mengisahkan tentang seorang gadis bernama Safira, di malam dia bekerja di sebuah hotel, mahkotanya di renggut oleh laki laki yang tidak dia kenal. bukan itu saja penderitaan nya, dia usir oleh ibu dan saudara tirinya, bahkan bayi yang baru saja dia lahirkan diambil oleh Nadira saudara kembarnya, mereka membuang Safira di pinggir hutan.
Safira kembali ke kota menjadi seorang guru bagi sang pura, akankah Fira tahu kalau anak laki yang sering menyendiri adalah putranya, bagaimana dia bisa menemukan putranya dan menyelamatkan putranya, dari Nadira yang sudah mengaku sebagai ibunya selama ini.
Terima kasih sudah membaca, jangan lupa tinggal kan jejak positif, bagi yang tidak suka, skip saja, hargailah karya orang lain. 💕💕💕
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Rayhan sangat terharu melihat perkembangan sang putra yang begitu pesat. Rayhan menciumi wajah putranya bertubi tubi. Jojo membisikkan sesuatu pada Rayhan.
" Pa Jo mau ikut mama." kata Jojo, di telinga Rayhan.
Rayhan kaget, bagaimana bisa Jojo mau ikut guru barunya tersebut. Jojo juga menyatukan kedua telapak tangannya pada Rayhan, memohon supaya di izinkan.
" Tapi sayang." Rayhan ragu dan khawatir, secara mereka belum saling kenal.
" Kalau tuan mengizinkan, tidak apa apa Jojo ikut saya, dengan senang hati saya akan terima, lagian rumah saya tidak jauh dari sini tuan, kalau anda khawatir anda bisa menyuruh orang untuk mengawasi kami, atau tuan sendiri yang mengawasi, itu juga boleh." Jawab Maria
Maria menuliskan alamat serta nomor telponnya pada selembar kertas, lalu menyerahkannya pada Rayhan, supaya lelaki itu mudah menghubungi dia.
" Tuan Ray ini alamat dan nomer telpon saya, anda bisa datang atau menghubungi saya di situ." Maria membantu Jojo meminta izin pada Rayhan, sementara anak tampan itu mengangguk setuju bahkan tersenyum sangat manis.
Hati Rayhan merasa tercubit, dia melihat putranya seperti itu menjadi tidak tega Rayhan akui memang selama Ini Jojo haus akan kasih sayang seorang ibu, tapi dalam hati Rayhan, nama Fira masih belum bisa dia lupakan. Sepertinya Ray belum move on padanya, belum ada wanita lain yang bisa menggetarkan hatinya seperti Fira.
Rayhan mengangguk pelan, dia setuju Jojo ikut bersama Bu maria guru baru itu.
" Baiklah papa setuju, kamu baik baik disana, dan jangan merepotkan bu Maria ya." Rayhan mencium pucuk kepala Jojo, lalu dia menurunkan putranya. Jojo meloncat kegirangan.
Jojo mengulurkan jari kelingkingnya yang kecil untuk di tautkan pada papanya.
" Jo sayang papa." Kata Jonathan.
Rayhan berjongkok mensejajarkan tubuhnya pada Jojo. Mengacak rambut hitam anaknya itu dengan lembut dan tersenyum manis.
" Selamat bersenang senang nak, bu saya nitip Jojo putra saya, kalau ada apa apa anda juga bisa hubungi saya." Rayhan mengambil sebuah kartu nama, lalu menyerahkannya pada Maria.
Dengan tangan gemetar, Maria kartu nama Rayhan. Maria segera mengambil dan memasukkannya dalam tas.
"Baik tuan, nanti sore saya akan mengantar Jojo pulang dengan selamat dan tidak kurang suatu apapun." jawab Maria.
Jojo berdiri di tengah antara Rayhan dan Maria, tangan mungilnya meraih jari telunjuk tangan Maria dan Rayhan. Jojo menggandeng keduanya dengan erat lalu Jojo menarik tangan mereka, dan ingin segera keluar dari area sekolah tanpa menghiraukan Pak Edi yang masih melongo di buatnya.
Maria segera mengangguk dan memberi salam perpisahan pada pak Edi. Rayhan memperhatikan perempuan di sampingnya tersebut, dia tersenyum kecil, membayangkan semua ini dan perempuan itu adalah Fira istrinya. Jojo tersenyum lebar, dia tertawa kecil serta berjalan sambil melompat lompat kecil.
Entah apa yang dirasakan oleh kedua pria beda genre ini. Hari ini mereka bagaikan sebuah keluarga, ayah ibu dan anak, keluarga yang lengkap dan bahagia.
Rudi yang sudah berada di tempat parkir. melihat pemandangan manis ini , dia diam diam merekam kejadian tersebeut. Rudi ikut merasa bahagia dan berdoa dalam hati semoga atasannya serta Jojo bisa menemukan kebahagiaan, meski tidak dengan Fira. Rudi melihat tuan mudanya begitu ceria dan tersentyum dengan lepas DEmikian dengan Rayha. Maria mengajak Jojo mendekati sebuah motor matic. Transportasi yang Maria gunakan saat itu.
" Ini kendaraan anda bu? " Tanya Rayhan dengan heran. Rayhan khawatir anaknya kenapa napa, karena belum pernah naik kendaraan bermotor.
" Iya tuan, InsyaAllah ini aman kok, saya akan hati hati. Memboncengn Jojo." jawab Maria dia tahu kekhawatiran Rayhan saat ini.
" Tapi Jojo belum pernah naik motor, bagaimana kalau dia masuk angin? " Rayhan semakin ragu untuk membiarkan Jojo Ikut Maria. Nanti Jojo akan terkena angin kencang di jalan serta udar yang kurang bagus. Saat ini sudah banyak polusi udara di mana mana.
" InsyaAllah aman tuan, saya akan pelan pelan dan Jojo akan pakai jaket, serta masker. Lgian saya yakin dia akan senang dan punya pengalaman baru. Saya tahu anda khawatir tuan, tapi untuk mempelajari anak jangan terus terusan mengenalkan dia kemewahan, sesekali arkan kehidupan orang di bawah kita, kehidupan m,anusia tidak selamanya di atas, biarkan Jojo belajar beradaptasi dengan dunia luar." Jwab Maria dengan sopan.
Rayhan akhirnya mengalah juga, dia tidak mau membuat Jojo kecewa dan marah dan berimbas padanya nanti di mansion, bisa jadi Jojo akan mendiamkannya seharian.
Maria memakaikan jaket yang di berikan Rudi dari dalam mobil mewah Rayhan. Jojo berdiri di depan. Maria mulai mengalankan motornya dengan pelan, dia tidak mau Jojo kaget nantinya kalau dia menyetir motor itu dengan kencang.
Jojo sangat menikmati pengalaman ini, dia bisa menghirup udara luar secara langsung, bukan udara bercampur AC mobil.
" Kita langsung pulang atau berkeliling dulu sayang? " tanya Maria, dia ingin meminta pendapat dari Jojo.
" Jalan jajan, keliling keliing dulu ya ma, ini seru sekali, Jojo juga ingin makan cilok atau bakso seperti teman teman ma, pasti seru." Jawab Jojo dengan lantang.
Maria kaget mendengar Jojo belum pernah merasakan bakso, makanan yang sudah melegenda tersebut.
"Jojo belum pernah makan bakso?" tanya Maria dengan penasaran, lalau apa yang Rayhan berikan pada putranya selama ini.
"Bakso sudah sih, hasil masakan koki di mansion, Jojo pengen makan di luar, apalagi cilok, Jojo sampai ngiler melihat mereka jajan bakso palsu itu ma." jawab Jojo denagn jujur.
"Oke bu Maria akan mengjakmu makan cilok, makan bakso, nanati di depan situ di dekat taman , banyak sekali penjual makanan enak dan murah." jawab Maria.
Mereka tidak tahu tak jauh di belakang, Rayhan mengiukuti kemana mereka pergi.
Maria menuriti keinginan Jojo, ibu dan anak itu bernyanyi dengan seru, bahkan tertawa dengan keras. menghilangkan beban dan penat dia dada.
Rayhan terus mengikuti kemana Maria dan Jojo pergi, dia tidak boleh lengah dan tidak mau terjadi apa apa dengan putranya, fikiran parno Rayhan juga muncul, dia takut kalau ternyata Maria adalah orang suruhan Dari Fira palsu.
"Rud, sepertinya Jojoputraku sangat menikmati perjalanan kali ini, lihatlah apakah mereka menyanyi Rud? Anakku bisa menyanyi dan sesenang itu, apakah sesederhana itu membuatnya bahagia?" Rayhan menanyakan semua pada Rudi asistennya.
"Iya tuan, pikiran anak kecil nseusia tuan muda berbeda dengan kita, lebih baik kita jangan ganggu mereka tuan, cukup awasi dari jauh saja." Kata Rudi.
Rayhan hanya mengangguk pelan, menyetujui semua usul Rudi.
