NovelToon NovelToon
Matilda BAD GIRLS IN THE SCHOOL

Matilda BAD GIRLS IN THE SCHOOL

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Bad Boy / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: QUEENS RIA

Matilda seorang anak gadis yang di kehidupan nya harus menerima kalau kedua orang tua nya bercerai.

Matilda memilih untuk tinggal bersama ayahnya dan pergi Keluar kota, selama pelarian nya Matilda memupuk rencana dendam ke seseorang yang membuat orang tuanya berpisah.

Saat dia kembali ke kota itu, Matilda mendapatkan kekasih yang dimana orang itu adalah pelaku yang membuat orang tua nya berpisah.

Beberapa polemik hadir hingga membuat Matilda merasakan jatuh cinta kepada nya.

Bagaimana Matilda menjalani hubungan percintaan dengan seseorang yang selama ini dia targetkan dalam rencana dendamnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35 - Masih Di Rumah Sakit.

Apit mengejar gadis itu saat hendak pergi ke salah satu ruangan kamar pasien. Penasaran nya tinggi kemana ruangan yang akan di tuju oleh nya, sampai dia rela naik tangga sambil mengecek posisi lift yang berhenti di setiap lantai.

Hingga membawanya ke lantai tiga, satu tingkat dari kamar Matilda yang berada di lantai empat.

Apit berjalan cepat untuk menghampiri Dea, langkah kaki Apit terhenti setelah melihat kemunculan Singgit dari ruangan anjungan nomor tiga.

"Makan dulu mas" Kata Dea memberi sebungkus makanan yang di belinya. "Gimana kondisi papah lu sekarang?" Sambungnya.

"Papah masih drop, minta doa nya buat kesembuhan papah ya" Jawab Singgit.

Apit menguping di salah satu tempat duduk — Melindungi wajahnya pakai kupluk hodie, lalu mendengarkan secara detail apa yang mereka bicarakan.

"Sakit nya kumat lagi ya?" Tanya Dea.

"Iya dia kembali drop setelah niat perjodohan gue dengan orang yang papah inginkan mendadak di batalkan" Jawab Singgit. "Dia milih rencana lain, buat memecat orang tua Matilda dari perusahaan nya" Sambungnya.

"Sudah jangan dibahas lagi, lu ga salah tentang pilihan lu git, makasih sudah mau melakukan apapun untuk mempertahankan gue" Kata Dea.

"Andai saja kalau Matilda tidak menyelamatkan hidup papah gue waktu di Surabaya, papah enggak bakal terobsesi sampai mau jodohin gue" Kata Singgit kembali membahas masa lalu.

Dea mendadak tersenyum, melangkah maju lalu menyenderkan kepala di bahu Singgit.

"Gue yakin papah lu bakal nerima gue sebagai menantu nya nanti" Rayu Dea.

"Hm..."

"Salahnya gue waktu pesta di hari ulang tahun lu, gue malah reflek membentak papah lu, sampai saat ini kejadian itu sudah gua anggap sebagai penyesalan dalam hidup gue"

"Sudah tau papah gue mau calon istri buat gue yang good attitude, lu mah malah ngumbar kejelekan lu" Keluh Singgit.

"Maaf — " Jawab Dea.

"Kalau papah bangun, lu mau apa nanti?" Kata Singgit.

"Sudah jelas kan, buat rayu um Samsul, biar gue di terima sebagai pendamping hidup lu sebagai gantinya Matilda" Jawab Dea.

"Yakin?" Kata Singgit.

Dea menatap wajah Singgit dengan penuh serius, seakan matanya berkata kalau dia sedang bersungguh-sungguh.

"Oke lah, semoga papah gue nerima lu ya" Kata Singgit dengan senyuman.

"Amin..." Jawab Dea.

Krekkk!!

Suara kursi yang sedikit keropos berasal dari arah Apit, niatnya Apit ingin berdiri lalu pergi.

Sialnya kursi yang di duduki Apit bermasalah. Membuatnya mendadak menjadi patung sambil merapatkan bibir panik.

"Eh dia kan orang yang tadi di lantai bawah" Kata Dea.

Singgit memicing mata karena tidak paham maksud dari ucapan pacarnya.

Dea mencegah Apit yang ingin berjalan melangkah "Lu menguntit gue dari belakang ya!" Kata Dea.

Apit menggeleng kepala lemah.

"Bohong!" Kata Dea.

Singgit menghampiri Apit untuk membuka kupluk nya. "Lah elu kan?... ngapain lu disini?" Tanya Singgit.

"Lu kenal siapa dia beb?" Kata Dea.

"Kamu satu sekolah dengan nya masa tidak kenal sih, saya aja yang beda sekolah kenal kok" Jawab Singgit.

"Dia siapa?" Tanya Dea

"Ini pacarnya Matilda" Jawab Singgit.

Apit menggeleng kepala lagi "Bukan"

"Lah kok bukan, bohong ini cowok yang kemarin saya omongin itu loh beb" Kata Singgit.

"Saya tunangan nya Matilda" Tukas Apit.

"Lah Serius!?" Kata Singgit.

"Ngapain gue bohong" Jawab Apit.

Singgit menoleh ke arah Dea, menghela nafas lega nya. Dengan begitu niat ayahnya untuk menjodohkan dirinya sama Matilda sudah di pastikan tidak akan terjadi.

"Beb jadi artinya kita...." Ini kata Dea yang menggantung kata karena senang.

Singgit paham dan mengangguk dengan senyuman. Langsung dipeluk Dea karena mereka di kenal dengan kebucinan nya.

"Akhirnya hubungan kita tidak ada lagi dinding pemisah" Kata Dea

Singgit melerai pelukan lalu menghampiri Apit — memegang salah satu pundak Apit untuk merestui nya.

"Selamat bro, langgeng terus sampai maut memisahkan kalian" Kata Singgit.

"Kalian juga ya, mohon maaf kalau Matilda sudah jadi perusak hubungan kalian" Jawab Apit dengan senyuman.

Singgit terkekeh "Tenang saja, kemarin tuh niat gue bukan mau nyulik cewek lu, tapi buat bantu gue untuk menolak halus ke papah gue, sekaligus merayu untuk izinin gue buat nikah sama pilihan gue" Kata Singgit.

Apit tersenyum kembali "Oh ya untuk papah lu, semoga cepat sembuh ya" Kata Apit.

"Amin... Terima kasih doa nya" Jawab Singgit.

"Oh ya lu ngapain disini?!" Tanya Singgit.

"Matilda kena tipes, pingsan sampai dua kali" Kata Apit.

"HAH, Dia pingsan dua kali?" Dea menimpali.

"Iya waktu gue bawa pulang dari sekolah ke Apartemen, dia pingsan lagi disana" Kata Apit.

"Maksudnya apa beb pingsan dua kali?" Tanya Singgit mengerut kening.

"Waktu upacara tadi dia pingsan, Gue yang angkat Matilda ke tandu lipat" Kata Dea.

"Gimana kalau kita sekalian jenguk dia, mumpung dirawat di satu rumah sakit" Ajak Singgit.

Dea menggeleng kepala "Gak boleh, papah lu gak ada yang jaga nanti!"

"Bro, Matilda untuk sekarang butuh istirahat, dia juga tadi habis di jenguk teman-teman sekolah barusan" Cegah Apit.

Setelah panjang lebar mereka berbicara, Dea memutuskan membawa Singgit masuk ke kamar orang tuanya, sedangkan Apit sendiri kembali ke ruangan nya Matilda.

Setelah di ruangan matilda..

"Dari mana saja kamu?" Tanya Matilda berwajah bete.

Apit celingukan dengan wajah bego nya "Habis dari kantin rumah sakit beli makan siang" Kata Apit.

"Terus mana makanan nya?" Kata Matilda.

"Habis lah, kan makan disana" Jawab Apit.

"Pit, Bu Riana lagi kemana?" Tukas Pak Burhan.

"Lagi pulang dulu ke apartemen buat mandi, makan sore, terus ganti baju tidur" Jawab Apit.

"Oh ya, tadi papah kamu nitip sesuatu ke um" Kata Pak Burhan sembari memberikan surat untuk Apit.

Apit membaca surat itu setelah dia keluar dari kamar nya Matilda.

Surat itu bertuliskan bahwa pernikahan nya dengan Matilda di majukan satu bulan setelah ujian nasional berlangsung.

"Dih papah, apa ini tidak kecepatan?" Gumam Apit pada dirinya sendiri. Terus menatap surat itu — mendalami dengan lamunan nya.

1
Maria Ulfa
apa melitda tau apit ,
Rianawati: belum tau kak
total 1 replies
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
bintang semangat up
Rofiwan
sabar neng /Facepalm/
Rofiwan
good, niat baik jadi buruk kampret banget ya apit
Rofiwan
Good luck
miilieaa
semangat yaa thorr
nao chan
sampai sini dulu nanti lanjut lagi hehe
nao chan
wah sangat keren deh ceritanya, bahasanya mudah di mengerti👍
nao chan
aduh ini berhasil bikin aku ngakak loh🤣🤣 aku sampe mbayangin rok menjulang ke atas tu kayak mana?
Rianawati: oh ini kena angin sepoi-sepoi kak/Joyful/
total 1 replies
miilieaa
hay kak semangat yaa.. lanjut lagii bacanya
VV
langsung gue masukin ke dalam buku favorit saat pertama kali baca ! (。・ω・。)
Esma_04
salam dari anak baru
JADE ( Who Stole My Virginity )
Victorfann1dehange
🎉Saya tidak sabar untuk menunggu kelanjutan kisah yang dikisahkan dalam cerita ini!
Bipana Telaija Gurung
Makin lama makin suka, top deh karya thor ini!
foxy_gamer156
Mantap! Bukan cuma ceritanya, bagus dalam segala hal.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!