banget kamu nikah gak undang aku." sifa menjelaskan kejadian sesungguhnya.
" APAA.. KAMU KEKOTA NYUSUL AKU, terus kamu tinggal sama siapa sekarang.?" kiran tidak mengindahkan pertanyaan sifa yang membahas pernikahannya.
" ya aku tinggal sendirian, aku ngekos deket perusahaan tempat aku kerja biar deket."
" oh apa nama perusahaannya nanti aku temuin kamu disana."
" kamu mau temuin aku.? emangnya kamu tidak sibuk ngurus rumah tangga kamu.?" tanya sifa.
" huff.. aku udah cerai sifa mana mungkin aku sibuk ngurus rumah tangga ku." jawab kiran sambil menghembuskan nafas kasarnya.
" maaf ya kiran aku gak tau, tapi jika kamu sudah cerai terus kamu tinggal di mana sekarang.?" sifa penasaran dengan kehidupan kiran yang sekarang.
" hemm.. aku tinggal dengan orang baik, mereka sangat baik sampai mereka mau menganggap ku sebagai anak mereka." kiran belum mau menjelaskan kebenarannya setelah hasil tes DNA nya keluar hasilnya.
" syukurlah jika kamu sudah mendapat tempat tinggal yang nyaman, oh ya nama perusahaan tempat aku bekerja adalah PT. Wijaya Abadi nanti aku sherelok deh kalau kamu mau ke sini." kiran tidak mengetahui jika perusahaan yang disebut sifa adalah perusahaan milik pak yoga.
" iya kamu sherelok aja, besok pas makan siang, aku temuin kamu." sifa mengangguk walaupun tidak terlihat kiran.
" kamu sebagai apa kerja disana, setahu aku, dulu kamu kuliah ambil jurusan Akutansi. pasti kamu punya jabatan disana." tanya kiran lagi.
" aku hanya staff biasa, karna diperusahaan ini belum membutuhkan orang untuk di posisi yang sesuai jurusan aku ambil saat kuliah."
" bagaimana kalau aku minta sama papah, buat masukin kamu diperusahaannya, besok aku pasti paksa papah agar kamu bisa bergabung diperusahaannya, agar apa yang kamu pelajari tidak sia sia."
" papah siapa kiran.?" sifa makin penasaran mendengar ucapan kiran.
" besok kalau kita ketemu aku jelasin semua, ini sudah malam, tapi kamu setujukan jika bergabung dengan perusahaan papah.?"
" ya udah deh besok ya kamu ceritain semua, iya aku mau, mau banget malah ran." jawab sifa dengan semangat 45.
" ya udah aku matiin dulu ya, besok aku harus bangun pagi, soalnya harus masak terlebih dulu sebelum berangkat." lanjut sifa.
" iya udah sampai ketemu besok, Assalamualaikum." kiran mengakhiri panggilan setelah terdengar jawaban salam dari sifa..
Bersambung...