Apa jadi nya, jika hidup mu yang datar dan membosankan tiba-tiba berubah berwarna. Semua itu, karena kehadiran orang baru.
Alin yang sudah lama di tinggal Mama nya sedari kecil, menjadi anak yang murung dan pendiam. Hingga tiba suatu hari, sang Papa membawa Ibu Tiri untuk nya.
Bagaimana kah sikap Ibu Tiri, yang selalu di anggap kejam oleh orang-orang?
Akan kah Alin setuju memiliki Mama baru?
Jawaban nya ada di novel ini.
Selamat membaca... 😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Brak..
Aisyah membanting pintu ruangan Calista. Hal itu membuat wanita itu terkejut bukan main. Calista yang tidak tahu apa-apa, malah terkena imbas nya.
"Ada apa dengan mu?"
"Cal, saat ini aku tidak baik-baik saja."
"Ada apa? Ceritakan lah."
"Aku tidak bisa cerita. Aku,,"
"Apa kau tidak percaya pada ku?"
"Aku tidak percaya pada siapapun. Dunia ini, mengapa begitu menyeramkan. Tidak ada satu pun hal yang bisa ku percaya."
"Al, aku tahu kamu hebat."
"Aku juga tahu itu."
"Lalu, mengapa kau mengeluh?"
"Aku capek."
"Capek istirahat."
"Kalau aku istirahat, semua berakhir."
"Jadi, apa mau mu?"
"Tolong aku."
Aisyah pun menceritakan tentang apa yang terjadi pada nya. Sedikit banyak Calista tahu tentang siapa yang di maksud oleh Aisyah.
Hanya saja, saat itu terjadi dulu, bukan Calista yang menjadi pemilik Toko itu. Calista ada setelah Aisyah mulai menjadi agen di sebuah organisasi milik nya.
Organisasi milik Aisyah memang tidak memiliki nama. Mereka lebih suka langsung beraksi. Hanya menyebut nama Alva, semua akan tahu siapa mereka.
"Hmm, aku bisa sih membantu mu. Tapi, ini tidak bisa lama."
"Aku tidak peduli mau lama atau hanya sebentar."
"Baiklah. Selama satu bulan ia aku perbolehkan datang. Pria itu sudah lama di Black list dari toko ku."
"Oke. Aku tidak masalah. Yang penting, aku sudah menjalankan apa yang ia inginkan."
"Baiklah. Aku bisa mengurus nya. Tapi, aku heran. Untuk apa ia menginginkan toko ini. Padahal, ia bisa minta yang lain pada mu."
"Aku juga tidak tahu. Mungkin dia perlu memakai baju baru."
"Itu sudah basi."
"Baiklah. Aku pergi dulu. Terima kasih, Cal. Jaga rahasia ku. Nanti, akan ku berikan apa yang kau mau. Untuk sementara, ambil lah beberapa koin ini."
"Ini banyak sekali, Al."
"Aku akan berikan satu koper penuh jika kau bisa tetap setia padaku, dan tidak membocorkan rahasia apapun tentang ku."
"Sip! Aman darling."Ucap Calista sambil mengedipkan mata nya.
Aisyah pun pergi setelah mendapatkan kartu VIP dari Calista. Dengan kecepatan tinggi, ia mengendarai sepeda motor nya ke mansion milik Pria tak di kenal itu.
" Waw,, aku takjub pada hasil kerja mu. Ternyata, kau sangat cepat jika bekerja. Tidak sesuai dengan tubuh mu yang gendut itu."
"Aku tidak perlu basa basi. Mana data tentang wanita itu. Aku penasaran tentang nya."
"Eits, tunggu dulu. Berikan kartu VIP nya."
"Ini."
"Baiklah. Di dalam amplop ini, ada semua rahasia tentang wanita yang menjadi istri nya."
"Apakah hanya wanita ini, yang menjadi istri nya? Atau mungkin, ia memiliki istri nya yang lain?"
"Tidak. Setahuku, ia hanya menikah dengan wanita yang di foto itu. Jika wanita yang sudah mati itu, aku tidak memiliki urusan dengan nya."
"Apakah itu juga karena kalian? Mama nya Alin tiada?"
"Wah,, wah,, kau bahkan sudah akrab dengan anak sambung mu. Lihat lah sendiri. Aku sudah memberikan apa yang kau inginkan. Kita impas."
Setelah mendapatkan satu amplop yang berisi tentang istri nya Aslan terdahulu, Aisyah pun pergi dari mansion mewah itu.
Ia bahkan lupa bertanya. Siapa nama Pria itu. Entah mengapa, ia seperti tidak asing dengan nya.
Aisyah berhenti di sebuah tempat yang aman untuk melihat semua itu. Satu persatu kertas-kertas itu ia lihat dengan seksama.
Ia tidak tahu, dari mana Pria itu mendapatkan informasi ini. Tapi, informasi ini sungguh lengkap.
Nama wanita yang pernah menjadi istri Aslan adalah Aisyah. Wanita itu memiliki wajah yang sama dengan diri nya.
"Nama kami bahkan sama." Ucap Aisyah pada diri nya sendiri.
Bukan hanya wajah, akan tetapi semua nya memang mirip diri nya. Bahkan tahi lalat yang ada di leher dan juga di pipi bawah.
Di sana, bahkan terpampang foto wanita itu ketika masih kecil. Saat pertama kali nya wanita itu datang dan di dampingi oleh seorang wanita.
Aisyah sama sekali tidak mengerti dengan semua nya. Mengapa mereka sangat mirip sekali.
Aisyah kembali menelusuri lembar demi lembar kertas itu. Banyak foto-foto Aslan dan wanita yang mirip diri nya. Seperti nya foto-foto ini di ambil oleh penguntit.
Di balik foto itu, terdapat sebuah alamat. Aisyah pun menutup berkas itu dan segera pergi ke alamat yang di tuju.
Alamat rumah itu tidak lah jauh dari tempat nya duduk saat ini. Rumah sederhana di tengah keramaian.
"Maaf, anda cari siapa?"
"Apa benar ini rumah nya, Bu Aisyah?"
Ada yang lain dari raut wajah wanita itu, saat Aisyah bertanya. Entah mengapa, ia seperti ketakutan.
"Ada apa anda mencari nya."
"Ada sesuatu yang ingin aku katakan pada nya. Aku adalah sahabat nya. Aku menyimpan sesuatu untuk nya."
Tiba-tiba saja, wanita itu menarik tangan Aisyah untuk masuk ke dalam. Wanita itu juga menutup rapat pintu dan gorden.
Mereka berdua masuk ke sebuah ruangan rahasia. Aisyah tidak mengerti. Apakah ia akan di habi-si saat ini. Ia hanya mengikuti wanita itu.
"Mengapa anda membawa saya ke sini?"
"Di sini lah tempat yang aman untuk bicara. Di semua tempat di rumah ini, telah di pasang kamera pengintai."
"Apa? Mengapa bisa seperti itu?"
"Kau tidak perlu tahu. Aku adalah asisten rumah tangga Bu Aisyah sebelum kejadian malam itu terjadi."
"Apa yang memang terjadi pada nya? Dan siapa nama suami nya saat itu?"
"Dari mana kau tahu kalau Bu Aisyah memiliki suami?"
"Aku teman nya. Tapi, ia tidak pernah memberitahu ku nama suami nya. Kata nya, akan ia katakan saat kami bertemu. Saat itu, aku sedang berada di luar negeri."
"Nama nya Amran. Mereka berdua entah pergi kemana. Kami pun tak pernah melihat mereka lagi hingga saat ini."
"Amran? Bukan Aslan? Bisa kah kau jelaskan tentang foto dan berkas ini?"
Wanita itu pun melihat apa yang ada di sana. Ia pun mengatakan jika memang itu adalah Aisyah yang ia kenal sebagai majikan nya.
"Bagaimana kau mendapatkan semua data-data ini?"
"Ada seseorang yang memberikan nya padaku. Aku tidak bisa mengatakan pada mu. Tapi yang jelas, untuk saat ini. Pria yang menjadi suami nya Aisyah saat itu adalah suami ku"
"Bagaimana mungkin? Jika memang beliau sedang bersama mu, di mana Bu Aisyah? Apa Bu Aisyah sudah tiada?"
"Bisa saja. Karena itu yang aku harapkan. Aslan adalah suami ku. Dan aku tidak ingin Aisyah mantan istri nya kembali hidup."
Tiba-tiba saja asisten rumah tangga itu tertawa terbahak-bahak.
"Mengapa kau tertawa, atau jangan-jangan,"