Cinta Luar Biasa

Menemukan sebuah lowongan pekerjaan memang adalah impian para lulusan yang punya niat bekerja. Anggap saja mumpung ada kesempatan, Atau tidak lagi.

Sama seperti perusahaan yang lain,, Di perusahaan YS Company Group pun sama. Lowongan di buka secara on-line dan akan ada panggilan secara bertahap. Sama seperti hari ini, Yang melamar pekerjaan di perusahaan pimpinan Adam tak hanya sedikit.

Bahkan ada beberapa dari mereka yang berakhir kecewa karena tidak di terima langsung. Ya, Mungkin ada yang wawasannya kurang sehingga pihak dari HRD tak dapat menerima pelamar pekerjaan tersebut.

Salah satunya Ria yang sejak tadi sudah ketar ketir. Ria duduk dengan gelisah sejak tadi, Ia sudah tidak sabar ingin langsung di interview dan segera bekerja di kantor ini.

"Duh kok lama banget sih.."Sejak tadi beberapa pelamar hanya menatap Ria tidak suka. Bagaimana tidak, Tidak ada yang mengomel hanya Ria saja tidak bisa diam. Tentu saja adegan itu mengundang para pelamar calon Karyawan yang lain merasa tak nyaman dengan keberadaan si Ria.

"Kamu itu bisa diem gak sih? Sejak tadi kita perhatiin gak enak diem.. "Protes seseorang disana.

"Iya,,Gak ingat kata pak Heru tadi. Yang sopan dong.. "Sambung yang lainnya. Mendapatkan teguran semacam itu hanya membuat Ria memutar bola matanya malas.

"Eh, Denger ya.. Gak usah dengerin si Heru itu. Asal kalian tahu ya.. Sepasang bos sama Asisten itu aku kenal semua.. Heru itu adik tiri aku dan kita tinggal bareng.. Sementara bos pemilik perusahaan ini adalah teman sekelas aku sejak SMA. Dan aku yakin, Setelah ini aku pasti langsung di tempatkan sebagai seorang sekretaris disini. Karena aku dengar, Selain membutuhkan staf karyawan biasa disini juga membutuhkan sekretaris kan.."Mereka hanya bisa geleng-geleng kepala saja. Percaya dirinya sangat tinggi sekali.

"Mimpinya jangan terlalu tinggi deh. .

"Iya,,Belum juga di interview...

"Hey!!.."Salah seorang pekerja disana merebut sebuah fotocopy ijazah SMA yang sempat Ria bawa lalu membacanya.

"Heh! Lu Emang Lulusan SMA mana sih? Kok gue baru tahu... Lu bilang tadi satu kelas sama Pak Adam ya? Bukannya pak Adam itu sekolah SMA nya lulusan dari sekolah paling elit di kota ini..Sedangkan lu? "Ria menelan salivanya dengan sudah payah. Ia lupa jika Adam sempat pindah sekolah..

Mereka pun hanya bisa tertawa saja, di katakanlah bahwa Ria hanya punya haluan setinggi langit.

"Khoiria Manisa!!

Begitu namanya di sebut, Ria bangkit dan merampas kasar Fotocopy ijazah miliknya tadi. "pelan-pelan dong.. yang di butuhkan ijazah kuliah bukan SMA!" Ria tak peduli ia masuk begitu saja ke dalam ruangan dan siap untuk di interview.

 Sejenak para calon Karyawan yang masih berada di luar ruangan saling pandang.

"Siapa tadi namanya?

"Khoiria Manisa?

"Kampungan banget tauk tuh nama hahahaha.."Mereka pun hanya tertawa lepas. Nama Ria cukup lucu untuk mereka dengar. Setelah cukup lama menunggu, Akhirnya Ria keluar dari ruangan HRD.

Wajahnya terlihat murung,Ria yang masuk secara semangat kini seolah hilanglah semangat itu. Ria memang di terima, Tapi bukan menjadi sebagai sekretaris melainkan menjadi staf biasa saja..

"Makanya,,Kalau jadi orang halunya jangan tinggi-tinggi..Kalau udah kayak gini, Sakit kan jatuhnya.."Bisik salah seorang disana. Ria hanya terdiam, Kesombongan yang utarakan pasti akan di tertawakan oleh Heru setelah ini.

"Gapapa.. Walaupun hanya Karyawan biasa.. Aku akan tetap membuat Adam kembali jatuh cinta sama aku..Akan ku tutup mulut mereka dengan semua itu...

Batin Ria sebelum wanita itu pergi dari tempat tersebut. Ria di terima dan langsung bisa bekerja hari ini. Tempatnya pun sudah di sediakan. Sebenarnya tidak rugi jika hanya menjadi karyawan biasa, Karena gaji yang di terima cukup lumayan dan lebih Tinggi daripada gaji perusahaan yang lain.

Ria meletakkan tasnya di sebuah meja. Wanita itu menoleh kesana kemari memerhatikan para wanita lainnya yang fokus dengan komputer di hadapannya.

"Aku ini Cantik dan juga pintar, harusnya aku ini menjadi manager atau sekretaris kan? Bukannya jadi malah jadi.. ih... "Mau tak mau, Ria akhirnya duduk dan ikut bekerja bersama yang lainnya.

.

.

.

Tak banyak yang di terima, Tapi mereka masih punya kesempatan untuk melamar kembali pekerjaan disana. Tentu saja dengan hasil yang lebih memuaskan bukan?

"Ini kerjakan.. Cuma tinggal di revisi doang, Habis itu langsung kasih ke ruangan bos ya" Ucap salah satu dari karyawan lama kepada Ria. Dengan kesal Ria menerima beberapa proposal tersebut. Padahal sebenarnya tugasnya tidak banyak, Tapi pada dasarnya Ria saja yang malas.

Para karyawan yang ada disana bekerja sembari mengobrol mungkin takut bosan dan mencoba mencairkan suasana. Hingga mereka langsung diam dan berdiri tatkala ada seseorang yang datang. Ria yang menyadari akan hal itu pun merasa masa bodo. Memangnya siapa dia harus di hormati.

"Udah gak perlu gitu ah..Duduk lagi ya.."Suaranya sangat lembut. Senyum manis Mawar selalu membuat para karyawan tenang.

Entah kapan Mawar datang, Tapi wanita itu tampak memegang sebuah proposal disana.

"Maaf, Bisa saya pinjam bolpoinnya sebentar?" Salah tempat, Ria menatap tak suka dengan wanita yang wajah cantiknya tampak sangat familiar itu..

"Masa kerja gak bawa bolpoin sih.. "Ucap Ria dengan ketus. Mawar hanya bisa menghela nafas panjang saja.

"Bukan begitu.. Saya cuma mau pinjam loh, Cuma sebentar...

"Halah.. Bilang aja..

"Eh Ria yang sopan dong kalau bicara sama bu Mawar.."Tegur yang lainnya. Para karyawan lama langsung tidak suka dengan sikap Ria yang menurutnya sangat kurang ajar dan keterlaluan. Sikapnya tidak ada sopan-sopannya membuat mereka geram.

"Emang siapa sih dia? Kalau cuma sama-sama karyawan biasa gak perlu..

"Sayang ngapain disini.. "Ucapan Ria terhenti ketika Adam tiba-tiba datang mendekati Mawar. Tak lupa sebuah kecupan mendarat di kening Mawar.

"Mas apaan sih? Malu tahu..."Wajah mawar sudah memerah menahan malu sejak tadi. Apalagi Adam menciumnya di depan banyak karyawan.

"Ya gapapa lah.. Cium istri sendiri juga.." Mata Ria terkejut. Adam yang ia kira masih single namun nyatanya sudah punya istri.

Tatapan manis Adam berubah menjadi datar di hadapan Ria. Sejak tadi Adam sudah banyak mendengar tentang sikap Ria yang kurang sopan terhadap lawan bicaranya.

"Maaf sebelumnya, Sikap kurang aja kamu jangan di bawa di kantor ini ya.. Sejak tadi saya dengar sikap kamu memang kurang sopan. Terlebih tadi kamu bersikap tak mengenakan terhadap istri saya. Dan jujur saya tidak suka.."Adam diam sejenak sebelum melanjutkan ucapannya.

"Saya tahu dan saya ingat kalau kita memang pernah satu kelas dulu...Tapi jika sedang berada disini.. Hargai saya sebagai atasan kamu bukan teman kamu.."Bukan sombong atau bagaimana, Tapi bukankah memang begitu aturannya. Mungkin dulu, Adam adalah teman satu kelas Ria. Remaja pria yang wanita itu katai jelek, Udik Dan miskin kini telah menjadi seorang bos besar.

Mawar yang berada disana hanya heran dan bingung. Karena jujur, Mawar sama sekali tidak mengingat siapa Ria. Mawar kira wanita itu teman satu kelas Adam di kota ini. Tapi Mawar tak peduli lagi. Yang penting Adam berpihak padanya..

"Sayang ayo pergi.."Ajak Adam seraya merangkul bahu sang istri.

"Iya mas.."Mawar tersenyum kemudian ikut pergi meninggalkan tempat itu.

"Pokoknya aku harus bisa menghancurkan hubungan Mereka bagaimana pun caranya.."Batin Ria menatap kepergian Adam dan Mawar.

.

.

.

TBC

.... Bonchap Brian Dan Arumi up bentar lagi, Tungguin ya...🤗