Hijrah Cinta Annisa
Karena Tak semua Kata, Bisa mewakili rasa, Maka biarlah hati ini menentukan Pilihannya, Diantara Suka,Duka, dan Air Mata.
***
Aku yang di tolak oleh calon suamiku, tepat di hari pernikahan kami, demi wanita masa lalu yang tiba tiba datang untuk memintanya kembali.
Namun Disaat Bersamaan Aku dipertemukan dengan jodoh yang tidak ku duga sebelumnya, Meminang ku, dan Menikahi Ku di waktu yang sama.
Ya. Dia Seorang CEO Emran Company, CEO dingin dan Arogan.
Akankah Cinta bersemi diantara kami.
Nantikan Kisahnya hanya di HIJRAH CINTA ANNISA !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Pertemuan Kedua
Selesai dengan kegiatan konsultasi, Nissa memilih segera merevisi beberapa kesalahan di dalam tesisnya. Karena jika hal ini di tunda bukan Hanya tidak akan cepat selesai, namun sudah pasti Nissa akan lupa dengan ucapan sang dosen dan arahan-arahan yang diberikan.
Tujuan Annisa kali ini adalah Sebuah taman kota yang sangat sejuk, disana Annisa bisa leluasa untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Karena memang saat ini Annisa sudah tidak memiliki jam perkuliahan lagi, hanya perlu untuk menyelesaikan tugas akhir untuk program Master nya. Dan kembali ke tanah air untuk mengabdikan dirinya dengan ilmu yang telah dia peroleh.
Duduk di sebuah bangku panjang di pertengahan taman tersebut, membuat Annisa merasa nyaman dan tenang, terlebih hari itu suasana tidak begitu ramai. Karena biasanya taman itu akan penuh dengan Anak-anak dan para orang tua yang sekedar ingin bermain atau menikmati suasana sejuk taman.
"Mommy...!" Sebuah suara anak kecil yang begitu memekakkan telinga.
Brug.
Seorang anak kecil yang seketika menubruk tubuh Annisa , Beruntung laptop yang di bawa Annisa tidak terjatuh karen kencangnya anak kecil tersebut menabraknya dirinya.
"Yasmin ?" Panggil Annisa setelah mengetahui sosok yang menabraknya adalah gadis kecil yang dia temui di bandara semalam.
Gadis kecil yang juga tidak sengaja menabrak dirinya saat itu, hingga menciptakan sebuah luka kecil di lutut nya. Bahkan luka di lututnya belum kering pun, dia sudah kembali menabrak Annisa.
"Mommy !" Ucap Yasmin lagi dengan menatap lekat mata Annisa.
"Mommy " Gumam Annisa lirih dengan mengerutkan dahi.
"Yasmin , No ! Jangan panggil kakak seperti itu , Kakak tidak akan suka !" Ucap salah seorang pengasuh yang tiba-tiba muncul, setelah berlarian mengejar Yasmin.
"No !, Okay !" Pinta sang pengasuh lagi.
Mendengar hal itu Yasmin pun Menundukkan kepalanya, dengan wajah sendu yang jelas terlihat disana.
"Maafkan Sikap Yasmin, Nona, saya harap Nona tidak tersinggung, dia hanya anak kecil" Ucap salah satu pengasuh lainya dengan suara sopan.
Kemudian dua pengasuh tersebut meraih tangan Yasmin yang memeluk tangan Annisa dengan erat.
"Mommy" Ucap Yasmin dengan mata berkaca-kaca mengharap Annisa akan mengasihaninya.
Beberapa kali sang pengasuh meraih tangan Yasmin, namun berkali-kali juga Yasmin mengibaskan tangannya, menolak ajakan sang pengasuh.
"Yasmin " Panggil Annisa dengan suara lembut.
Mendengar namanya di sebut dengan suara lirih dan lembut, membuat Hati Yasmin berbunga, dan seketika wajahnya berbinar penuh semangat.
"Benar kata mbak, Yasmin tidak boleh memanggil Kakak dengan sebutan Mommy " Ucap Annisa lirih memberi penjelasan.
Yasmin pun kembali Menundukkan kepalanya, memperlihatkan kesedihan di wajah imutnya, kesedihan yang saat itu juga membuat hati Annisa merasa kasihan.
"Maksut kakak begini" Ucap Annisa dengan menjeda kalimatnya.
Memberikan usapan lembut pada gadis di hadapannya.
"Jadi begini, Jika Yasmin Memanggil kakak dengan sebutan Mommy, nanti Mommy nya Yasmin bisa marah" Ucap Annisa lembut.
"Atau mungkin saja Yasmin akan di marahi Mommy karena hal ini" Ucap Annisa memberi pengertian pada Yasmin
Sejenak suasana menjadi hening, dengan hanya terdengar Isak tangis dari wajah kecil tersebut, masih dengan posisi kepala menunduk.
"Tapi Mommy Sudah di surga !, Apa orang yang sudah di surga bisa marah !" sergah Yasmin kemudian
Annisa pun terdiam dan kemudian membekap mulutnya dengan kedua tangannya. Seketika kedua bola matanya membulat sempurna, menatap gadis kecil di hadapannya.
"Katakan apa Mommy Bisa marah ?" ucap Yasmin
"Yasmin bahagia kalau Mommy bisa marah kepada Yasmin !, Karena berarti Mommy masih di sini dengan Yasmin !" Teriak Yasmin dengan mata berkaca-kaca.
Gadis kecil yang begitu pandai berbicara, meluapkan kesedihan dan isi hatinya pada orang-orang yang ada di sekitarnya, dan hal itu pun membuat Annisa merasa terkejut.
Annisa pun saat ini memahami situasi yang tengah dialami oleh gadis kecil dihadapannya. Ternyata dia memanggilnya dengan sebutan Mommy bukan tanpa alasan.
Nyatanya gadis kecil di hadapannya itu tengah sangat merindukan sosok ibu, yang mungkin saja, surga yang dia maksut karena sang ibu telah meninggal.
"Yasmin " Panggil Annisa dengan suara lembut, kemudian membingkai wajah gadis kecil di hadapannya dengan kasih sayang.
Tatapan keduanya sejenak beradu, Jelas terlihat oleh Annisa jika gadis kecil dihadapannya tengah bersedih, dengan Isak tangis serta air mata yang membanjiri wajahnya.
Annisa lalu meletakkan laptopnya di bangku panjang tempat dimana dia duduk, kemudian mengangkat tubuh gembul gadis kecil berusia kurang lebih empat tahun itu.
Mendudukkannya di atas pangkuan, memeluk dan mengusap lembut rambut panjang Yasmin.
Beberapa saat berada dalam dekapan Annisa, Yasmin pun merasa tenang, tidak lagi ada Isak tangis, dan air mata yang membasahi pipinya.
"Apa kakak akan marah jika aku memanggil kakak dengan kata Mommy ?" tanya Yasmin dengan suara terbata-bata akibat tangis yang masih terasa menyesakan dada.
Annisa pun seketika tersenyum dibalik cadar yang dia kenakan, kembali memberikan usapan lembut di rambut gadis kecil tersebut.
Setelah beberapa saat, Annisa pun menganggukkan kepala, menyetujui permintaan Yasmin padanya.
"Yasmin boleh memanggil kakak dengan Kata Mommy ?" Ucap Yasmin lagi untuk memastikan pada Annisa dengan wajah berbinar.
"Tentu saja !" Jawab Annisa dengan menganggukkan kepala. Menyetujui permintaan gadis kecil di pangkuannya.
"Eit, tapi ada syaratnya !" Ucap Annisa , seketika membuat perubahan pada raut wajah Yasmin
"Syaratnya, Yasmin tidak boleh sedih lagi, dan harus nurut sama Daddy dan Embak Ya" Ucap Annisa lembut ,dengan wajah menatap gadis yang berada di pangkuannya.
Yasmin pun menganggukkan kepala, menerima syarat yang diberikan oleh Annisa dengan binar bahagia menghiasi wajah kecilnya.
"Hore ! " Ucap Yasmin dengan turun dari pangkuan Annisa
Meloncat, berlari, menari, dan berteriak sesuka hati
"Hore !"
"Hore !"
"Asyik, Yasmin punya Mommy, Yasmin Punya Mommy !" Teriak gadis kecil yang berada di hadapannya dengan melompat kegirangan.
Hal itu pun tidak luput dari pandang mata Annisa, Seketika sudut mata Annisa menghangat dan meneteskan air mata dari sudut mata indah tersebut.
Sejenak suasana menjadi sangat emosional, hingga beberapa kali Annisa harus kembali menyeka air matanya yang terus saja mengalir.
"Terima kasih Nona, Anda sangat baik" Ucap salah satu pengasuh Yasmin yang berdiri di sampingnya.
Hal itu seketika membuyarkan Fokus Annisa yang menatap Yasmin lekat, gadis yang masih dalam suasana hati bahagia, melompat dan berlari kesana kemari, merayakan kebahagiaan karena telah memiliki mommy baru.
"Eh Mba, duduk sini" Pinta Annisa pada sang pengasuh, karena satu pengasuh lainya mengawasi Yasmin yang masih berlarian.
Pengasuh yang saat itu di ketahui bernama Asih, bekerja pada sang majikan sejak Yasmin lahir, Dan saat itu lah mulai dipekerjakan sebagai pengasuh gadis kecil tersebut.
Namun saat usia Yasmin 3 tahun, sang ibu mengalami sakit parah, diketahui mengalami Penyakit kangker darah, hingga nyawanya tidak dapat di selamatkan, dan terhitung gadis di hadapannya itu telah satu tahun kehilangan sosok ibu.
"Nona Yasmin itu sebetulnya sangat penurut, baik, dan periang, hanya saja setelah kepergian sang ibu karakternya sedikit berubah, susah di atur, dan kadang emosinya tidak stabil Non" Ucap Asih dengan wajah menatap Yasmin disana.
"Benarkah ?" ucap Annisa.
"Iya Non, tidak ada yang bisa mengendalikannya ,selain Daddy nya" Ucap Asih lagi, dengan wajah sedih.
Annisa tampak menghela nafas panjang memahami situasi yang di alami dan di rasakan oleh Yasmin saat ini.
"Apakah Yasmin hanya tinggal bersama Daddy nya saja mba?" Tanya Annisa kemudian
Asih pun merubah posisi duduknya menghadap Annisa, " Sebenarnya ada kakek dan neneknya Non, hanya saja terhadap keduanya pun Yasmin sama saja, tidak pernah menurut" Ucap Asih.
Annisa pun menganggukkan kepala mengerti dengan ucapan sang pengasuh.
"Karena itu non Kemanapun Daddy nya pergi, Yasmin akan selalu ikut" Ucap Asih lagi.
"Sebenarnya saya kasihan dengan Yasmin, gadis sekecil itu harus di bawa ke luar negri setiap kali Daddy nya ada tugas pekerjaan" ucap Asih.
Annisa pun menganggukkan kepala menanggapi penuturan yang di sampaikan oleh pengasuh dari Yasmin tersebut.
"Mommy !" Teriak Yasmin dari jarak yang lumayan jauh, dengan melambaikan tangan penuh kebahagiaan.
Annisa pun membalas dengan melambaikan tangan pada Yasmin. Dengan senyum yang tertutup oleh cadar yang dia kenakan.
"Tapi Sejak pertemuan semalam dengan Nona Annisa, Yasmin sangat bahagia, dan sangat berharap bertemu lagi dengan Nona" tutur sang pengasuh.
"Benarkah ?" Tanya Annisa dengan mengerutkan dahi.
"Saya juga heran non, ini pertama kalinya Nona Yasmin begitu menyukai orang yang baru dia kenal" Ucap asih
Asih yang merupakan perawat sekaligus pengasuh dari Yasmin jelas sangat mengetahui karakter dari Nona kecilnya tersebut.
Dimana Yasmin akan sangat antipati terhadap orang yang baru dia kenal, terlebih orang itu terasa asing baginya.
"Tapi dengan Nona Annisa , Yasmin langsung suka, bahkan memanggil Nona dengan kata Mommy" Tukas asih dengan memandang Annisa sopan.
Annisa pun mengerutkan dahi, tampak berfikir dan memahami ucapan sang pengasuh.
"Terima kasih Nona sudah mengembalikan keceriaan Nona kecil kami" Ucap asih sopan pada Annisa.
"Dan terima kasih karena Nona Annisa mau di panggil Mommy oleh Nona Yasmin" ucap sang pengasuh lagi.
Annisa pun hanya tersenyum di balik cadar yang dia kenakan. Mengangkang kepala sopan.
"Tidak masalah Mba , Nissa juga bahagia melihat keceriaan Yasmin" Ucap Annisa dengan wajah berbinar.
***
...Assalamualaikum ...
Selamat Datang di Novel ke 4 Author Semoga terhibur dengan tulisan saya meski masih jauh dari kata Layak.
Sebelumnya Author ucapkan Banyak terima kasih yang sudah bersedia membaca Tulisan saya, Namun disini saya juga ingin menyampaikan sepatah dua patah kata isi hati saya.
Mohon untuk kakak kakak semua yang merasa novel saya ini tidak layak, tidak menarik Silahkan tinggalkan saja, Tidak perlu memberikan like , Komen ataupun penilaian dan bintang berapapun.
Penilaian kakak yang mungkin berupa bintang 1, 2 , 3 atau 4 sejujurnya cukup meresahkan di hati dan karya saya.
Jujur saya sangat Down, di beberapa tulisan saya ada yang dengan sengaja membuat penilaian buruk 🙏. Entah karena tujuan apa, tentu hanya Allah semata yang mengetahuinya 😭
Jujur Sedih.
Saya tidak meminta Kakak kakak Readers semua untuk membaca buku saya, kalau suka silahkan baca kalau tidak suka mohon tinggalkan saja.
Mohon Bijaklah dalam menggunakan jari jempol anda 🥰🥰🥰🙏🙏🙏
Selamat Membaca Maaf udah dibikin Galau karena curhat Tan Author.
apa lagi lihat di balik cadarnya anissa.
wahhh takutnya emran kena serangan cinta jantungnya