Cecil dan Kevin sepasang kekasih. Hubungan mereka terkendala restu dari mamanya Cecil. Namun, karena rasa cintanya yang begitu besar, Cecil pun berani menantang orang tuanya.
Padahal, tanpa Cecil sadari, dia hanya dimanfaatkan Kevin. Gadis itu sampai rela menjual barang-barang berharga miliknya dan bahkan meminjam uang demi menuruti permintaan sang kekasih.
Apakah hubungan yang toxic ini akan bertahan? Sadarkah Cecil jika dia hanya dimanfaatkan Kevin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tiga Belas
Mira yang awalnya hanya berdiri dekat sofa, lalu mendekati Kevin dan Cecil. Dia mengambil gawainya dari dalam tas. Berbisik dengan Kevin. Gadis itu lalu memerhatikan kedua orang itu yang saling berbisik.
"Cecil, coba pikirkan sekali lagi. Kamu hanya terbawa emosi dan cemburu. Aku tak ada hubungan apa pun dengan Mira. Jika memang kamu tak suka aku senta dengannya, mulai besok aku akan menjauh," ucap Kevin berusaha meyakinkan Cecil.
Cecil merasakan kepanikan mulai merayapi hatinya. “Tapi … aku udah memikirkannya, Kevin. Aku ingin kita berpisah agar kita bisa mencari kebahagiaan masing-masing.”
Kevin tertawa dingin, bibirnya melengkung sinis. “Berkata lebih mudah daripada melakukan, ya? Kamu kayaknya ingin menutup bab ini tanpa melihat kembali bagaimana kita telah berjuang bersama.”
Cecil terdiam, matanya mulai berair. “Kevin, ini keputusan yang sudah aku buat. Aku tidak bisa terus berpura-pura .…”
“Pura-pura? Oh, jadi kamu berpura-pura mencintaiku selama ini?” Kevin menginterupsi, suaranya semakin meninggi. “Jangan bilang kamu bakal meninggalkan aku begitu saja.”
Dada Cecil semakin sesak. “Aku tidak mau ada drama. Aku hanya ingin kita berpisah dengan baik.”
“Mau berpisah baik-baik? Dengan cara ini?” Kevin berdiri dan berjalan mendekat, membuat Cecil mundur sedikit. “Kalau kamu putus, aku akan menyebarkan video ini. Video yang akan menghancurkan mu, Cecil.”
Cecil terkejut melihat video itu. Langsung terbayang di pikirannya saat kejadian itu. Dia memang bodoh, hampir saja terbuai dengan bujuk rayu setan.
"Jangan, Kevin. Kamu tak boleh menyebarkan itu. Pasti kamu yang merekamnya!" seru Cecil menunjuk ke arah Mira.
Cecil ingat saat itu ada Mira di apartemen. Kalau bukan wanita itu, siapa lagi yang melakukannya.
“Jangan? Kenapa aku harus mendengarkanmu? Kamu yang mau pergi dariku, dan aku akan melakukan apa pun untuk memastikan kamu tetap bersamaku, bahkan jika perlu menghancurkan mu.”
“Ini tidak adil, Kevin!” Cecil berusaha tetap tenang meski hatinya berdebar. “Kamu tidak bisa mengancam ku seperti ini!”
“Aku sudah bilang, ini tentang cinta, Cecil. Kita sama-sama punya rahasia,” Kevin mendekat dengan suara mendesis. “Dan aku tidak akan segan-segan untuk membagikannya ke semua orang jika kamu nekat pergi.”
Cecil merasa dikhianati. Hatinya remuk, terjebak antara rasa cinta yang belum sepenuhnya padam dan ancaman yang menggigit.
“Cecil, kamu tahu kita bisa bereskan semuanya. Kita bisa kembali ke masa-masa itu,” bujuk Kevin, berusaha menampakkan wajah lembutnya kembali.
Dia tak mungkin melepaskan Cecil, karena selama enam bulan mereka pacaran, dia yang selalu memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tapi Cecil tak bisa lagi melihat wajah itu tanpa ingat akan semua dusta yang disembunyikan. “Kamu hanya mementingkan dirimu sendiri! Kamu pikir kamu bisa menguasai hidupku hanya karena itu? Selama ini kamu telah membohongiku, apa lagi yang perlu dipertahankan?"
Kevin melangkah mundur, suara gelapnya menggema di dalam ruangan. “Kalau aku tidak mendapatkan kamu, maka tidak ada orang lain yang bisa. Ingat itu!”
Cecil tak menyangka jika Kevin bisa mengancamnya dengan video itu. Dia tak mengira jika pria itu memiliki sesuatu untuk mengancamnya.
“Cecil, dengar …” Kevin mengulurkan tangan, berusaha meraih Cecil. “Kita bisa, kita bisa memperbaikinya. Kita sudah se jauh ini melangkah.”
Cecil merasakan air mata menggenang di matanya. “Tidak ada yang perlu diperbaiki jika semua ini adalah kebohongan.”
Kevin mendesak lebih dekat. “Kamu bisa percaya padaku. Aku bersumpah tak akan lagi membohongi kamu. Aku akan jujur dengan semuanya!"
“Berapa banyak lagi yang harus kita bicarakan? Ketika kamu merasa terpojok? Ketika kamu merasa terancam?” Cecil melawan, memeluk tubuhnya sendiri seolah-olah ingin melindungi diri dari serangan emosional yang datang.
“Dari satu orang yang dulunya mencintaimu, kamu berubah jadi orang yang tak kukenal sekarang. Aku yakin ada yang menghasut atau mengancam kamu untuk meninggalkan aku," ucap Kevin lagi.
Kevin tak yakin jika Cecil akan bisa melakukan semua ini tanpa bantuan seseorang. Pasti ada orang yang meminta dia menggeledah apartemen ini sehingga gadis itu menemukan sesuatu.
“Cecil, jangan bilang kamu tidak ingin berusaha lagi. Kita sudah banyak mengorbankan waktu dan emosi,” Kevin sepertinya mulai kehilangan rasa kendali. Terlihat jari-jarinya bergetar.
Cecil menghela napas dalam-dalam untuk menenangkan pikiran. “Kamu terus mengancamku, itu tidak cinta. Cinta seharusnya memberi kebebasan, bukan malah mengikatku.”
“Ini cinta, aku melakukan itu agar kamu tak meninggalkan aku!" Kevin bergeser lebih dekat, wajahnya lebih serius dan mengancam.
Cecil tak mampu menahan air matanya lagi. “Kevin, hidup ini terlalu pendek untuk tetap bertahan dengan cinta yang sakit. Aku bisa pastikan, ada yang lebih baik menanti kita di luar sana.”
Kevin terdiam sejenak, tetapi tidak sekilas pun menemui kebuntuan. “Kita sudah terjebak dalam kenangan yang buruk, tapi bisa kita buat lebih baik. Jika kamu pergi, kamu hanya akan meninggalkan bekas luka.”
“Dan, jika aku tetap tinggal, aku yang akan terluka lebih dalam. Aku tidak bisa biarkan diriku terjebak dalam hubungan seperti ini, Kevin. Hubungan kita selama ini toxic, tidak sehat."
Kevin mendekati lagi, dan kali ini, dingin yang keluar dari tubuhnya meresap ke dalam tulang Cecil. “Kalau kamu pergi, video itu akan aku sebarkan. Iya, aku akan kirimkan kepada semua temanmu. Harimu akan menjadi mimpi buruk.”
"Terserah apa yang ingin kamu lakukan. Itu memang salahku, dan aku harus siap menerima konsekuensi atas apa yang pernah aku lakukan. Aku akan bertanggung jawab dengan perbuatan-perbuatan ku selama ini yang mungkin salah langkah."
"Aku tidak mengancammu, tapi aku hanya tak mau kehilangan kamu. Aku tak ingin pergi dari sini, dan tak akan pernah mau mengakhiri hubungan ini!" seru Kevin.
Cecil merasakan jantungnya berhenti sejenak. Tidak ada yang lebih menakutkan dibandingkan menyaksikan reputasinya dihancurkan di depan orang-orang yang dicintainya. Dia tercengang, dalam pikiran hanya ada satu kata, tetap pergi dari hidup pria itu. Jika terus bersama, pasti akan ada lagi kebohongan demi kebohongan.
"Jika memang kamu ingin bertahan di apartemen ini, silakan! Biarlah aku saja yang pergi," balas Cecil.
Jika memang Kevin tak mau meninggalkan apartemen saat ini, biarlah dia yang pergi. Dari pada terus bertahan di sini, takutnya dia akan luruh kembali.
“Cecil! Jawab aku!” Kevin hampir berteriak, menghentikan langkah kakinya. “Kamu tidak mau kehilangan nama baikmu, kan? Kita bisa bicarakan semua ini lagi.”
Sebagian dari Cecil ingin menyerah, tetapi dia tahu jika itu dilakukan, hidupnya tidak akan lebih baik. “Tidak, Kevin. Ini aku. Aku bertanggung jawab untuk kebahagiaan diriku sendiri sekarang.”
Di saat itu, Cecil berbalik dan meraih gagang pintu. Dia tidak mau mendengar apa pun lagi. Dia siap untuk meninggalkan semua sudut mencekam yang telah menjadi runtuh di jiwanya. Dan saat dia membuka pintu, Kevin memanggilnya lagi, tetapi kali ini suaranya sudah tak lebih dari gema.
“Jika kamu pergi, kamu kehilangan segalanya.”
Cecil menutup telinga, mengambil napas dalam-dalam, dan pergi. Ketika dia meninggalkan apartemen itu, dia tahu keputusan ini benar. Mengejar kebahagiaan mungkin akan melukai di awal, tetapi dia bertekad untuk memperbaiki hidupnya.
Sementara itu, semangatnya akan bangkit lagi. Satu langkah menuju kebebasan telah dimulai, dan dia tidak akan mundur lagi. Jika memang Kevin akan menyebarkan video itu, dia harus siap dengan semuanya.
Bu tari mnding critain aja smua tntang athalla jdi cecil bisa br hati hati klo sakitnya atha kumat 😀😀😀😀😀
🤭🤭🤭
lanjut thor
Mam Reni aq jadi curiga dan penasaran dwehhh 🤭🤭