Secret Agreement

Sudah merasa lebih baik hatinya, jadi Naina bersedia memeluk sang suami lebih dulu, bahkan mengecup bibir dokter Nickolas dengan manja.

Sayangnya Nickolas tidak diam saja, dia pun langsung membalas ciuman itu hingga akhirnya jadi saling memagut mesra.

Naina juga mengangkat tangan sang suami agar menyentuh daddanya. Membuat hawa yang tadi terasa dingin, kini mulai berangsur jadi panas.

Tapi sebelum semuanya jadi hilang kendali, Naina juga lah yang lebih dulu mengakhiri semuanya. "Sudah yah, janganh lebih dari inih," kata Naina.

"Kenapa?"

"Nanti malam sajah di apartemen," balas Naina.

Nick langsung setuju, dia mengangguk kecil dan mengeringkan bibir Naina yang basah karena ulahnya.

"Baiklah, bagaimana keadaan ibu? Apa ada perkembangan?" tanya Nickolas pula.

"Belum," jawab Naina yang jadi sedikit sendu, namun dengan cepat kembali tersenyum lebar.

Sementara Nickolas rasanya tak bisa tinggal diam begitu saja, Karena sudah bisa menerima Naina di sampingnya, dia jadi merasa ibu Wilda pun telah jadi tanggung jawabnya juga. "Aku akan meminta ibuku untuk datang ke sini dan memeriksa keadaan ibumu, mungkin beliau bisa membantu proses penyembuhannya," jelas Nick dan membuat kedua mata Naina makin melebar saat mendengarnya.

Tidak ada yang tidak mengenal ibu dari dokter Nickolas, beliau adalah dokter wanita genius yang telah memiliki nama besar--Aresha Carter.

Naina sering kali mendengar nama itu dari para perawat di rumah sakit ini. Menurut kabar yang dia dengar dokter Aresha hanya datang ke rumah sakit saat ada keadaan genting, atau pasien dalam tahap gawat darurat. Tapi selama Naina di sini, dia belum pernah sekalipun bertemu dengan dokter tersebut.

Dan sekarang secara mendadak dokter Nickolas hendak membawanya datang ke rumah sakit ini, lebih mengejutkan lagi kedatangannya untuk memeriksa keadaan sang ibu.

"Ja-jangan Dokter, ini terlalu berlebihan," balas Naina yang jadi gagap bicaranya. Mendadak takut pula ketika membayangkan akan bertemu dengan dokter Aresha. Dari nama besar yang dimiliki, Naina mulai yakin bahwa dokter Aresha adalah wanita yang mengerikan, tatapan tajam dan kata-katanya sadis.

Sungguh, Naina mendadak merasakan takut yang luar biasa. Apalagi diam-diam dia pun telah jadi istri dari dokter Nickolas.

Ya ampun, Naina tidak bisa membayangkan akan jadi seperti apa pertemuan mereka nanti. Jadi lebih baik tidak usah bertemu saja.

"Ini kan belum ada satu Minggu semenjak ibu di akupuntur, kita tunggu saja dulu," timpal Naina kemudian.

"Tidak, aku sudah mengambil keputusan. Aku akan meminta ibuku datang ke sini," putus Nickolas.

"Dokterh, jangaaanh, akuh takuth!" balas Naina, merengek manja. Berharap dengan begini ucapannya akan di dengar. Dia tidak ingin bertemu dengan Dokter Aresha.

Tapi penolakan itu malah dibalas dengan tatapan tajam oleh Nick. "Kenapa jangan?" tanyanya.

"Aku takut, bagaimana bisa aku bertemu dengan orang tua dokter Nick. Sementara aku diam-diam menikah dengan dokter," balas Naina, dia tidak takut dengan tatapan itu. Kenapa pula harus takut jika senjatanya saja hanya patuh padanya.

"Tapi ini bukan tentang kita Nai, ini tentang kesembuhan ibumu," balas Nickolas, masih setia menatap tajam dan menjelaskan. Membuat Naina tak mampu berkata apa-apa lagi.

Dia diam dengan bibir yang nampak mengerucut. Sedikit kesal karena pendapatnya tidak didengar.

"Aku akan telepon ibuku sekarang, kamu ingin tetap di sini atau keluar?" tanya Nick.

"Keluar saja," balas Naina, wajahnya masih setia ditekuk.

"Persiapkan dirimu, bisa saja ibuku akan langsung datang ke sini," ucap Nickolas, malah makin menakut-nakuti.

Dan makin mengerucutlah bibir Naina, dengan wajah seperti itu dia pun keluar dari ruangan sang suami. Dia mana tau jika Nick malah terkekeh.