NovelToon NovelToon
Jodoh Pilihan Bocil

Jodoh Pilihan Bocil

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Paksaan Terbalik / Penyelamat
Popularitas:43k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Ello, seorang dokter pediatri yang masih berduka atas kehilangan kekasihnya yang hilang dalam sebuah kecelakaan, berusaha keras untuk move on. Namun, setiap kali ia mencoba membuka hati untuk wanita lain, keponakannya yang usil, Ziel, selalu berhasil menggagalkan rencananya karena masih percaya, Diana kekasih Ello masih hidup.

Namun, semua berubah ketika Ello menemukan Diandra, seorang gadis misterius mirip kekasihnya yang terluka di tepi pantai. Ziel memaksa Ello menikahinya. Saat Ello mulai jatuh cinta, kekasih Diandra dan ancaman dari masa lalu muncul.

Siapa Diandra? Apakah ia memiliki hubungan dengan mendiang kekasih Ello? Bagaimana akhir rumah tangga mereka?

Yuk, ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Bukankah Seharusnya Aku?

Brata tersentak, wajahnya menegang sesaat. Sebuah kilatan pengakuan dan keterkejutan melintas di matanya. Hubungan Ello dan Diana segera terlintas dalam pikirannya, dan fakta bahwa gadis itu berada dalam perlindungan keluarga Mahendra membuat rencananya jauh lebih rumit.

Brata mengernyit, rahangnya mengeras saat memproses informasi itu. Keluarga Mahendra, nama itu membawa berbagai ingatan tentang koneksi kuat, kekuasaan, dan pengaruh yang sulit ditembus. Surya menundukkan kepalanya, menanti perintah selanjutnya dengan napas tertahan.

“Jadi, dia bersembunyi di sana,” Brata bergumam, matanya menyipit penuh kalkulasi. “Keluarga Mahendra bukan lawan sembarangan. Tapi jika Diana benar-benar di sana, dia tahu apa yang dipertaruhkan. Dan itu berarti kita tidak punya banyak waktu.”

Surya melirik Brata dengan hati-hati. “Tuan, apa langkah kita selanjutnya? Menghadapi keluarga Mahendra bukanlah hal yang mudah.”

Brata menatap Surya dengan dingin. “Aku tahu. Itu sebabnya kita harus bertindak cerdas, bukan ceroboh. Terus pantau pergerakan di rumah itu. Pastikan tidak ada yang mencurigai kita. Dan satu hal lagi—”

Brata berhenti, tatapannya berubah tajam pada Reno. “Temukan kembaran Diana. Gadis itu adalah kunci. Jika kita tidak bisa mendapatkan Diana, maka kembarannya akan menjadi pion kita.”

Reno mengangguk dengan tekad di matanya. “Siap, Tuan.”

Brata menyandarkan diri di kursinya, menatap ke luar jendela dengan pikiran yang berputar cepat. Jika situasi ini terus berlanjut, konfrontasi dengan keluarga Mahendra tidak bisa dihindari. Tapi dia tahu satu hal pasti: dia tidak akan mundur sampai apa yang seharusnya miliknya kembali ke tangannya.

Brata menghela napas panjang sambil memandang keluar jendela kantor yang gelap, pikirannya dipenuhi rencana dan risiko. "Jika aku tidak bisa langsung melawan keluarga Mahendra...," gumamnya, suaranya terdengar serak namun penuh tekad, "maka aku akan menggerakkan kekuatan di balik layar."

Surya menoleh, matanya melebar sedikit mendengar nada tegas Brata. “Tuan, apakah Anda bermaksud...”

Brata menoleh padanya dengan tatapan tajam. “Ya. Mafia yang mendukung kita. Mereka mungkin mahal, tapi ini harga yang harus dibayar. Jika aku harus mengeluarkan uang banyak untuk mengamankan posisiku, maka biarlah begitu.”

Ruangan itu terasa semakin mencekam dengan keputusan yang baru saja diucapkan Brata. Surya menelan ludah, paham bahwa langkah ini bukan hanya sekadar ancaman, tapi deklarasi perang dalam senyap. Pergerakan ini akan membawa risiko besar, bahkan bisa memicu konflik yang meluas.

“Tuan, apakah Anda yakin ini jalan yang tepat?” tanya Surya hati-hati.

Brata hanya tersenyum tipis, sebuah senyum tanpa kehangatan. “Kadang-kadang, untuk mempertahankan apa yang seharusnya menjadi milik kita, kita harus menempuh jalan yang berbahaya. Pastikan mereka siap untuk bergerak kapan saja.”

Surya mengangguk, lalu bergegas meninggalkan ruangan untuk mengatur strategi lebih lanjut.

Brata menatap Reno. "Dan kau, perintahkan anak buahmu di luar negeri untuk mencari gadis itu. Dia ahli dalam ilmu beladiri dan juga menggunakan berbagai macam senjata. Dia tidak mungkin mati dengan mudah. Dia pasti bersembunyi di suatu tempat untuk membuat rencana mengambil semuanya."

Reno mengangguk. "Baik Tuan." Ia segera meninggalkan ruangan itu bersama yang lainnya untuk melakukan tugasnya.

Brata kembali memandang ke luar jendela, di mana lampu-lampu kota berkelap-kelip dalam kegelapan. Dia tahu bahwa pertarungan ini tidak akan mudah, tapi dia sudah bertekad untuk memenangkan segala risiko.

Brata mengepalkan tangannya, memikirkan kembaran Diana. Gadis yang sejak awal ia latih dengan keras dalam ilmu bela diri dan keahlian menggunakan berbagai senjata, semua demi melindungi bisnis kotornya. Selama ini, gadis itu telah menjadi alat yang berguna, terutama saat ia dimanfaatkan untuk merebut kekayaan Cahyono. Namun, segalanya berubah ketika gadis itu menyadari kebenaran dan menghancurkan rencana yang telah ia susun selama puluhan tahun.

"Dulu, dia adalah senjata terbaikku, tetapi sekarang dia menjadi ancaman yang tak bisa kuabaikan, meskipun hanya seorang diri," gumam Brata, nada suaranya penuh dengan ketegangan dan kemarahan.

***

Ello mengendarai mobilnya dengan tenang, sementara Diandra duduk di sebelahnya. Mereka baru saja pulang dari rumah sakit setelah Diandra menjalani sesi terapi. Namun, di jalan yang sepi, tiba-tiba dua mobil dari arah berlawanan berhenti bersebelahan di tengah jalan.

Ello mengerutkan kening, menginjak rem dengan cepat hingga mobilnya berhenti mendadak. Jalanan sepi dan cahaya lampu mobil menyinari dua kendaraan yang tiba-tiba berhenti di depan mereka, menghalangi jalur. Suasana tegang terasa menyelimuti, udara sore terasa dingin setelah hujan dan langit terlihat gelap tertutup awan semakin membuat suasana mencekam.

Diandra, yang duduk di sebelah Ello menyipitkan mata, sorot matanya berubah tajam. Ia menegakkan punggungnya, tubuhnya refleks tegang. "Ello, ini bukan kebetulan," bisiknya pelan, suara tenang namun penuh kewaspadaan.

Ello melirik Diandra sejenak, membaca kekhawatiran di wajahnya. "Apa yang kau maksud? Apa mereka sengaja menghadang kita?" tanyanya dengan suara rendah, mencoba menahan nada panik.

Sebelum Diandra sempat menjawab, pintu-pintu dari kedua mobil di depan mereka terbuka. Dari dua mobil yang menghalangi jalan, beberapa pria berbadan tegap dengan wajah dingin dan tatapan tajam keluar dengan langkah mantap. Tatapan mereka dingin dan penuh ancaman. Salah satu pria, yang tampak sebagai pemimpin kelompok itu, melangkah maju sambil melempar senyum miring yang tak bersahabat. Mengeluarkan sebuah pentungan besi dari balik punggungnya, memukul telapak tangannya perlahan, seakan mengancam.

Jantung Ello berdegup kencang, adrenalinnya mulai mengalir deras. "Mereka memang sengaja menghadang kita, Diandra," katanya, matanya memindai setiap pergerakan di sekeliling mereka.

Diandra menatap pria-pria itu, kemudian memutar kepalanya ke arah Ello, ekspresinya berubah serius. "Jangan takut. Apa pun yang terjadi, tetap di dekatku," katanya dengan ketenangan yang tak terduga, tangan kanannya sudah siap di sisi tubuhnya, tanda bahwa ia siap menghadapi apapun.

Ello melirik Diandra di sebelahnya. "Bukankah seharusnya aku yang mengatakan itu? Kenapa jadi dia?" pikirnya sambil menelan ludah. Perasaan aneh menggelayut di hatinya, seperti perasaan kalah sebelum pertempuran dimulai. "Aku tampak seperti pria yang berlindung di balik ketiak perempuan," gumam batinnya dengan getir. Namun, sorot mata Diandra mengusir semua keraguannya. Ekspresinya serius, penuh kewaspadaan, namun tetap tenang. Ada sesuatu dalam caranya memindai sekeliling dan gerakan halus otot-ototnya yang menunjukkan bahwa ia sedang menyusun strategi.

"Dia... Dia benar-benar memikirkan langkah selanjutnya?" Ello terpana, tak bisa menahan kekagumannya yang membuncah.

Ello melihat sorot mata gadis itu yang berubah tajam dan penuh kewaspadaan. Situasi ini aneh baginya. Ia mencoba menenangkan napasnya yang mulai memburu, meski instingnya mengatakan ada bahaya besar yang mengintai.

Dua pria bertubuh kekar mendekati mobil Ello dengan wajah garang, teriakan mereka memecah keheningan malam. "Hei, gadis! Keluar sekarang juga, atau kami hancurkan mobil ini!"

Ello merasakan ketegangan menjalar di tubuhnya, detak jantungnya berpacu. la melirik ke arah Diandra yang duduk di sebelahnya. "Kita tidak akan bisa melawan mereka semua. Kita harus mundur," katanya sambil meraih tuas persneling, bersiap memundurkan mobil.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Fadillah Ahmad
Ah. Ello kamu lemah,nggk bisa menjaga wanita. Lebih hebat Zayn Nugroho dari pada kamu. Zayn Nugroho saja bisa melindung Khaira,sedangkan kamu? Heh
Malah Diandra yang melindungimu Ello. Hah,kamu mengecewakan aku Ello. 😁😁😁
Yanti
Diandra kembaran nya diana. dari bayi sudah di ambil dan di asuh sama Brata paman nya untuk di jadikan alat merebut harta ortunya diana. smoga Diana yg asli bisa di temukan dan diperhatikan dengan Ello
Yanti: smoga Diana di pertemukan kembali dengan Ello
total 1 replies
yumna
diandra wow ello sampe.bengong bkn pa hadi menjga kluarga mahendra dgan pngwal.byangan...?
iroh hotijah
ceritanya menarik td hanya mslh percintaan tp jg ada aksi heroiknya jg
abimasta
anak buahnya brata salah sasaran,mereka berfikir itu diana bukan diandra
𝐴𝑟𝑐𝑒𝑙𝑖𝑎
Kerrrreeeeeenn Diandraaaa 👏👏👏👏

Dengan adanya tragedi seperti ini, bisa ada jalan untuk penyelidikan tentang Diandra, dan ternyata yang menghadang Ello & Diandra adalah orang suruhan Brata 😱😱😱😱

Setelah ini Pak Hadi & Zion yang bekerja & tetap waspada! 😅

Makasih Author udah UP 🥰
Sugiharti Rusli
ah Diandra atau Diana yah kamu sebenarnya
Anitha Ramto
Sepertinya yang bersama Ello Diana deh...menguasai Ilmu Bela Diri..semoga tebskanku benar...akan merasa bahagia Ello jika yg bersamanya dan tinggal di rumah kakaknya adalah Diana..
Star Ir
Jadi ini Diana atau emang kembarannya.
Anitha Ramto
ternyata Diana punya saudara kembar...
Diandra menguasai Ilmu Bela Diri...Ello tertegun saat Diandra bicara seperti itu..Ello hrs berlindung di ketiak Perempuan🤣🤣🤣hrsnya Ello yg berkata demikian
Cicih Sophiana
ternya betul klo Diandra jago beli diri... mungkin waktu kecil Diandra di ambil Brata untuk di latih bela diri agar dia bisa merebut kekuasaan ayah Diana...memang Brata luar biasa licik
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
diana & keluarga tak tau punya kembaran? mungkin karena brata yg menculiknya. jahat banget
abimasta
kejutan diana punya kembaran yg selema ini bersama brata,ello tenang diandra jago bela diri
𝐴𝑟𝑐𝑒𝑙𝑖𝑎
Berarti Diandra yang saat ini ada di keluarga Mahendra itu kembarannya Diana, soalnya bentuk tubuhnya seperti atlet bela diri
Sugiharti Rusli
berarti yang Diana asli yang mana yah, apa Diandra bertukar posisi sama kembarannya
𝐴𝑟𝑐𝑒𝑙𝑖𝑎
Ini nanti Mahendra bersekutu dengan Uncle Neil & Rayyan kah Thooorrr?
Waaaaahhhhh ngeri-ngeri sedap 🤭😅
𝐴𝑟𝑐𝑒𝑙𝑖𝑎
Jadi Diana punya kembaran, baru tau
Dwi Winarni Wina
Ternyata diana punya kembaran dan brata menculik kembaran diana dilatih menjaga usaha kotor brata.....
akan tetapi kembaran diana hanya dimanfaatkan oleh brata dan kembaran diana jg tahu kebenarannya berusaha kabuuur dr brata......
ello sangat bimbang dan galau perasaannya semenjak kehadiran diandra sll mengganggunya ello sll melihat bayang2 diana ada diri diana.....
Smg diana msh hidup akan terungkap kebenarannya
lanjut thor💪💪💪💪💪
eenok
waah berti diana msh hidup ya .. gmn nnti ello jgn bimbg y kwkwk
Septya Tya
semoga mata2nya pak hadi lebih cepat tangap dn gerak cepat klo musuh udh tau keberadaan Diandra jd pak Hadi biar cepat dng rencana baru lg
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!