Hena Sanjaya. Model sekaligus aktris dengan bayaran termahal harus terjebak hubungan asmara yang tidak masuk akal dengan seorang Pria yang sebelumnya tidak ia kenal.
Kariernya mengalami masalah setelah namanya terseret skandal dengan sang mantan kekasih, Samuel Harvey.
Demi menyelamatkan kariernya Hena memilih mengikuti hubungan yang ditawarkan Pria tidak dikenalnya tersebut "Asmara settingan" terdengar konyol bagi Hena.
Entah apa keuntungan yang Pria itu dapatkan dengan hubungan ini. Mampukah Hena mengembalikan nama baiknya yang sudah memburuk dan mempertahankan kariernya yang sudah ia jalani selama 8 tahun terakhir, dengan hanya menjalin "Asmara Settingan"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Asmara Settingan 19.
"Seperti di dalam drama," kata Hena dengan tangan yang terus memisahkan isi dari cangkang kerang yang ia pesan. "Sangat mirip"
Hena dapat mengetahui keadaan sekitar tanpa harus mengedarkan pandangan ke sekeliling. Situasi saat ini persis seperti di dalam sebuah drama. Dimana Agam sedang menatapnya yang tengah sibuk makan dengan keadaan sekeliling yang malah berpusat pada Pria tersebut.
Setelah cukup lama berkeliling Agam tidak menemukan rumah makan atau restoran yang menyediakan ruang privat seperti di kota. Hingga mereka berdua berakhir di tempat wisata pemancingan sekaligus rumah makan, yang mana di sekitarnya terdapat pondok-pondok kecil terpisah dengan jarak satu hingga dua meter dari pondok lainnya. Tempat yang menurut Agam paling cocok di antara rumah makan yang ada untuk mereka ber-dua bicara.
"Cara ber-akting mu cukup halus," kata Hena dengan masih melanjutkan kegiatan makannya. "Meskipun hanya diam, orang yang melihat tingkah mu pasti akan menilai jika kau begitu mencintaiku"
Hena mulai mengerti dengan alasan Agam mengatakan penyebutan sayang itu terlalu klise. Ternyata Pria Arogan ini lebih lihai ber-akting dari dirinya yang berstatus sebagai aktris sebenarnya. Hena menilai jika sikap Agam yang hanya diam namun tak mengalihkan pandangan sedikitpun darinya itu memiliki makna cinta. Dan penilaian itu sangat tepat, semua orang di sekitar tempat wisata memang memiliki pemikiran dan penilaian yang sama.
"Aku tidak suka membuang waktu," Agam melirik jam Orient (RE-AT0103Y) yang melingkar di pergelangan tangannya. "Kau sudah makan empat piring dengan waktu 30 menit"
Hena menelan cepat makanan yang ada di dalam mulutnya, itu adalah makanan terakhir karena piring yang ada di hadapan Hena sudah kosong semua. Jadi dari tadi Agam memperhatikannya makan bukan terpesona akan paras cantik yang dimilikinya melainkan karena makannya yang banyak.
"Ada beberapa hal yang harus kita bahas"
Hena menyempatkan dirinya untuk meraih air mineral dan menegaknya habis sebelum mendengarkan apa yang akan Agam bahas. Dan semua pergerakan Hena tidak luput dari mata tajam itu, termasuk cara wanita di hadapannya saat mengakhiri sesi makan dengan mengabsen ke-lima jari kanannya ke dalam mulut.
Artis terkenal serta model yang selalu bisa ber-pose menawan dengan berbagai gaya itu sungguh jauh berbeda dari gambar dengan aslinya. Memang benar adanya jika sebuah gambar itu adalah misteri di dalam misteri.
"Tentang hubungan kita?" kata Hena setelah ia memastikan tangannya bersih setelah digunakan untuk makan. "Ah... Hubungan pura-pura, aku rasa itu perlu di ingat"
"Satu tahun"
"Kompensasi?"
"Berapa pun yang kau mau"
Hena terlihat manggut-manggut di hadapan Agam. Berapa pun yang Hena inginkan Agam akan memberikannya. "Baiklah. Pria ini ternyata benar kaya" batin Hena.
"Ada lagi?"
"Pastikan kau bisa meyakinkan mereka, jika kau adalah kekasihku dan kita akan menikah suatu saat nanti"
"Mereka? Siapa? Dan tentang berita pernikahan kita, aku ingin kau membereskannya. Aku belum mau menikah"
"Hm"
"Mereka yang kau maksud, keluargamu?" Hena terdengar hati-hati saat bertanya.
"Nanti kau juga akan bertemu dengan Mereka" Agam berdiri dari duduknya. Mengajak Hena untuk segera pergi meninggalkan tempat wisata pemancingan.
"Tunggu. Mana surat perjanjiannya?"
Hena sedikit berlari mengejar Agam yang memiliki langkah lebar. Meski tinggi tubuh mereka tidak jauh berbeda tetap saja Hena tidak melangkah selebar langkah Agam.
"Akhh!!"
Akhirnya karena terburu-buru heels hitam Cristian louboutin itu tetap tidak bisa memastikan langkah yang Hena ambil selalu aman. Hena terjatuh di atas aspal saat mengejar Agam.
Suara pekikan itu jelas Agam dengar. Ia berhenti dan membalikan badan, dapat ia lihat Hena yang terduduk di atas aspal dengan tangan membuka satu heelsnya lalu melempar ke sembarang arah.
Agam hanya diam memperhatikan tingkah model yang bergelar kekasihnya sampai pemilik mata dark hazel itu memandangnya dengan raut puppy eyes.
"Itu ekspresi yang pernah ia berikan untuk Rama"
"Tolong bantu," Hena menjulurkan tangan yang memegang satu heels hitamnya, ia sudah melepas ke-dua alas kakinya. "Aku jatuh, Agam"
Agam berjalan mendekat pada Hena. Ia meraih heels di tangan wanita itu serta tak lupa dengan pasangannya yang Hena lempar tidak terlalu jauh. Sudah memastikan ke-dua heels Hena aman, Pria yang Hena sebut Arogan itu kembali melangkah ke arah mobilnya.
"Hey!!" Hena berteriak kencang saat melihat Agam yang ternyata hanya membawa heels bukan menolong dirinya. "Agam sialan!!"
"Dasar Pria Arogan!" umpat Hena
"Pria Sombong. Tidak punya hati," Hena lekas berdiri dan dengan tak lupa tetap mengumpat Agam. "Awas kau si Agam Agam. Tunggu pembalasanku"
Agam yang mendengar semua kata-kata Hena yang ditujukan untuk dirinya hanya diam, terus berjalan tidak memperdulikan. Namun Pria minim ekspresi itu terlihat menyunggingkan senyum tipis. Sangat tipis hingga tidak berpengaruh banyak pada wajah rupawannya.
Jika kejadian ini disaksikan banyak orang sudah dapat dipastikan hanya dalam hitungan detik akan tersebar ke media. Tapi Agam memarkirkan mobilnya jauh dari keramaian, bahkan ia mencari sudut yang tidak tertangkap kamera cctv.
Di sepanjang jalan, pasangan yang sudah sepakat dengan asmara settingan yang akan mereka perankan itu terlihat saling diam. Hanya diam dari kata bukan diam dari sikap maupun gestur, karena saat ini Hena tetap melakukan hal yang ia suka.
Agam yang melajukan mobilnya lebih cepat dari Jini saat mengemudi membuat Hena merasakan sensasi yang jauh lebih baik saat tangannya menjulur keluar jendela. Surai hitam itu bahkan ikut melambai di terpa kuatnya angin.
Agam yang melihat itu hanya membiarkan tingkah Hena, terlihat jika dirinya sudah mulai bisa menerima segala tingkah random Wanita Drama-nya.
"Pakai ini," kata Agam seraya tangannya bergerak memberi kaca mata hitam pada Hena. "Bukan untuk bergaya, tapi kebutuhan" lanjut Agam saat Hena hanya diam menatap kaca mata hitam yang ia tawarkan.
"Matamu akan terbakar teriknya matahari"
Mendengar hal itu Hena meraih kaca mata dari tangan Agam dan memakainya. Kembali pada aktifitas kesukaannya bahkan kali ini Hena mengeluarkan sedikit kepala hingga wajahnya juga diterpa angin.
Agam menambah kecepatan mobilnya, membuat Hena tanpa sadar tersenyum karena sensasi baru yang ia rasa. Dan hal itu tidak jauh berbeda dengan ia yang sedang mengemudikan mobil. Tanpa sadar pemilik wajah rupawan itu juga menyunggingkan senyum. "Lain kali kita akan coba Cabriolet"
Agam jadi penasaran bagaimana tingkah Hena saat berkendara dengan kendaraan yang atapnya terbuka.
gak seru jadinya. di siksa dulu dong 😂
itu udah sangat fatal
semoga kesalahan mu di ampuni.
mati aja lalu jihanAM, semoga kau membusuk.
tpi maaf sebelumnya jgn diikut campurkn bahasa kk
*awak artinya kamu dalam bahasa indonesia kk/Pray//Pray/
minta plastik yang kamu bawa dong..
air sama sama bisa bungkus rendang 🤣🤣🤣
tergantung dari sudut mana seseorang memandangnya..
hanya Alam luas lah yang bisa mengurung nya.
Seluas Alam terhampar... Luas dan indahnya Kabupaten "Agam" di Sumatera Barat 🤣🤣🤣