Zaky Wijaya diantara dua wanita bernama Zaskia dan Shannon. Kia sudah dikenal sejak lama dan disayangi laksana adik. Shannon resmi menjadi pemilik hati dalam perjumpaan di Bali sebelum berangkat ke Zurich.
Hari terus bergulir seiring cinta yang terus dipupuk oleh Zaky dan Shannon yang sama-sama tinggal di Swiss. Zaky study S2 arsitektur, Shannon bekerja. Masa depan sudah dirancang namun komitmen berubah tak sejalan.
"Siapanya Kia?" Tanya Zaky dengan kening mengkerut. Membalas chat dari Ami, sang adik.
"Katanya....future husband. Minggu depan khitbah."
Zaky menelan ludah. Harusnya ikut bahagia tapi kenapa hati merasa terluka.
Ternyata, butuh waktu bertahun-tahun untuk menyimpulkan rasa sayang yang sebenarnya untuk Kia. Dan kini, apakah sudah terlambat?
The romance story about Kia-Zaky-Shannon.
Follow ig : authormenia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wahai Hati
Dua pekan setelah pertemuan di sungai Aare, kini Zaky dan Shannon berada di basecamp komunitas Cahaya Iman. Lebih tepatnya di lantai dua yang difungsikan sebagai mushola tempat salat dan kajian. Di depan Guruh sang ketua, serta dua orang pengurus wanita juga beberapa member yang hadir yang akan menjadi saksi, Shannon menyatakan kemantapannya untuk memeluk Islam. Tanpa paksaan dan tekanan siapapun. Niat ikhlas dari hati.
Zaky sampai menahan napas saat Guruh mulai membimbing Shannon berucap syahadat. Ia yang memegang ponsel untuk merekam momen bersejarah itu, mendadak tangannya sedikit tremor. Sebab haru menyelubungi kalbu.
Dalam balutan gamis dan hijab warna senada hijau sage, Shannon mengikuti setiap kata yag diucapkan Guruh dengan lancar. Hingga kalimat takbir menggema di mushola yang dihadiri sekitar 10 orang itu. Mulai hari ini, bertepatan satu tahun relationship dengan Zaky, dirinya resmi menjadi mualaf.
Zaky memejamkan mata dengan kepala menunduk begitu menyaksikan Shannon berpelukan dengan Meisya. Terbawa suasana haru saat mendengar sang kekasih terisak. Dari lubuk hati yang paling dalam, ia mensyukuri momen yang tercipta di siang hari itu. Relationship goals naik level lagi.
Shannon sudah meminta Meisya untuk menjadi guru pembimbingnya. Merasa klop dengan sifat dan karakter ibu satu orang putra itu. Dan ini menjadi salat pertama baginya saat mengikuti berjamaah salat Dzuhur.
Zaky dan Shannon sudah membawa paket makan siang untuk dinikmati bersama usai salat berjamaah. Percakapan santai namun sarat sharing ilmu tercipta selama duduk bersama usai makan. Hingga waktunya untuk pulang sebab Shannon akan memulai jam kerja dua jam lagi.
Dengan menggunakan taksi, Zaky mengantar Shannon sampai ke apartemen. Ia tidak keberatan saat Shannon membuatkan minuman Swiss cocholate classic. Sambil menunggu, ia mengeluarkan laptop untuk mengecek ulang tugas kampus yang belum selesai. Sepekan ke depan, akan dihadapkan pada presentasi dengan jadwal yang sudah di acc dosen.
"Lagi ada tugas ya?" Tanya Shannon sambil menyimpan dua gelas minuman coklat di meja.
"Bukan ada tapi banyak. Nanti malam mau lembur. Huft." Zaky mengembuskan napas panjang.
"Ganbatte, Babe! Dua semester lagi kan?"
Zaky mengangguk sebagai jawaban. "Sha, kita vc Ibu ya. Ngasih kabar terbaru tentang calon mantunya nih," ujarnya diiringi senyum simpul. Senyum manis andalannya.
"Okay. But...aku jadi nervous nih." Shannon meringis.
"Mana ada seorang Shannon Stewart nervous." Zaky menggoda diiringi kekehan. Membuat Shannon tertawa renyah.
Perbedaan waktu selama 6 jam. Jika di Zurich saat ini menunjukkan pukul 2 siang, di Ciamis saat ini sudah jam 8 malam. Biasanya ibunya sudah bersantai di rumah. Zaky mengajak Shannon duduk di dekatnya. Dan benar saja, tanpa menunggu waktu lama, sambungan video terhubung.
Orang yang paling sering dihubungi Zaky adalah ibunya. Tak pernah absen di setiap pekannya. Meski sekadar chat. Urutan selanjutnya adalah komunikasi dengan Ami dan dua kakaknya. Ia pun menepati janji pada Kia untuk tetap menjalin komunikasi. Sehingga tahu perkembangan kuliah nya yang kini sudah selesai sidang skripsi. Dengan Daffa juga. Adiknya Kia itu dipinang oleh 4 kampus negeri ternama tanpa tes sebab menjadi juara satu olimpiade fisika tingkat nasional. Keren.
Komunikasi penting selanjutnya adalah dengan Gina. Saudara tirinya yang berada di Jerman dan sudah lulus S1 serta bekerja di Munich. Sudah siap dilamar oleh teman kuliahnya yang sama-sama berasal dari tanah air. Katanya akan main ke Zurich setelah mendapat cuti berbarengan."
Tak ketinggalan juga yang dari Bandung sering kirim email padanya. Yang antusias bertanya tentang landmark kampus ETH Zurich serta metode belajarnya. Yang selalu minta foto dan video setiap spot yang dikunjungi. Yaitu Dika anak pasangan Mizyan dan Rahma. Ia memang rencananya mau buat vlog, namun ternyata hanya sebatas wacana. Belum bisa menyempatkan waktu. Sebab waktu luangnya diisi dengan mengambil job. Sudah mulai menabung untuk persiapan lamaran setelah wisuda. Satu tahun lagi.
"Assalamu'alaikum, Tante. Apa kabar?" Shannon lebih dulu menyapa sambil melambaikan tangan terhadap ibunya Zaky yang memenuhi layar ponsel.
Jawaban salam terucap dari bibir Ibu Sekar. Ibunya Zaky itu terlihat mengerutkan dahi. Mungkin merasa terkejut melihat Shannon mengenakan gamis dengan pasmina tersampir di bahu. Ia pun menjawab sambil bertanya kabar Shannon.
Untuk sementara, Zaky membiarkan Shannon dan ibunya berbincang santai. Memilih menjadi pendengar obrolan yang lebih banyak membahas seputar pekerjaan Shannon yang ingin diketahui ibu.
"Bu, Shannon udah jadi mualaf." Ucap Zaky mengambil alih percakapan setelah Shannon menoleh padanya. Kabar ini tentunya akan memberi ketenangan pada ibunya mengingat satu masalah itulah yang dikhawatirkan oleh Ibu.
"MasyaAllah. Kapan?" Raut kaget sekaligus takjub terlihat di wajah Ibu Sekar.
"Tadi jam setengah dua belas, Tante. Setelah beberapa bulan belajar, aku mantap sekarang." Shannon yang menjawab usai mendapat lirikan Zaky.
"Alhamdulillah. Pendapat orang tuamu gimana, nak?"
"Mereka demokratis, Tante. Tidak keberatan asal aku bertanggung jawab pada pilihan. Berlaku pada hal lain juga."
Ibu Sekar manggut-manggut. "Semoga istiqomah ya, nak."
Shannon tersenyum dan mengangguk. "Doakan ya, Tante."
***
Setelah stripping persiapan sidang, sidang skripsi, sekaligus revisi, dan keriweuhan lainnya, kini Kia bisa bernapas lega dan merdeka. Namun juga bukan berarti mengisi waktu menuju wisuda dengan leha-leha apalagi mager alias malas gerak. Dosen pembimbingnya memberi rekomendasi pekerjaan sementara. Dan ia sambut dengan tanpa ragu.
Kia mendapat amanah menjadi trainer di program Kementerian perindustrian. Bergabung di lembaga food consultant. Melalui tugas sebagai instruktur itulah, ia mulai menjelajahi beberapa daerah di Indonesia untuk membimbing IKM (Industri Kecil Menengah) untuk mendapatkan sertifikat pangan. Juga menjadi pembicara di beberapa program dinas daerah.
Berawal dari rasa mindernya melihat Shannon yang jago public speaking dengan self confidence tinggi di momen mengantar Zaky berangkat ke Zurich, ia terpecut ingin menambah nilai diri. Tak salah keputusannya mengikuti kursus public speaking selama tiga bulan, dibuktikan saat sidang skripsi. Bisa menjawab pertanyaan dan menerangkan dengan tenang dan lugas tanpa gemetar.
Kia membuat postingan di media sosialnya dengan mencantumkan foto diri berlatar belakang kantor pemerintahan dengan lambang Rumah Gadang dan tulisan "Tuah Sakato", lambang Provinsi Sumatera Barat. Membuat caption, [Padang. Here, I am]
Ini adalah perjalanan dinas keempatnya bersama tim dari Kemenperin dengan tugasnya sebagai trainer. Kali ini tugasnya di Simpang Ampek, Kabupaten Pasaman Barat. Mobil plat merah yang menjemput di bandara membawa timnya menuju hotel sebelum besoknya memulai pembinaan di lokasi acara.
Kapan lagi bisa jalan-jalan gratis keliling beberapa daerah di Indonesia jika bukan jadi instruktur seperti ini. Kia sangat berterima kasih pada Pak Dimas sang dosen pembimbing yang sudah mendaftarkan namanya ke Kemenperin. Senyum samar terbit di bibirnya sambil menikmati pemandangan dari jendela mobil di sebelah kirinya. Bersyukur, ilmunya bermanfaat untuk banyak orang.
@amiselimut : "Menyala, Bestieku 🔥"
@revaaaa : "Tetehku 😍"
@daffameow : "🔥🔥🔥"
Dan masih banyak komentar yang berdatangan dari Elma, Rizky, Dila, dan teman-teman sekelas lainnya. Kia hanya membacanya diiringi senyum mesem.
Satu komentar yang baru saja muncul, membuat Kia menelan ludah. Dan menatapnya tanpa kedip.
@zakywjy: "Proud."
Satu kata. Namun mampu membuat darah selalu berdesir setiap kali postingan kegiatannya dikomentari oleh Zaky. Pria yang susah bergeser pindah dari hatinya meski kini ada pria lain yang sedang berusaha menyentuh hatinya. Zaky, cinta pertama yang sudah memiliki pacar tanpa pernah berterus terang hingga detik ini. Padahal komunikasi denganya masih berjalan aktif.
[Terima kasih, A 😊]
[What's new?]
Kia membalas komentar Zaky lewat DM. Tak ingin publik tahu bagaimana perhatiannya ia terhadap follower satu itu.
Salah gak sih kalau aku masih berharap pada A Zaky.
Salah gak sih kalau aku merelakan A Zaky pacaran sama Shannon tapi nikahnya sama aku.
Wahai hati....kapan bisa berhenti berharap.
Pesannya belum dibaca membuat Kia melamun. Namun lamunannya terburai saat lengannya dicolek.
"Kita makan dulu, Kia." Ucap Andromeda, sang ketua tim.
Kia yang duduk di jok belakang menjadi yang paling akhir turun. Entah dimana ini. Ia hanya baru sempat membaca nama rumah makan yang bangunan depannya menyerupai Rumah Gadang.
namanya juga bkalan pisah lg kia ya zaki butuh di charger tuh bibirnya
NUHUN TEH NIA LOVE LOVE SAMA KAMU
selesai cerita KR..lanjut nanti yaa teh bikin cerita asyik lain nyaa/Pray//Pray//Heart//Heart//Heart/