"jangan berharap banyak didalam pernikahan ini, karena aku tidak akan pernah jatuh cinta kepada kamu Rayya" ucap Deril pada Rayya disaat malam pertama mereka sebagai suami istri
"anda tidak perlu mengingatkan saya tuan, saya tidak pernah berharap apa pun didalam pernikahan ini tuan Deril" tegas Rayya
Pernikahan Deril dan Rayya atas dasar perjodohan, mereka terpaksa untuk menikah dengan alasan hutang budi
Apakah mereka bisa bertahan didalam perjikahan itu atau berpisah jalan terbaik yang mereka akan ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5 Bertemu Deril
Sudah hampir seminggu pernikahan Deril dan rayya tapi Deril selama 2 hari ini belum pulang kerumah ini, Rayya tidak mencarinya, dia sibuk melanjutkan hidup nya dengan bekerja kembali seperti biasanya.
Pernikahan Rayya tidak banyak yang tahu kecuali teman Rayya satu divisi dan manager keuangan ditempat rayya bekerja saat ini
Hari ini rayya datang ke kantor seperti biasa, cuma kali ini Rayya diantar oleh pak amir supir yang khusus mengantarkan keman Rayya berkegiatan
"pagi Tiara, tumben pagi pagi sudah datang, biasanya mepet jam baru sampai" sapa Rayya ketika baru sampai dikantor
"hai, cantik ku sudah datang, bagaimana cutinya?" sahut tiara lalu menghampiri teman baik nya itu, mereka sudah akrab sejak awal Rayya magang kerja di kantor Danendra ini
Mereka seumuran makanya mereka cepat akrabnya bukan berarti sama yang lain tidak akrab, tapi mereka berdua lebih bisa nyambung karena seumuran dan satu frekwensi
"cutinya biasa saja Tiara, seperti yang kita bahas sebelum nya, dan semua kejadian he he he" jawab Rayya sambil nyengir memperlihat kan deretan gigi putihnya yang tersusun rapi
Rayya gadis muda yang cantik dan menarik, tinggi badannya termasuk tinggi untuk ukuran orang seumuran nya, Rayya juga cerdas dan pintar bergaul selalu ceria, membuat orang orang di sekeliling nya merasa betah untuk bersamanya
Mungkin hanya Deril yang tidak betah lama lama bersama Rayya, karena dia sangat benci kepada Rayya oleh karena perjodohan itu
"ha ha ha biarin saja Rayya, malah bagus pisah kamar, kamu lebih tenang dan aman" ucap Tiara
"iya makanya pas dia bicara itu aku jawab oke saja dengan cepat, takut dia berubah pikiran ha ha ha" balas Rayya dan mereka pun tertawa kencang berdua, geli saja melihat tingkah Deril yang gede rasa, padahal Rayya juga terpaksa menikah dengannya
"apa tuan Bramantyo mengetahui kalau Deril sudah tidak pulang 2 hari?" tanya Tiara
"mereka belum tau" jawab Rayya
"hhmm kamu kenapa mau sih, menuruti apa keinginan keluarga nya Deril, anaknya yang bandel kenapa kamu yang harus dikorbankan" ucap Tiara
"aku hanya kasian sama bapak, aku tidak mau membuat bapak pusing dan sungkan kepada Tuan Bramantyo, aku rasa Deril juga akan berusaha mencari cara untuk berpisah dariku, aku tunggu saja saat itu terjadi" ungkap Rayya
"semangat cantik ku, semua masalah pasti ada jalan keluarnya" ucap Tiara
"semangat Tiara, mari kita sarapan yuk" ajak Rayya sambil mengeluarkan roti bakar yang tadi dia bikin sebelum berangkat
FLASBACK ON
"selamat pagi non Rayya, mau berangkat kerja" sapa bik marni ketika Rayya mampir ke dapur sebelum berangkat ke kantor
"Rayya mau bikin bekal untuk sarapan dikantor bik" balas Rayya
"sini bibi bikin non, non Rayya mau sarapan apa?" tanya marni
"tidak apa apa bik, biar Rayya yang bikin, mau bikin roti bakar saja bik" ucap Rayya
"non Rayya duduk disana saja, biar bibi yang bikin, roti bakar bibi enak loh non" ucap bik marni sambil tertawa
"oke siap bik,Rayya percaya kok, pasti enak, terima kasih bik marni" balas Rayya lalu dia duduk di kursi yang ada di sana
"sama sama non dijamin pasti ketagihan deh" sahut bik marni lalu bik marni membuatkan roti bakar untuk bekel Rayya
Tidak berapa lama sarapan roti bakar untuk Rayya sudah siap dibuatkan bik marni dan memasukkan ketempat makanan yang sudah diambil oleh Rayya
"wah seperti nya memang enak bik, Rayya boleh cobain tidak" ucap Rayya
"boleh non Rayya di cobain" balas bik marni sambil memberikan potongan roti bakar yang sudah dia bikin, Rayya mengambil sepotong lalu memakannya setelah itu mengacungkan jempol pada bik marni yang tersenyum kearah Rayya
"enak bik, terima kasih ya" ucap Rayya
"sama sama non" balas bik marni
"bik Marni Rayya jalan dulu ya, nanti kena macet kalau agak siang" terang Rayya sambil membawa bekal roti sarapan untuk Rayya di kantor
"iya non hati hati dijalan non Raya" ucap bibi lalu ikut berjalan dibelakang Rayya
"bik marni mau kemana?" tanya Rayya karena melihat bik marni berjalan mengikuti Rayya keluar rumah
"ini non mau antar roti bakar untuk pak amir, sama mang Jaya di gerbang depan non" jawab bik Marni
"biar Rayya saja bik yang kasih ke pak amir sama mang Jaya, kan Rayya sekalian jalan bik" terang Rayya
"terima kasih non , maaf kalau bibi merepotkan non Rayya" ucap bik Marni
"tidak apa apa bik, Rayya jalan ya bik, selamat pagi bik marni" balas Rayya lalu dia berjalan dan masuk kedalam mobil,pak amir yang sudah duduk dibelakang kemudi segera menjalankan mobil nya, mengantarkan Rayya ke kantor nya
"ayo pak amir kita berangkat, ini ada titipan dari bik marni, roti bakar untuk sarapan" ucap Rayya sambil memberikan roti bakar tadi pada pak amir
"Terima kasih non rayya" balas pak amir
"sama sama pak amir" sahut Rayya lalu ketika sampai digerbang pintu masuk Rayya juga memberikan roti bakar tadi pada mang Jaya
"mang jaya ini ada titipan dari bik Marni, terima kasih mang Jaya" ucap Rayya dengan ramah
"terima kasih non Rayya, hati hati non" ucap mang Jaya setelah mengambil roti bakar yang diberikan Rayya tadi, Rayya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum
Bik marni,mang jaya dan pak amir adalah orang yang sudah lama bekerja dengan tuan Bramantyo, mereka bertiga sengaja disuruh bekerja dikediaman Rayya dan Deril
"Non Rayya anak yang baik, kasian sekali dia menikah dengan den Deril tapi ditinggal terus, hanya beberapa hari den Deril menginap disini, itupun pulang tengah malam" gumam bik marni dalam hati, Bik Marni masuk lagi kedalam melanjutkan pekerjaannya yang lain
Begitupun dengan mang Jaya, dia hanya bisa geleng kepala melihat tingkah laku Deril, yang hanya menginap beberapa hari di kediaman ini
Setelah menempuh perjalanan beberapa lama Rayya hampir sampai di kantor nya, sekarang mereka lagi berada di lampu merah, Rayya iseng menoleh kesamping kirinya, dia agak terkejut melihat Deril bersama dengan seorang wanita sedang tertawa dan bercanda
"hhmm kelakuan anak manja, oh ternyata dia menginap dirumah kekasihnya" gumam Rayya sambil tersenyum tipis, lalu dia memalingkan mukanya lagi kearah depan, raut wajah Rayya biasa saja, seolah dia sedang melihat orang lain sedang pacaran
"Den deril benar benar tidak punya hati, sudah punya istri masih saja menjalin hubungan dengan kekasihnya, kalau tuan Bramantyo tahu, bakal dimarahin pasti" gumam pak amir dalam hati, tadi dia melihat sekilas Deril lagi bersama kekasihnya
.smg yg trbaik ya rayya