"hiks, hiks sakit sekali....
"sakiiiiit....sakiit...
Intan pindah dari kota setelah bercerai dari suami nya, dia meninggali rumah yang dulu milik adik Ibu nya dan rumah itu sudah lama di biarkan kosong sebab Adik nya Ibu Intan menghilang tak ada yang tahu rimba nya.
Namun ketenangan Intan tak bertahan lama, sebab setiap malam ada suara rintihan atau juga menangis di kamar yang paling belakang sekali membuat Intan tak kuat menghadapi nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Mayat Mama Lidia
Sudah sampai malam namun sosok Mama nya belum juga kelihatan sejak tadi membuat Dani agak cemas juga, di dapur tidak ada karena biasa nya dia ada di sini. Mama Lidia paling tidak suka bila melihat dapur berantakan, maka nya dia sellau marah dan membersihkan nya dengan cepat agar tidak merusak pandangan mata.
Padahal Mama Lidia pernah operasi jantung dan dia mendapat donor jantung dengan harga yang sangat mahal, namun dia tetap saja bekerja saat sudah tidak bermenantukan Intan. selama ini Intan yang selalu mengerjakan pekerjaan rumah, dia hanya ongkang kaki saja memerintah dengan alasan kesehatan nya yang tidak bagus sehingga harua banyak istirahat.
Terutama dia tidak bisa di bantah karena penyakit jantung nya yang selalu kumat bila marah marah, namun setelah lima tahun yang lalu mendapat cangkok jantung dia agak membaik, saat itu Intan belum jadi menantu nya dia masih bekerja jadi pembantu di rumah ini bersama dengan Bu Nisa juga.
"Kamu lihat Mama enggak, Yank?" tanya Dani pada istri baru nya.
"Enggak, kan aku baru keluar dri kamar setelah kamu habiskan." jawab Lisa dengan kepala basah usai keramas.
"Ini kok Mama enggak ada, dari tadi pagi kan ya." Dani mencari Mama nya kesemua tempat karena sekarang dia agak cemas.
Lisa juga ikut mencari di bagian depan untuk bertanya pada tetangga, apa kah ada melihat mertua nya atau dia sedang main di rumah tetangga karena tidak ingin suara laknat dari pengatin baru ini, namun kata tetangga mereka tidak ada Bu Nisa yang pergi kesini sejak tadi pagi usai pernikahan nya Lisa dan Dani.
"Enggak ada juga di rumah tetangga, Mas." ucap Lisa.
"Kemana ya?" Dani cemas karena tidak biasa nya Mama Lidia pergi tanpa pamit.
"Di belakang ada enggak, siapa tahu dia lagi siram bunga kesayangan nya itu." ujar Lisa mengingatkan suami nya.
"Oh iya, ayo kita cari di belakang." Dani pun membuka pintu yang terkunci.
"Mamaaaa!"
Dani sangat kaget ketika melihat tubuh bagian bawah Mama Lidia ada di luar dan kepala nya tenggelam dalam kolam, tubuh nya sudah lemas tanpa nyawa membuat Dani histeris melihat Mama nya yang meninggal begini. Lisa tegang karena menurut dia kematian sang mertua agak aneh, bagai mana bisa kepala nya saja yang tenggelam.
Bila jatuh maka kan bisa langsung mengangkat nya lagi, kolam ini pun tidak lah dalam atau lebar, sangat tidak wajar bila meninggal karena tenggelam di sini. di tambah yang tenggelam hanya lah kepala nya saja, bagian tubuh bawah ada di luar kolam.
"Kenapa Mama ninggalin aku secepat ini, Ma?!" teriak Dani tak kuasa membendung tangis nya.
"Yang sabar ya, Mas." Lisa berusaha menenangkan suami nya.
"Apa mungkin Mama di bunuh? kenapa Mama meninggal nya begini, Lisa!" Dani juga curiga.
"Kalau kamu memang curiga maka kita bisa lapor polisi, lagi pula memang aneh sekali rasa nya!" angguk Lisa.
"Yang tenggelam cuma kepala nya saja, sama sekali tidak ada benturan juga." Dani mengecek kepala Mama nya.
"Aku akan menghubungi polisi, kamu jangan pindahin mayat Mama dulu." seru Lisa berlari mencari ponsel nya.
"Mamaaa...aku kenapa di tinggal secepat ini, Ma? kata nya Mama mau gendong cucu, tapi sekarang Mama sudah pergi." isak Danu pilu.
Polisi segera datang setelah di hubungi oleh Lisa, mereka segera menyelidiki dan sama sekali tidak menemukan tanda bekas pembunuhan di lokasi, tubuh nya Mama Lidia juga tidak ada memar atau pun sidik jari orang lain, yang ada hanya sidik jari nya Dani saja.
Mau bagai mana lagi karena polisi juga sudah menyatakan tidak ada bekas pembunuhan, maka mereka pun menguburkan nya saja agar mayat Mama Lidia segera tenang, dati pagi meninggal dan sore hampir malam baru lah ketahuan membuat beberapa bagian sudah ada yang tidak bagus sehingga harus segera di kuburkan.
...****************...
Bu Linda meletakan tas nya usai melayat di rumah besan, baru juga sehari jadi besan sudah mati saja Mama Lidia sehingga dia pun agak kaget. banyak yang menduga dia kena serangan jantung, karena penyakit wanita itu memang lah jantung, namun sudah di cangkok tapi dugaan orang orang tetap lah serangan jantung.
"Eh itu siapa?" Bu Linda menajamkan pandangan nya karena memang dia mengalami ganguan pandangan, sama seperti besan nya dia pun melakukan cangkok mata setelah kecelakaan yang menimpa nya.
"Sriii?!"
Di kira pembantu nya yang lewat, namun kenapa pakai baju hitam panjang sehingga dia agak heran juga, namun Bu Linda cuek dan seera masuk kedalam kamar dan menghubungi Lisa karena memang sudah beberapa hari ini dia agak merasa aneh dengan pandangan nya yang agak aneh.
"Hallo kenapa, Ma?" Lisa langsung mengangkat panggilan Mama nya.
"Sa kamu lagi ngapain, temani Mama bisa enggak?" tawar Bu Linda.
"Ya mana bisa dong, Ma! kan ada Papa yang bentar lagi pulang." ujar Lisa yang memang tidak mungkin mau menemani Mama nya.
"Papa masih agak lama, Mama belakangan ini merasa agak aneh." cerita Mama Linda.
"Agak aneh kenapa, mata Mama buram lagi?" Lisa cemas bila pandangan Mama nya rusak lagi seperti dulu nya.
"Bukan buram, Mama kok sering lihat wanita baju hitam seliweran ya di rumah ini." keluh Mama Linda.
"Kan mungkin saja Mbak Sri pakai baju hitam, lagian Mama bilangin dong sama dia jangan pakai baju gamis terus gitu." sahut Lisa sesang membuat teh.
Pembantu rumah mereka memang sangat alim sehingga sering pakai baju gamis, maka mungkin saja dia pakai baju hitam sehingga membuat Mama Linda agak takut di buat nya. belum lagi hijab nya pun sangat panjang, kadang memang seram juga melihat dia.
"Masa iya ya, kadang Mama panggil dia tapi kok enggak dengerin malah langsung hilang saja." Mama Linda agak ragu.
"Biasa lah mungkin dia budek karena pakai hijab, Mama kenapa sih?" Lisa heran juga dengan Mama nya, sampai dia berhenti menuang air kedalam cangkir.
Lisa tidak menyadari bahwa di belakang nya juga ada sosok berbaju hitam sedang berdiri menatap dengan mata merah menyala, bila dia tahu maka sudah pasti Lisa akan ketakutan dan mencari dukun nya walau pun malam.
Ini saja sudah ada sedikit niat di hati nya untuk mendatangi dukun yang selalu ia andalkan untuk bertanya tentang masalah Mama nya, apa mungkin ada sesuatu yang mencurigakan, namun masih di urungkan karena dia belum yakin sepenuh nya tentang penglihatan Mama nya.
mestinya justru sdh dibela sblm intan dijahati
ngeri dan biadab😡