Pada Volume pertama novel ini menceritakan tentang seorang pria biasa yang tewas ditembak oleh sekelompok preman karena berusaha melawan mereka.
Setelah Pria itu tewas dia dipanggil oleh seorang dewi, karena sang Dewi itu merasa terharu karena pria itu tewas dengan cara yang mulia dia memberikan kesempatan kedua kepada pria itu untuk hidup.
Karena tekadnya yang mulia itu sang dewi memberi pria itu sebuah kekuatan sebelum pria itu bereinkarnasi ke dunia yang berbeda, lalu setelahnya sang dewi mereinkarnasi jiwa pria itu ke tubuh seorang bayi yang baru lahir dari pasangan bangsawan yang memiliki tingkat terendah.
Dan dari sinilah kisah pria itu kembali dimulai.
CATATAN : PROSES REVISI BARU SAMPAI BAB 2
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lotzer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Senjata Baru
Alaric yang baru saja keluar dari rumahnya langsung disambut oleh Sanchia yang sudah menunggunya di depan rumahnya.
"Selamat pagi Sanchia!" Tegur Alaric sembari melambaikan tangannya.
"Selamat pagi juga Baron!" Sapa Sanchia sembari menundukkan kepalanya.
"Apakah hari ini kita akan pergi berburu lagi?" Tanya Sanchia.
"Tidak, kita tidak akan berburu sampai bulan monster usai." Jawab Alaric.
"Baiklah, tapi apa yang akan kita lakukan sekarang?" Tanya Sanchia.
"Pertama-tama kita akan pergi ke desa, aku membutuhkan belati baru, lalu setelah itu kita pergi ke tembok perbatasan untuk memberi upah kepada para pasukan yang telah menyelamatkan kita kemarin." Jawab Alaric.
"Siap baron!" Seru Sanchia.
Setelah itu Alaric dan Sanchia berjalan bersama meninggalkan rumah Melvil lalu berjalan menuju ke arah desa, sesampainya di desa Alaric melihat ada sebuah kios yang menjual alat-alat perang dan dengan segera menghampiri kios itu.
Sesampainya di depan kios itu Alaric melihat ada beberapa peralatan perang yang terlihat sangat keren sehingga membuat Alaric ngiler.
Contohnya adalah perisai yang terbuat dari besi dan terlihat sangat kokoh, lalu ada sebuah pedang panjang yang terlihat sangat indah, dan ada juga sebuah busur yang terlihat biasa saja.
Namun, ada sesuatu yang sangat menarik perhatian Alaric dari kios itu, yaitu sebuah katana panjang yang terlihat sederhana namun terlihat indah.
"Paman, berapa harga katana itu?" Tanya Alaric sembari menunjuk ke arah katana yang sedang terpajang di depan kios itu.
"Katana sederhana itu? Katana itu seharga 50 koin perak." Jawab penjaga kios itu.
"Mahal banget, tapi bisa saja aku membelinya namun aku akan langsung bangkrut" Batin Alaric.
"Apa kamu ingin membelinya?" Tanya penjaga kios itu.
"Tidak, sebenarnya aku datang ke sini untuk mencari sebuah belati, dan jika ada aku ingin sebuah belati seharga 15 koin perak" Jawab Alaric.
"Oh aku punya" Ujar penjaga kios itu.
"Ngomong-ngomong berapa nilai untuk koin emas?" Tanya Alaric.
"Koin emas?, koin emas setara dengan 100 koin perak" Jawab penjaga kios itu.
Alaric akhinya mulai memahami nilai-nilai koin yang berada di dunia ini.
1 koin perunggu : 1000 rupiah
100 koin perunggu/1 koin perak : 100.000 rupiah
100 koin perak/1 koin emas : 10.000.000 rupiah
"Oh begitu" Sambung Alaric.
Penjaga kios itu lalu menundukkan badannya seolah-olah sedang mencari sesuatu yang berada di bawah meja kios miliknya.
Beberapa detik kemudian penjaga kios itu kembali dengan memegang sebuah belati yang terlihat sangat mirip seperti sebuah katana namun ukurannya lebih kecil.
"Sebenarnya Ini adalah sebuah katana namun memiliki ukuran yang lebih kecil, katana ini terbuat dari besi yang kuat namun ringan dan ditempa oleh seorang pandai besi terbaik di kota Buitenzorg!" Goda penjaga kios itu.
"Aku akan membelinya, 15 koin perak kan?" Tanya Alaric sembari membuka kantung koin miliknya.
"Tidak, katana ini seharga 20 koin perak" Jawab penjaga kios itu.
"Marketing yang bagus" Batin Alaric.
"Sebenarnya aku juga sedang mencari sebuah perisai, apa kamu memilikinya?" Tanya Alaric.
"Ya aku memilikinya" Jawab penjaga kios itu sembari mengambil sesuatu yang berada di bawah meja kios miliknya lalu kembali dengan memperlihatkan sebuah perisai.
"Ini adalah perisai yang terbuat dari kayu namun di sisi-sisinya terbuat dari besi, dengan begitu perisai ini terasa lebih ringan namun tetap kuat saat menerima serangan" Sambung penjaga kios itu.
"Berapa harganya?" Tanya Alaric.
"Harganya adalah 30 koin perak" Jawab penjaga kios itu.
"Bagaimana jika 45 koin perak untuk katana kecil itu dan perisainya?" Tawar Alaric.
"Maaf, aku tidak bisa menerimanya" Balas penjara kios itu.
"Saatnya mengeluarkan jurus andalan" Batin Alaric.
"Baiklah, ayo kita pergi Sanchia!" Ajak Alaric seraya pergi meninggalkan kios itu bersama Sanchia.
"Baik!" Balas Sanchia.
"Tunggu!" Teriak penjaga kios itu.
"Hahahahahaha!" Batin Alaric tertawa jahat.
"Aku akan menjual kedua barang ini seharga 45 koin perak!" Sambung penjaga kios itu.
Mendengar hal itu Alaric dan Sanchia langsung membalikkan badannya lalu berjalan kembali ke arah kios itu.
"Deal!" Celetuk Alaric sembari memberikan 45 koin perak miliknya kepada penjaga kios itu.
"Kamu sangat pandai tawar menawar." Ujar penjaga kios itu sembari memberikan Alaric perisai dan katana itu.
Total koin milik Alaric sekarang adalah : 59 koin perak, dan 50 koin perunggu.
"Terima kasih." Ungkap Alaric sembari membalikkan badannya dan bersiap untuk pergi meninggalkan kios itu.
"Tunggu! sepertinya katana itu terlihat tumpul, bagaimana jika aku mengasahnya terlebih dahulu? Biayanya hanya 50 koin perunggu!" Cetus penjaga kios itu.
"Sial, aku kalah!" Batin Alaric.
Alaric kembali membalikkan badannya ke arah penjaga kios itu lalu memberikan katana miliknya untuk diasah, lalu penjaga kios itu mengambil katana milik Alaric lalu mulai mengasahnya sembari tersenyum.
"Ngomong-ngomong siapa namamu?" Tanya Alaric.
"Namaku adalah Conrad dan usiaku 40 tahun." Jawab penjaga kios itu.
"Salam kenal paman Conrad, namaku adalah Alaric, tepatnya Baron Alaric dan usiaku 10 tahun." Ujar Alaric.
Setelah mendengar hal itu seketika Conrad berhenti mengasah katana milik Alaric lalu tertegun sejenak, secara tiba-tiba Conrad langsung menundukkan kepalanya kepada Alaric.
"Baron Alaric maafkan saya jika saya sudah lancang!" Ujar Conrad.
"Tidak tidak, santai saja." Sanggah Alaric.
"Baiklah." Conrad melanjutkan mengasah katana milik Alaric.
Beberapa detik kemudian Conrad telah selesai mengasah katana milik Alaric dan langsung menyerahkan katana itu kepada Alaric.
"Sudah selesai Baron." Ujar Conrad.
"Terima kasih paman Conrad, dan ini upahnya." Balas Alaric sembari memberikan 50 koin perunggu kepada Conrad.
"Tidak, tidak perlu Baron." Ujar Conrad sembari berusaha menolak koin pemberian Alaric.
"Jangan seperti itu, kita sudah sepakat!" Sanggah Alaric.
"Baiklah kalau begitu." Jawab Conrad sembari menerima 50 koin perunggu pemberian Alaric.
Total koin milik Alaric sekarang adalah : 59 koin perak.
"Keren, sekarang katana ini terlihat lebih indah!" Ujar Alaric sembari memandangi katana Baru miliknya.
"Terima kasih atas pujiannya Baron." Balas Conrad.
"Kamu masih terlalu kaku paman, anggap saja aku temanmu." Sanggah Alaric.
"Ngomong-ngomong apakah aku bisa memesan peralatan perang sesuai dengan permintaanku?" Tanya Alaric.
"Sebernanya bisa saja asalkan kamu bisa menjelaskannya secara rinci tentang peralatan perang yang ingin kamu pesan." Jawab Conrad.
"Namun, alangkah baiknya jika kamu membawa sendiri materialnya." Imbuhnya.
"Aku mengerti, baiklah sepertinya aku sudah cukup di sini dan aku harus segera pergi, Terima kasih paman Conrad!" Pamit Alaric seraya berjalan pergi bersama Sanchia meninggalkan Conrad.
"Datang lagi ya!" Jawab Conrad.
"Baiklah paman!" Teriak Alaric.
"Kamu sekarang terlihat lebih keren" Puji Sanchia.
"Terima kasih, sebenarnya kamu juga terlihat cantik" Balas Alaric.
"A-Aku tidak berpikir begitu" Bisik Sanchia sembari memalingkan wajahnya karena tersipu malu.
Setelah itu Alaric dan Sanchia berjalan pergi menuju ke arah tembok perbatasan untuk menemui Miles dan kedua pasukan yang telah menolongnya kemarin.