cerita ini mengisahkan tentang persahabatan dan juga percintaan saat SMA, di mana ada 3 laki laki yang sudah bersahabat sejak SMP. salah satu dari mereka sangatlah pemilih dalam pacaran, ia adalah Arba Panjaitan. Karena hal itu, mereka pun membuat sebuah taruhan. apakah taruhan itu? dan siapa kah yang akan menang dalam taruhan tersebut? yuk tanpa berlama-lama lagi, gass langsung baca aja 😉
sebelumnya mohon di baca dulu teks di bawa!
-Di mohon untuk membaca dengan benar.
-Di mohon jangan lompat bab.
-Dan jangan bom like.
-Sebisa mungkin jadi lah pembaca setia 🙏🏻
sekian terima kasih 🙏🏻 happy reading 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tanzila mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 28 [ permen pisang? ]
...🌷 happy reading 🌷...
...--------------------------------...
Di Toko ice cream terdekat....
Cila dan Nathan kini telah selesai membeli ice cream, mereka pun melanjutkan jalan nya menuju ke tempat Arba dan Liza. Namun, saat melewati Indomaret, Cila merasa terpanggil untuk berbelanja di sana. Cila menunduk sejenak, untuk melihat sisa uang dari beli ice cream nya tadi.
"Wahh...Masih bisa lah ini," Gumam Cila sembari tersenyum penuh kegembiraan, saat melihat sisa uang nya lumayan banyak.
"Ayolah, Nat. Kawani aku jajan yok." Ucap Cila yang sangat semangat, ia pun kembali menarik tangan Nathan, agar mengikuti nya ke Indomaret. Nathan yang polos pun hanya bisa mengikuti kemana Cila mengajak nya.
Mereka pun langsung bergegas masuk ke Indomaret untuk membeli makanan ringan. Tak lupa, Cila pun langsung mengambil keranjang belanja yang ukuran nya lebih besar dari pada badan nya. Mbak Mbak kasir pun hanya bisa tertawa kecil melihat Cila yang membawa keranjang kebesaran.
Cila dan Nathan kini sedang berkeliling untuk mencari cemilan yang mereka suka, tanpa melihat harga, Cila pun langsung memasukkan cemilan yang ia suka ke dalam keranjang. Sedangkan Nathan, ia sibuk melihat komposisi yang ada pada cemilan yang ia pilih.
"Kau ngapain, kita lagi jajan loh, kok kau malah meneliti?." Tanya Cila yang sangat heran, saat melihat Nathan yang sangat serius membaca komposisi pada cemilan yang ia ambil.
"Aku harus tau dulu komposisi nya." Jawab Nathan sembari Mata nya terus melihat ke arah cemilan yang sedang ia periksa.
"Ribet kali kau, kalo suka beli aja, ngapain liat komposisi nya dulu?!." Ucap Cila sembari mengambil cemilan yang sedang Nathan baca, lalu memasukkan nya ke dalam keranjang.
"Ehh, tunggu dulu. Aku belum membacanya sampai habis!." Nathan pun berniat ingin mengambil kembali cemilan tadi. Namun, saat tangan nya masuk keranjang, dengan cepat Cila pun langsung menepis tangan Nathan.
"Udah, diam kau. Mending kau cari lagi, jajan kau dikit kali ini, kalah sama jajan ku."
Nathan pun melirik ke arah keranjang yang di bawa oleh Cila, terlihat di dalam sana sudah lumayan banyak ragam cemilan, dan tentu nya paling banyak cemilan Cila. Sedangkan cemilan Nathan, mungkin hanya 3/4.
Nathan yang merasa cukup pun langsung mengajak Cila ke kasir untuk membayar belanjaan mereka. Cila yang juga merasa sudah terlalu banyak belanja pun, setuju di ajak ke kasir. Mereka berdua pun langsung bergegas ke kasir, dengan membawa keranjang besar yang sudah berisi berbagai cemilan.
Sesampainya di kasir, Cila pun langsung memberikan keranjang nya pada Mbak kasir. Dan mereka berdua pun di suruh menunggu sebentar, karena belanjaan mereka harus di hitung dulu. Sembari menunggu, Cila yang tak bisa diam pun melirik kearah benda benda yang ada di depan kasir. Ada satu benda yang menarik perhatian Cila, Cila yang penasaran pun langsung mengambil benda tersebut lalu menunjukan nya pada Nathan.
"Weh, tengok, Nat. Apa ini, kek nya enak." Ucap Cila sembari menunjukkan sebuah benda.
"Kayak nya permen pisang." Jawab Nathan yang hanya menebak, karena ia juga tak tau benda itu apa nama nya. Sebab, kali pertama ia melihat benda tersebut.
"Bentuk permen nya kek mana ya, penasaran aku." Ucap Cila sembari melihat benda tersebut dari berbagai sisi. Mbak kasir yang tak sengaja melihat mereka pun, langsung memberi tau tentang benda tersebut.
"Ehh, Adek. Itu bukan permen." Beri tau mbak kasir sembari tersenyum menahan tawa. Ingin rasanya ia tertawa melihat kepolosan dua bocah di hadapannya.
"Tapi gambar nya pisang, mbak. Tandanya bisa di makan kan?" Tanya Cila sembari menunjukkan gambar pada benda tersebut.
Mbak kasir itu pun menutup mulut nya sembari menunduk Malu. Ia ingin sekali tertawa lepas, namun tak enak pada Cila dan juga Nathan. Hingga akhirnya ia pun terus menahan tawa nya, dan coba menjelaskan pada mereka.
"Ini bukan makanan, dek. Ini buat orang dewasa, anak anak gak boleh beli." Jelas mbak kasir sembari mengambil benda tersebut dari tangan Cila, lalu kembali meletakkan nya di tempat asal nya.
"Memangnya kenapa anak anak gak boleh beli, mbak? Tanya Cila sembari menatap lekat benda tersebut, ia sangat penasaran dengan isi nya, karena dari kotak nya saja, sudah membuat perhatian nya tertarik.
"Apa ini saja belanjaan nya, dek?." Tanya mbak kasir yang mengalihkan pertanyaan Cila, ia tidak bisa menjelaskan benda tersebut lebih jelas pada Cila.
"Iya, mbak." Jawab Nathan sembari mengangguk kecil.
"Total nya 35, dek." Mbak kasir pun menyebutkan nominal belanjaan mereka, sembari memberikan plastik putih yang berisi jajanan mereka.
Cila yang mendengar total belanjaan nya pun, langsung mengambil sisa uang mereka tadi membeli ice cream. Dan langsung memberikan nya pada Mbak kasir. Namun, saat di hitung, ternyata uang Cila kurang.
"Maaf, uang nya kurang 5 ribu, dek." Ucap mbak kasir sembari melihat dua bocah di hadapannya.
"Waduh, camana pulak boleh kurang. Gak punya duit lagi aku." Gumam Cila sembari meraba raba saku celananya, berharap ada uang yang terselip.
Melihat Cila yang kebingungan, Nathan pun langsung ikut meraba raba saku celananya, dan beruntungnya, ternyata Nathan masih Punya uang yang di berikan ibu nya tadi pagi.
"Ini," ucap Nathan sembari memberikan uang 10 ribu nya pada Mbak kasir.
"Oke, ini kembalian nya, dek. Dan ini belanjaan nya. Terima kasih telah berbelanja." Ucap mbak kasir sembari memberikan uang kembalian nya pada Nathan dan juga belanjaan nya pada Cila. Tak lupa senyum ramah nya ia tunjukkan pada dua bocah yang berhasil membuat nya menahan tawa, karena hampir saja membeli kond*m yang di kira permen pisang.
"Sama sama." Jawab Cila dan Nathan kompak sembari tersenyum manis pada Mbak kasir. Lalu pergi meninggalkan Indomaret dengan berjalan melompat lompat seperti katak, namun itu berlaku hanya untuk Cila. Sedangkan Nathan, ia hanya berjalan seperti orang normal.
Selama di perjalanan, Cila terus mengajak Nathan mengobrol. Tidak ada yang nama nya kesunyian jika sudah bersama Cila, bahkan Nathan yang pendiam pun hari ini cukup banyak bicara, karena Cila.
"Kau anak mana, Nat?." Tanya Cila Sembari terus berjalan di samping Nathan.
"Anak sini lah, rumah ku juga gak jauh dari sini." Jawab Nathan sembari pandangan nya lurus ke depan.
"Kamu anak Medan ya?." Tanya Nathan balik sembari melihat ke arah Cila.
"Kok kau tau?." Tanya Cila sembari melihat ke arah Nathan, hingga Kini pandangan mereka saling bertatap, tak lagi melihat jalan.
"Dari logat mu." Jawab Nathan. "Oh, ya. Emang nya kamu habis, cemilan sebanyak itu. Apa ibu mu tidak marah?." Tanya Nathan dengan raut wajah yang sangat serius.
"Mamak ku pasti marah, kalo liat aku jajan banyak kali kek gini. Tapi kau jangan khawatir, ini bukan untuk kita aja kok. Abang aku juga suka jajan kek gini, makanya ku beli banyak, biar Abang ku gak kesel lagi sama ku."
...🌷 to be continued 🌷...
...--------------------------------...
Aku author Tanz >.<
Sekian, terima kasih 🙏🏻
See you tomorrow, my month 👋🏻
Kenapa Zionku tiba-tiba nongol?😂
Jangan gitu lah Ar. Kasihan Bunda mu sama dua teman mu yang sayang sama kamu🥰🤗
Jangan gitu lah Ar. Kasihan Bunda mu sama dua teman mu yang sayang sama kamu🥰🤗