NovelToon NovelToon
Kaisar Yang Terbakar

Kaisar Yang Terbakar

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Khairatin Khair

Di dunia yang dikendalikan oleh faksi-faksi politik korup, seorang mantan prajurit elit yang dipenjara karena pengkhianatan berusaha balas dendam terhadap kekaisaran yang telah menghancurkan hidupnya. Bersama dengan para pemberontak yang tersembunyi di bawah tanah kota, ia harus mengungkap konspirasi besar yang melibatkan para bangsawan dan militer. Keadilan tidak lagi menjadi hak istimewa para penguasa, tetapi sesuatu yang harus diperjuangkan dengan darah dan api.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khairatin Khair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

Kuil yang dulunya dipenuhi cahaya biru terang kini terdiam, hancur bersama altar batu yang sudah menjadi puing. Bayang-bayang yang tadi bergerak ganas di sekitar mereka lenyap tanpa jejak. Namun, meskipun musuh fisik telah menghilang, udara di dalam kuil masih terasa berat, seolah-olah energi gelap yang mereka lawan tadi masih tersisa.

Ares berdiri di tengah ruangan, terengah-engah dengan pedang di tangannya, tatapannya tertuju pada altar yang kini hancur. Tubuhnya masih merasakan sisa rasa sakit dari benturan yang diterima saat bertarung melawan entitas kegelapan. Di sekelilingnya, sisa pasukan pemberontak terlihat lega tetapi juga penuh waspada. Mereka telah berhasil mengatasi tantangan yang hampir mustahil, tetapi ada sesuatu yang tidak beres.

Liora, yang berdiri di samping Ares, menatap altar yang hancur dengan kerutan di dahinya. "Rasanya ini belum selesai," katanya dengan nada datar, tetapi jelas penuh kekhawatiran. "Kita berhasil menghancurkan sumber kekuatan mereka, tapi... mengapa aku merasa bahwa kita baru saja menyentuh permukaannya?"

Ares menghela napas dalam, pandangannya menyapu sekeliling ruangan. Dia merasakan hal yang sama. Meskipun mereka telah menghancurkan altar dan mengalahkan entitas gelap itu, kuil ini masih terasa hidup—masih ada sesuatu yang tersisa. "Aku tidak tahu," jawab Ares pelan. "Tapi kita tidak bisa pergi sampai kita yakin bahwa semuanya benar-benar berakhir."

Pemberontak lainnya, yang masih dalam kondisi waspada, mulai mengeksplorasi sudut-sudut kuil dengan hati-hati. Meskipun tidak ada lagi ancaman fisik yang terlihat, mereka tidak berani mengendurkan kewaspadaan mereka.

Ares, yang masih merasakan adanya sisa-sisa energi misterius, mendekati altar yang kini telah menjadi serpihan. Dia berjongkok dan mengamati lebih dekat, berharap menemukan petunjuk yang mungkin terlewatkan. Di antara pecahan batu, ada sesuatu yang menarik perhatiannya—sebuah benda kecil berbentuk bulat, yang tampak seperti terbuat dari logam hitam.

"Ini apa?" gumam Ares, mengambil benda itu dengan hati-hati.

Benda itu dingin di tangannya, dan ada ukiran-ukiran aneh di sekelilingnya, seperti rune kuno yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ketika dia menyentuhnya, dia merasakan gelombang energi yang samar namun kuat, seolah-olah benda ini menyimpan sebagian dari kekuatan yang telah mereka lawan.

Liora mendekat, melihat benda itu dengan tatapan tajam. "Itu bukan sesuatu yang seharusnya ada di sini," katanya, suaranya penuh kewaspadaan. "Aku tidak tahu apa itu, tapi kelihatannya penting."

Ares menggenggam benda itu erat-erat, merasakan bagaimana energi yang tersembunyi di dalamnya mengalir ke tubuhnya. Ada sesuatu tentang benda ini yang membuatnya merasa aneh, seolah-olah dia memiliki hubungan dengannya. "Kita harus membawanya kembali. Ini mungkin kunci untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi di sini."

Namun, sebelum mereka bisa melanjutkan percakapan, lantai di bawah mereka mulai bergetar lagi, kali ini lebih hebat daripada sebelumnya. Suara gemuruh terdengar dari dalam dinding kuil, dan sebuah retakan besar mulai terbuka di lantai, memisahkan ruangan menjadi dua bagian.

"Keluar!" teriak Ares. "Kuil ini akan runtuh!"

Mereka semua bergegas keluar dari ruangan itu, berlari melewati lorong panjang yang sebelumnya mereka lewati. Getaran semakin kuat, dan dinding-dinding kuil mulai runtuh di sekitar mereka. Batuan besar jatuh dari langit-langit, menghancurkan lantai dan hampir menimpa salah satu prajurit pemberontak.

Ares, sambil menggenggam benda misterius itu erat-erat, memimpin mereka keluar dengan kecepatan penuh. Napasnya terengah-engah saat mereka berhasil mencapai pintu keluar kuil. Mereka segera berlari menjauh dari bangunan yang runtuh, sampai mereka akhirnya tiba di tanah lapang di luar kuil.

Dari kejauhan, mereka bisa melihat kuil itu runtuh sepenuhnya, pilar-pilar hitam yang menjulang tinggi jatuh satu per satu, menimbulkan suara yang menggelegar. Dalam hitungan menit, Kuil Bayangan yang telah berdiri selama berabad-abad kini hanya tinggal puing.

Kelompok pemberontak terdiam sejenak, memandang pemandangan itu dengan campuran perasaan lega dan ketakutan. Mereka telah berhasil menghancurkan kuil, tetapi tidak ada yang bisa menyangkal bahwa apa yang baru saja mereka alami jauh lebih besar dari yang mereka duga.

"Kita berhasil," kata salah satu prajurit pemberontak dengan suara penuh kelegaan.

"Untuk saat ini," sahut Liora dengan datar. "Tapi masih banyak yang belum kita ketahui."

Ares tetap diam, matanya terpaku pada benda kecil di tangannya. Dia tahu bahwa benda ini adalah kunci dari sesuatu yang lebih besar, tetapi dia masih belum bisa memahami apa artinya. Di dalam hatinya, perasaan bahwa perjuangan mereka belum benar-benar berakhir semakin kuat.

---

Beberapa jam kemudian, setelah mereka kembali ke tempat yang aman di kaki gunung, Ares duduk sendiri di dekat api unggun. Matanya terus menatap benda misterius yang dia temukan di kuil. Dia mencoba mengingat semua yang dia ketahui tentang sejarah Valyria, sihir gelap, dan kekuatan yang pernah menguasai kekaisaran. Tapi tidak ada yang bisa menjelaskan benda ini, atau bagaimana hubungannya dengan kuil dan Ragnar.

Liora mendekat dan duduk di sampingnya, memandang benda itu dengan cermat. "Kau tahu apa itu?" tanyanya.

Ares menggelengkan kepalanya. "Tidak. Tapi aku bisa merasakan bahwa ini penting. Rasanya seperti... ada bagian dari diriku yang terhubung dengannya."

Liora memandang Ares dengan tatapan penuh pertanyaan. "Apa maksudmu?"

Ares menarik napas dalam-dalam. "Aku tidak tahu. Sejak aku menyentuhnya, aku merasa ada sesuatu yang berubah. Rasanya seperti... benda ini sedang mencoba berbicara denganku."

Liora terdiam sejenak, menimbang kata-kata Ares. "Mungkin benda itu adalah kunci untuk menghentikan semua ini. Jika benar-benar terhubung dengan sihir yang pernah menguasai Valyria, kita harus menemukan cara untuk memahaminya sebelum terlambat."

"Aku juga berpikir begitu," jawab Ares, mengalihkan pandangannya ke langit malam yang gelap. "Tapi aku juga khawatir. Jika benda ini begitu kuat, dan jika aku tidak bisa mengendalikannya, maka kita mungkin akan menghadapi sesuatu yang lebih buruk dari Ragnar."

Liora tersenyum kecil, meskipun jelas ada kekhawatiran di balik senyum itu. "Kau telah mengatasi hal-hal yang lebih buruk dari ini, Ares. Aku percaya kau bisa mengendalikannya."

Ares mengangguk pelan, meskipun hatinya masih dipenuhi dengan keraguan. Namun, di balik semua ketidakpastian itu, dia tahu bahwa mereka tidak bisa berhenti di sini. Ada sesuatu yang lebih besar yang menunggu mereka, sesuatu yang tersembunyi jauh di dalam kekaisaran, di balik bayang-bayang sejarah.

Dan jika mereka tidak bertindak cepat, kekuatan itu mungkin akan bangkit kembali, membawa Valyria ke dalam kegelapan yang lebih dalam daripada yang pernah mereka bayangkan.

---

Di tempat lain, jauh di dalam Valyria, seseorang memperhatikan. Mata yang tersembunyi di balik jubah hitam mengamati langit malam, merasakan perubahan yang terjadi di kuil. Sosok itu berdiri di tengah ruangan yang penuh dengan lilin-lilin menyala dan simbol-simbol kuno yang terukir di dinding.

"Jadi, mereka telah menemukan jalan ke Kuil Bayangan," kata sosok itu, suaranya rendah dan berbahaya. "Tapi ini baru permulaan."

Dia memandang ke arah jendela, melihat ke luar kota Valyria yang gelap. "Waktunya sudah dekat. Sihir lama akan bangkit kembali, dan mereka akan tahu apa arti sebenarnya dari kekuatan ini."

Sosok itu mengangkat tangan, dan sebuah benda serupa dengan yang dipegang Ares bersinar di bawah cahaya lilin, memancarkan aura yang sama gelap dan kuatnya.

"Kalian tidak akan pernah bisa lari dari bayangan kekaisaran," katanya sambil tersenyum dingin.

---

1
Delita bae
mampir 😁 bagus cerita nya😊😇🙏
Apin Zen
Penjelasannya enak dibaca😍
خيراة.: terima kasih🤩
total 1 replies
Yurika23
Jendral Ragnar jadi inget Ragnar Lothbrok di Viking...keren...
cerita othor keren nih...
Yurika23
keren Thor...bahasanya enak dibaca
Delita bae: semangat untuk karya baru nya😁💪
خيراة.: makasiih..
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!