Awalnya Zhea berpikir bahwa perasaannya selama ini kepada dokter tampan putra sulung Will dan Alea—Nathan Willy Coopers hanya perasaan kagum biasa. Namun kenyataannya Zhea salah!
Perasaan itu nyatanya adalah perasaan cinta sejak pertama kali mereka bertemu. Dan siapa sangka seiring berjalannya waktu, perasaan cintanya malah semakin tergila-gila untuk mendapatkan balasan cinta dari dokter nan dingin bernama Nathan itu.
“Aku sudah tergila-gila mencintaimu, Dr. Nath! Dan aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu dan membuatmu berhenti menganggapku sebagai anak kecil. Bahkan meski aku harus bersaing dengan wanita yang kau cintai!” ~Zheara Zaen Xavier~
Akankah Zhea berhasil mendapatkan balasan cinta dari Nathan? Ataukah Zhea harus merelakan cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Terlanjur Babak Belur
...“Lalu bagaimana kau bisa terluka seperti ini?”...
“Aku tidak sengaja tersandung kakiku sendiri, bahkan Kak Nath sudah memberikan pertolongan pertama. Dia bahkan tidak membiarkan aku jalan sama sekali dan selalu menggendongku.”
Penjelasan Zhea sudah cukup untuk menyadarkan Shea bahwa Grandpa dan Daddy nya sudah salah paham terhadap Nathan.
“Gawat!” Shea berseru terkejut mengingat tujuan kepergian Grandpa dan Daddy nya.
“Apanya yang gawat, Shea?” tanya Zhia, jelas dia dan yang lainnya bingung mengapa Shea tiba-tiba mengatakan hal yang tidak mereka mengerti dan tampak terkejut.
“Grandpa dan Daddy sepertinya sudah salah paham terhadap Kak Nathan. Mereka mengira bahwa Zhea terluka oleh Kak Nathan dan sekarang mereka tengah memberikan pelajaran untuknya,” jelas Shea dengan ragu.
“APA!?” Lantas Zhia, Lucia dan Zhea terkejut dengan perkataan Shea.
“Astaga, mereka benar-benar.”
Lucia kini sudah kehilangan kata-katanya dengan kelakuan suami dan Papahnya itu. Sedangkan Shea dan Zhea hanya diam karena merasa khawatir dengan keadaan Nathan saat ini. Dengan cepat, Zhia mencari keberadaan ponselnya dan mencoba menghubungi seseorang. Tak lama kemudian, sambungan telepon itu terhubung.
“Jay! Saat ini kau bersama dengan Rayden dan Levi, bukan?” tanya Zhia memastikan tapi sebelum mendapat jawaban Zhia kembali berkata, “Seret mereka berdua ke Mansion sekarang juga. Bawa sekalian Nathan dan Will.”
Setelah memberikan perintah seperti itu, Zhia langsung memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak.
...****************...
Sementara di sebuah lapangan golf, tampak Jaydon yang terdiam menatap ponselnya selepas menerima telepon dari Nyonya Xavier. Dia pun segera menghampiri Tuannya untuk melaksanakan sesuai perintah dari Zhia. Terlihat Rayden dan Levi yang tengah menghajar Nathan tanpa ampun, meskipun Nathan sudah menceritakan apa yang telah terjadi pada Zhea dengan jujur.
“Tuan! Levi, tolong hentikan sekarang. Nathan sudah menceritakan semua yang terjadi pada Zhea, bukankah anda tidak berhak melakukan ini pada putraku.” Will berusaha menghentikan Levi dan Rayden yang tiada ampun memukuli putra sulungnya.
“Jika memang itu yang terjadi? Lalu kenapa putriku menangis sampai seperti itu, Hah?” sentak Levi yang masih percaya bahwa Nathan telah melakukan sesuatu yang buruk pada salah satu putri kesayangannya.
“Bahkan jalannya sampai pincang seperti itu. Kau pikir aku akan percaya bahwa dia hanya tersandung kakinya sendiri, begitu?” imbuh Rayden.
“Kalau tidak percaya, kenapa tidak tanyakan saja pada Zhea langsung!” Nathan tetap membela dirinya, meski wajahnya sudah cukup babak belur.
“Aish, kau ini masih berani bicara rupanya,” geram Rayden yang berniat memukul Nathan kembali
Tanpa mengatakan apapun, Jaydon langsung menyeret Rayden untuk menghentikan aksinya yang akan kembali memukuli Nathan sesuai perintah Zhia. Sontak Will, Felix dan Levi tentu saja terkejut dengan aksi Jaydon yang terbilang sangat berani.
Namun, perkataan Jaydon selanjutnya membuat mereka terdiam, “Felix bantu aku menyeret Levi dan Will bawa Nathan bersamamu, ini perintah dari Nyonya Zhia langsung.”
“Kenapa tiba-tiba firasatku menjadi buruk?” gumam Rayden yang seketika merinding saat mendengar nama istrinya di sebutkan oleh Jaydon.
“Perasaanku jadi tidak enak,” lirih Levi.
Harus diingat perintah dari Nyonya Zhia hukumnya mutlak, tidak ada bantahan apalagi tawar menawar. Rayden sendiri bahkan tidak berani marah akan sikap lancang Jaydon yang menyeret dirinya setelah mendengar bahwa itu perintah dari sang istri. Tentu dengan senang hati Felix langsung menyeret Levi, sementara Will dengan hati-hati memapah putranya yang sudah babak belur oleh Rayden dan Levi.
...****************...
Jika Nathan tengah babak belur karena kesalahpahaman dari Rayden dan Levi, maka berbeda dengan Giselle yang meninggalkan restaurant dalam perasaan marah atas pertengkarannya dengan Nathan.
Kini setelah mengetahui perjanjian Nath dengan keluarga Xavier, dimana Nathan berakhir memberikan kesempatan untuk Zhea mengejarnya. Giselle merasa bahwa dia tidak bisa diam saja dengan situasi saat ini, apalagi saat mengingat betapa percaya dirinya Zhea untuk merebut Nathan darinya.
Giselle memilih kembali ke Mansion Ayah kandungnya untuk meminta bantuan. Ya, selama ini Giselle memang tumbuh bersama dengan sang Ibu dan Ayah tirinya sampai akhirnya dia menjadi seorang dokter hebat dan bisa membeli apartemennya sendiri. Bahkan semua hanya mengetahui bahwa ayahnya yang saat ini adalah ayah kandungnya, karena dia juga menggunakan nama belakang ayahnya.
Padahal yang sebenarnya, Giselle merupakan anak dari Vigor Edbert Harrison seorang ketua Gangster yang berasal dari Benua Amerika. Dia bahkan memiliki dua saudara laki-laki bernama Carlos Rionard Harrison dan Dario Alland Harrison yang akan menjadi penerus klan mafia tersebut.
Giselle yang mendapat kabar bahwa ayah kandungnya baru tiba di Negara A untuk melakukan sebuah bisnis dunia bawahnya. Lantas memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meminta bantuannya. Giselle merasa sangat yakin bahwa kekuasaan klan mafia ayahnya jauh lebih kuat dibandingkan keluarga Xavier.
Karena itulah Giselle bertujuan untuk melenyapkan Zhea agar tidak mengganggu hubungannya dengan Nathan. Dan karena kekuasaan dari ayah kandungnya ‘lah yang membuat Giselle menjadi sombong dan angkuh. Siapapun yang mencari masalah dengannya, maka tak lama kemudian orang tersebut dinyatakan meninggal dunia karena kecelakaan ataupun alasan lainnya.
Tapi siapa sangka, setibanya di Mansion Ayahnya Giselle malah di sambut dengan teriakan sang ayah yang sepertinya sedang memarahi seseorang. Bahkan dari nada suaranya, sang ayah memang sedang marah besar terhadap orang tersebut. Akan tetapi, Giselle tidak memperdulikannya sama sekali dan tetap pada tujuan awalnya mendatangi sang ayah.
“Selamat datang, Nona Giselle! Silahkan tunggu sebentar, karena Tuan besar masih ada tamu.” Seorang pelayan yang bertanggung jawab mengurus Mansion mewah itu menyambut kedatangan Giselle dengan ramah.
Bersambung....
semangat terus tho... sehat selalu