Karya ini murni karangan author sendiri ya guys 😘 maaf bila ada kesamaan nama tokoh, atau banyak typo 🙏
Karya ini lanjutan dari novel "Ku Penuhi Janjiku"
Kisah percintaan Bara dan Gala yang cukup rumit, rasa enggan mengenal yang namanya 'CINTA' membuat Bara memutuskan untuk menyendiri dan fokus bekerja.
akankah Bara menemukan cinta yang bisa menggetarkan hatinya?
Apakah Gala dapat menemukan kembali belahan jiwanya yang mampu menyembuhkan lukanya?
Yuk, simak terus ceritanya sampai habis ya😘
HAPPY READING 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Peliharaan
Alea membawa hasil masakannya ke ruang tengah, Hamzah sudah menggelar karpet berwarna merah yang di gunakan untuk alas nantinya. Bermacam-macam lauk sederhana sudah tersusun rapi diatas karpet, Hamzah mengajak Bara dan Gala untuk makan bersama , sedangkan Alea lebih memilih mengganti pakaiannya.
"Abang, Lea ganti baju dulu ya." Ucap Alea.
Hamzah menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, Alea pergi menuju kamarnya. Terlihat masakan Alea begitu menggiurkan, Bara langsung saja menyendok nasi karena perutnya sudah berisik.
"Gala, ayo makan dulu. Jangan maen hp mulu, udah tau tuh betina pilih cowok lain masih aja ngarep." Tegur Bara.
Apa yang dilakukan Gala sudah di tebak, lelaki itu nampak mengotak-atik ponselnya melihat beberapa foto yang masih tersimpan di galerinya. Mendengar ucapan kembarannya, membuat hati Gala tercabik oleh kenyataan. Hamzah menyodorkan piring yang sudah di isi dengan nasi pada Gala, dengan wajah murungnya Gala menerima piring tersebut lalu memilih lauk yang ada di hadapannya. Dengan wajah memerah menahan tangisnya, Gala menyuapkan makanan ke mulutnya dengan susah payah menelannya. Bara dan Hamzah membiarkan Gala dengan segala masalahnya, jika di tegur pun pastinya akan berdampak negatif pada yang lainnya, emosi orang di tinggal nikah memang beda.
"Adek, makan dulu." Panggil Hamzah.
Ceklek.
Alea keluar dari dalam kamarnya, dia selesai mengganti pakaiannya menggunakan jeans dan kemeja berwarna merah maroon. Kecantikan Alea dan kesan imutnya membuat Bara tak henti menatapnya, bahkan saat Alea duduk di samping kakaknya pun Bara tetap menatapnya.
Dukk..
Gala menyiku tubuh Bara dari samping, refleks Bara pun tersadar dan mengalihkan pandangannya. Mereka berempat pun makan bersama, tak bisa di pungkiri kalau masakan Alea sangat pas di lidah si kembar. Selesai makan, Alea membawa semua piring kotornya ke wastafel, dia langsung mencuci dengan bersih dan merapihkannya di lemari. Semua aktifitas yang dilakukan oleh Alea tak lelas dari pengawasan Bara, dia cukup kagum dengan Alea yang begitu mandiri tidak seperti gadis lainnya.
"Zah, adek loe punya pacar?" Tanya Bara.
"Gak punya, dia sebenernya naksir sama salah satu cowok. Dan dia sukanya udah dari lama, tapi effortnya sama sekali gak di respon sama sekali." Jawab Hamzah. Ya, Hamzah tahu segala sesuatu tentang adiknya, karena mereka sudah berjanji akan saling terbuka dan saling menjaga satu sama lain seperti janji mereka kepada mendiang ibunya.
"Boleh gue deketin adek loe? Kayaknya gue suka ma dia." Izin Bara.
"Wih, ada angin darimana ini. Seorang Bara mau deketin cewek? Bukannya ogah-ogahan sama yang namanya betina?" Ledek Hamzah.
"Aing normal, wajar aja kalau mau mencoba." Sungut Bara.
"Silahkan aja kalo bisa." Ucap Hamzah tersenyum miring. "Loe harus terima segala konsekuensinya, dan yang paling penting. Jangan pernah sakiti dia, kalo dia nangis sama aja lu minta bogeman dari gue." Papar Hamzah.
Alea kembali ke ruang tengah, dia merapikan penampilannya kemudian mengambil tasnya.
"Abang, minta uang dong? Adek mau kerkom di rumah Leona, sama si mamih." Rengek Alea manja.
Hamzah mengeluarkan beberapa uang berwarna merah pada Alea, dengan mata berbinar Alea menerima uang tersebut. Dikibaskannya uang tersebut di hadapan wajahnya, gaya tengilnya membuat Bara semakin tertarik pada Alea.
"Abang, kakak. Alea pamit kerkom dulu ya, kalau mau nitip sesuatu boleh kok asal di tambahin aja uangnya." Ucap Alea pada Bara dan Hamzah.
"Nanti di jalan, tolong beliin ubi cilembu ya." Ucap Hamzah kembali menambahkan uang berwarna merah pada Alea.
"Oke." Seru Alea.
Alea membalikkan tubuhnya, kemudian ia mengambil sepatu dari arah dapur. Saat melewati Gala yang tengah duduk di ruang tamu, Alea memberikan tatapan tidak suka karena ia masih kesal atas perilaku Gala tadi.
"Apa liat-liat?!." Sewot Alea saat Gala tak sengaja menatap kearahnya.
"Ngapa sih? Pergi sono." Usir Gala mengibaskan tangannya.
"Rumah gue kali, dasar monyet." Kesal Alea.
"Sia monyet mah. (Loe yang monyet)." Ketus Gala.
"Gandeng pisan jadi jalu teh. (Berisik banget jadi cowok). "Ucap Alea gereget.
Entahlah, melihat Gala membuat Alea kesal setengah mati. Apalagi mukanya yang jutek, ingin sekali ia meraup wajah Gala dan merapikannya menggunakan setrika agar rapih.
*
*
Hamzah, Gala dan Bara tengah bersiap untuk menonton konser, mereka sudah rapih dengan pakaiannya. Sebelum pergi, Hamzah mengirimkan pesan singkat pada adiknya agar tidak mencarinya.
"Yuk, berangkat." Ajak Hamzah.
Bara dan Gala langsung berjalan memasuki mobilnya, Hamzah duduk di kursi kemudi , kemudian melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah.
Di sepanjang perjalanan, Gala memutar musik Golden Rockers dan bernyanyi dengan begitu bersemangat seakan lupa akan kesedihannya. Bara menggelengkan kepalanya pelan, ia kembali menatap lurus kearah jalanan sambil menikmati musik yang di putar oleh Gala.
*
*
Di sisi lain.
Alea dan juga teman-temannya tengah berkumpul di salah satu rumah temannya, mereka sibuk mengerjakan tugas dari sekolahnya.
"Mamih." Panggil Alea.
"Iya, anakku." Sahut Mutiara. Alea selalu memanggilnya dengan sebutan mamih, karena diantara yang lainnya badan Mutiara yang paling bongsor.
"Mih, laper." Ucap Alea.
"Ya makan dong, nak." Ucap Mutiara.
"Ihh, geli banget gue denger kalian berdua." Celetuk Leona.
"Biarin." Ucap Alea santai.
"Ini si Bagas kemana sih? Yang tugas kerja kelompok kan bukan kita doang." Kesal Leona.
"Lagi sama peliharaannya kali." Sahut Alea.
"Sejak kapan si Bagas punya peliharaan? Setau gue, dia gak punya tuh." Tanya mutiara.
"Ck, tiap hari kan dia bawa monyet ke sekolah. Gak liat loe tuh monyetnya gelantungan mulu sama si Bagas, ngeliatnya aja gua kayak liat atraksi topeng monyet tahu enggak, hahaha." Ucap Alea terbahak.
Leona dan Mutiara pun terbahak mendengar ucapan Alea, mereka baru ngeh kalau yang di maksud oleh Alea adalah Jena, pacarnya Bagas.
"Wah parah loe, emangnya loe udah un crush dia? secara , dah lama banget loe suka sama dia, bahkan effort loe gak main-main." Tanya Mutiara.
"Enggak lah mamih, gue udah sadar. Ngapain gue ngejar tuh musang, mendingan gue deketin temen abang gue. Beuuhh pada ganteng banget, loe pada mau liat kagak?" Jawab Alea.
"Hah? Aa Hamzah udah pulang? Kenapa loe gak kasih tahu gue? Gue kan bisa buatin makanan sekalian pdkt sama aa Hamzah." Tanya Mutiara dengan kesal. Sudah lama ia menaruh rasa suka pada Hamzah, tetapi Hamzah sama sekali tidak meresponnya dan menganggapnya adik sama seperti Alea.
"Emang loe bisa masak?" Tanya Leona menaikkan sebelah alisnya.
"Ya bisalah, entar gue mau ke rumah Alea ahh. Gue mau buatin puding lele, biar aa makin cintahhh.." Jawab Mutiara tersenyum.
"Jelema edan (Orang gila) ." Sewot Leona.
Alea hanya menggelengkan kepalanya seraya menyimpan jari telunjuknya di depan kening, Mutiara memang agak lain jika soal ke sengklekannya.