NovelToon NovelToon
Rockmantic Of Love

Rockmantic Of Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Wanita Karir
Popularitas:355
Nilai: 5
Nama Author: @Hartzelnut

Seorang laki laki yang bekerja produser musik yang memutuskan untuk berhenti dari dunia musik dan memilih untuk menjalani sisa hidupnya di negara asalnya. dalam perjalanan hidupnya, dia tidak sengaja bertemu dengan seorang perempuan yang merupakan seorang penyanyi. wanita tersebut berjuang untuk menjadi seorang diva namun tanpa skandal apapun. namun dalam perjalanannya dimendapatkan banyak masalah yang mengakibatkan dia harus bekerjasama dengan produser tersebut. diawal pertemuan mereka sesuatu fakta mengejutkan terjadi, serta kesalahpahaman yang terjadi dalam kebersamaan mereka. namun lambat laun, kebersamaan mereka menumbuhkan benih cinta dari dalam hati mereka. saat mereka mulai bersama, satu persatu fakta dari mereka terbongkar. apakah mereka akan bersama atau mereka akan berpisah??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Hartzelnut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep. 3

*****

Di tengah perbincangan hangat dengan para produser, Produser Zhang tak bisa mengalihkan pandangannya dari Natalia Lee. Di bawah lampu rooftop yang berkilauan, Natalia tampak anggun dan memancarkan aura profesionalisme. Zhang memperhatikan gerak-geriknya yang halus, bagaimana gaun merahnya bergoyang lembut saat tertiup angin malam. "Srek... srek..." Suara angin yang membawa ujung gaunnya terdengar samar, disertai dengan kilauan sisa-sisa kembang api di langit, "Boom... hiss..."

"Dia benar-benar memiliki potensi yang besar," pikir Zhang sambil menyesap wine-nya. "Kariernya selalu menanjak, namun kontraknya akan segera habis. Aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini." Zhang merasa waktunya sangat tepat untuk bergerak.

Setelah beberapa saat, Zhang memutuskan untuk meninggalkan percakapan dengan para produser. "Maaf, aku pergi sebentar," katanya sopan, menggeser gelas wine-nya ke meja dengan hati-hati. "Srek..." Suara halus saat gelas itu diletakkan. "Tap... tap... tap..." Langkah kakinya yang mantap dan percaya diri membawa Zhang mendekati Natalia, dengan senyum tipis yang penuh ambisi di bibirnya.

Di sisi lain, beberapa produser yang ditinggalkan Zhang mulai saling bertukar pandang dan berbisik. "Dia pasti ingin mendekati Natalia," kata salah satu dari mereka. "Ya, Zhang memang sangat ambisius," tambah yang lain, matanya terus mengawasi pergerakan Zhang. "Dia selalu tahu mana yang berpotensi baginya."

Sementara itu, Angelina memperhatikan semua ini dari kejauhan. Mata cemburunya tajam menatap Zhang yang semakin dekat dengan Natalia. "Kemana dia? ...... Apa dia akan mendekati Natalia?" pikir Angelina, hatinya membara dengan rasa tidak nyaman. Wajahnya berubah tegang, penuh amarah. Manajer Chen, yang berdiri di sampingnya, menyadari perubahan itu.

"Sepertinya dia tertarik pada Natalia," kata Manajer Chen sambil tersenyum tipis. "Mungkin dia ingin merekrutnya ke Heaven Music."

Mendengar itu, mata Angelina semakin berkilat. "tidak.... tidak mungkin!" batinnya. "Zhang seharusnya hanya fokus padaku. Aku tidak akan membiarkan ini terjadi," gumamnya dalam hati, sambil terus menatap dengan tatapan marah ke arah Natalia dan Zhang yang mulai berbincang.

Kembali ke Natalia, Produser Zhang sudah tiba di hadapannya. Dengan senyum hangat, Zhang menyapa Natalia. "Selamat malam, Natalia Lee. Senang sekali bisa bertemu denganmu malam ini."

Natalia yang sedang asyik berbicara dengan Manajer Lu terkejut dengan kedatangan tiba-tiba Zhang. "Oh..." pikirnya, tapi dia dengan cepat menutupi keterkejutannya dan merespons dengan senyum profesional. "Selamat malam, Produser Zhang," balas Natalia anggun, sedikit memiringkan kepalanya tanda hormat. "Apa yang dia inginkannya?"

Zhang tidak membuang waktu, dia langsung melanjutkan, "Aku selalu memperhatikanmu, dan aku harus katakan, kau benar-benar luar biasa. Kariermu sungguh cemerlang, dan aku sangat terkesan dengan kesuksesanmu."

Natalia tersenyum, meski dalam hatinya dia merasa ini hanya basa-basi. "Terima kasih, Produser Zhang," balasnya sopan. "apa tujuan dia sebenarnya?" gumamnya dalam hati. "Aku harus tetap profesional."

Zhang tersenyum lebih lebar, tatapannya intens. "Kau memiliki potensi besar, Natalia. Aku yakin kau bisa mencapai lebih dari ini."

Natalia mengangguk pelan, tetap menjaga sikap tenangnya. "Apakah dia akan merekrutku?," pikirnya dalam hati, sambil memindahkan sedikit posisi berdirinya. "Klik... klik..." Suara sepatu hak tingginya bergema halus saat ia mengubah posisi.

Produser Zhang melangkah sedikit lebih dekat, suaranya berubah lebih serius. "Aku dengar kontrakmu dengan label lamamu sebentar lagi akan berakhir," katanya sambil memandang mata Natalia. "Jadi, aku ingin tahu, apa rencanamu di tahun 2025? Dan....... Apakah kau sudah memutuskan dengan label mana kau akan bekerja sama?"

Natalia tetap tenang, meski pertanyaan itu cukup mendalam dan langsung. "Oh..... Aku masih meninjau beberapa penawaran kerja sama dari beberapa label," jawabnya hati-hati, senyumnya tetap terjaga. "Jadi Aku belum bisa memutuskan apa pun untuk saat ini."

Zhang tersenyum lega mendengar jawaban Natalia. "Belum ada keputusan... Ini kesempatan bagus," pikirnya, merasa bahwa ini waktu yang tepat. "Kalau begitu," lanjutnya tanpa ragu, "bagaimana kalau kau bergabung dengan Heaven Music? Kami akan sangat senang jika kau menjadi bagian dari tim kami."

Mendengar tawaran langsung ini, Natalia sedikit terkejut. "Dia benar-benar menawarkanku begitu cepat?" pikirnya, tetapi dia segera menutup keterkejutannya dengan senyum profesional. "Itu tawaran yang sangat menarik," jawab Natalia dengan senyum sopan. "Aku pasti akan mempertimbangkannya dengan serius." Srek... srek... Jarinya dengan lembut menyentuh permukaan gelas wine-nya, menjaga sikap tetap anggun.

Zhang tampak puas dengan respon tersebut. "Aku yakin Heaven Music akan menjadi tempat yang tepat untukmu," kata Zhang sambil tersenyum lebar. "Kami akan selalu menunggu dengan tangan terbuka jika kau memutuskan untuk bergabung."

"Dia sangat serius dengan ini... tapi aku harus mempertimbangkannya matang-matang," gumam Natalia dalam hati. "Heaven Music memang besar, tapi aku tidak bisa terburu-buru membuat keputusan."

Setelah percakapan itu, Zhang mengangkat gelasnya, tersenyum ke arah Natalia. "Bagaimana kalau kita cheers untuk masa depan yang cerah?" ajaknya dengan nada bersahabat.

Natalia mengangguk dan mengangkat gelasnya juga. "Cheers," jawabnya dengan tenang. "Kling..." Suara lembut dari gelas mereka yang saling bersentuhan mengisi udara malam itu. Keduanya sama-sama meneguk wine mereka dengan perlahan. Slurp... Rasa anggur dingin itu terasa menyegarkan di tengah malam yang semakin dingin dan tenang.

Setelah itu, Zhang menurunkan gelasnya dan tersenyum lagi. "Kalau begitu, aku pamit dulu. Aku harus kembali bergabung dengan para produser lainnya. Senang bisa berbicara denganmu, Natalia."

"Sama-sama, Produser Zhang. Terima kasih kembali," balas Natalia anggun, menjaga tatapan profesionalnya.

"Tap... tap... tap..." Langkah Zhang terdengar jelas saat ia berjalan kembali bergabung dengan para produser. Natalia tetap berdiri dengan senyum tipis di wajahnya. "Tawaran dari Heaven Music... sangat menarik, tapi aku harus berhati-hati," pikirnya sambil menatap langit malam yang mulai gelap tanpa kembang api. "Hiss... crackle..."

Dari kejauhan, Angelina masih mengamati Natalia dan Zhang dengan mata penuh kebencian. Wajahnya memerah karena marah, tangannya mengepal di sisi tubuhnya. "Aku tidak akan membiarkan itu/ terjadi," pikir Angelina, merasa terancam. "Dia tidak akan merebut Zhang dan Heaven Music dariku!" gumamnya dalam hati, sementara Manajer Chen hanya tersenyum kecil di sampingnya, menyadari seberapa dalam kecemburuan Angelina malam itu.

*****

Setelah Produser Zhang meninggalkan mereka, Manajer Lu menatap Natalia dengan senyum hangat. Raut wajahnya memancarkan rasa kagum yang mendalam. "Kau luar biasa, Nat," katanya sambil sedikit mendekat. "Kau tetap anggun dan profesional sepanjang percakapan itu."

Natalia tertawa kecil, meski napasnya terasa sedikit sesak. "Sebenarnya," katanya pelan sambil mengusap pelan dadanya, "jantungku juga hampir copot!" Huff... Suara tawa ringan keluar dari bibirnya, meski di dalam hati dia merasa lega karena berhasil mengendalikan situasi. "Menghadapi Produser Zhang seperti itu... bukan hal yang mudah," pikirnya sambil menghembuskan napas panjang.

Manajer Lu tertawa sambil menutup mulutnya, berusaha menahan tawa lebih keras. "Hehehe... Aku tahu kau pasti tegang. Tapi kau berhasil menyembunyikannya dengan baik," ucapnya sambil menepuk lembut bahu Natalia.

Namun, dari kejauhan, Angelina memperhatikan Natalia dengan tatapan penuh kebencian. "Dia merasa bisa dengan mudah menarik perhatian Zhang, huh?" pikirnya, rahangnya mengeras. Dengan langkah cepat dan penuh determinasi, dia mulai mendekati Natalia, ditemani oleh Manajer Chen di sisinya. "Tap... tap... tap..." Suara sepatu Angelina terdengar semakin dekat, menciptakan ketegangan yang tak terelakkan.

Manajer Lu yang pertama kali menyadari kedatangan mereka, segera membisikkan peringatan ke Natalia. "Dia datang," katanya pelan, namun cukup jelas.

Mendengar itu, Natalia menghela napas panjang. "Srek..." Dia membetulkan posisi gaunnya, mempersiapkan diri secara mental. "Baiklah, ocehan apalagi yang akan dia lontarkan kali ini?" pikirnya sambil berusaha tetap tenang. "Aku harus menghadapi ini dengan kepala dingin."

Begitu Angelina sampai di depan Natalia, dengan sikap angkuh dan penuh arogansi, dia langsung menyerang dengan kata-kata tajam. "Kau pikir kau bisa masuk ke Heaven Music? Jangan harap! Aku tidak akan membiarkan itu terjadi," kata Angelina dengan nada penuh kebencian. Senyum sinisnya melebar, seolah dia telah memenangkan pertempuran yang belum dimulai.

Natalia menatap Angelina dengan senyum tipis, tetap tenang di luar meskipun hatinya bergejolak. "Lihat saja nanti," jawabnya pendek, namun sarat makna. "Dia benar-benar tidak tahu kapan harus berhenti," pikir Natalia sambil menghela napas dalam hati, menahan dorongan untuk bereaksi lebih jauh. Srek... Jemarinya menyusuri sisi gaunnya, berusaha menenangkan diri.

Angelina terdiam sejenak, terkejut dengan balasan dingin Natalia. Namun, sebelum dia bisa menambah serangan verbalnya, Natalia dan Manajer Lu memutuskan untuk pergi, meninggalkan Angelina di belakang. "Tap... tap... tap..." Langkah mereka cepat dan tegas, seolah mereka ingin secepat mungkin keluar dari lingkaran drama itu.

"Dasar...... !" gumam Angelina dalam hati, wajahnya semakin memerah karena marah. "Aku tidak akan membiarkan ini berlalu begitu saja." Manajer Chen di sampingnya ikut mendengus, matanya memperhatikan Natalia dengan penuh benci. "Dia sangat sombong. Kita harus membalasnya" bisik Manajer Chen dengan nada penuh dendam. "Tunggu saja," balas Angelina, suaranya penuh tekad.

Sementara itu, Natalia dan Manajer Lu berjalan menuju lift, berusaha meredakan ketegangan yang baru saja mereka alami. "Aku sudah tak nyaman lagi di sini," ucap Natalia pelan. "Aku rasa lebih baik kita pulang lebih awal."

Manajer Lu mengangguk setuju. "Aku juga merasakan hal yang sama," jawabnya. Mereka tiba di depan lift. "Ding..." Pintu lift terbuka, dan mereka masuk dengan langkah mantap. Begitu pintu lift hampir menutup, tiba-tiba sebuah tangan menghentikannya. "Srek..." Pintu lift terbuka kembali, memperlihatkan sosok Produser Zhang.

"Selamat malam," sapa Zhang dengan senyum hangat.

Natalia dan Manajer Lu terkejut, tetapi mereka dengan cepat menyapa balik. "Oh, selamat malam, Produser Zhang," balas Natalia sambil tersenyum, meski dalam hatinya dia sedikit gugup. 

Zhang masuk ke dalam lift dan berdiri bersama mereka. "Apakah kamu akan pulang.?" katanya, matanya menatap Natalia dengan penuh perhatian. 

Natalia menghela napas pelan, berusaha tetap tenang. "Iya... Produser Zhang" jawabnya dengan sopan. Huff... Suaranya terdengar ringan, meski dalam hatinya dia ingin cepat-cepat mengakhiri malam ini.

Zhang tersenyum mengerti. "eeeeh.... bagaimana jika aku mengantarmu pulang?" tawar Zhang dengan nada ramah, meski terdengar cukup serius.

Natalia sedikit terkejut mendengar tawaran itu, tapi dia dengan cepat menolaknya dengan halus. "Oh Terima kasih, Produser Zhang, tapi Manajer Lu yang akan mengantarku pulang," katanya sambil melirik ke arah Manajer Lu yang juga tersenyum ramah.

Manajer Lu menambahkan, "Benar Produser Zhang, saya akan mengantarkannya pulang. Terima kasih atas tawarannya."

Zhang tersenyum kembali, menoleh ke Manajer Lu dan mengangguk. "Baiklah kalau begitu."

Lift terus turun perlahan, menciptakan suasana hening yang sedikit canggung. Ssst... Suara mesin lift bergerak halus, memecah kesunyian di antara mereka. Namun, Zhang kembali memecah keheningan dengan pertanyaan. "Apa rencanamu besok, Natalia? Ada proyek yang sedang kau kerjakan?"

Natalia berpikir sejenak sebelum menjawab. "Besok aku ada pemotretan yang akan berlangsung sampai sore," jawabnya sambil tersenyum kecil.

Zhang mengangguk, tampak mempertimbangkan sesuatu. "Kalau begitu, bagaimana jika kita makan siang bersama setelah pemotretan? Aku ingin mendiskusikan beberapa hal lebih lanjut," tawarnya dengan nada yang ramah namun langsung.

Natalia terdiam sejenak, mempertimbangkan tawaran itu. "Hmm, tawaran yang cukup menarik..." pikirnya. Akhirnya, dia menjawab, "Aku akan mempertimbangkannya, Produser Zhang. Terima kasih atas tawarannya."

Zhang tampak puas dengan jawaban itu, lalu menambahkan, "Baik, kita bisa berkoordinasi nanti. Boleh aku meminta nomor teleponmu?"

Natalia sedikit terkejut dengan permintaan langsung itu, namun dengan sikap profesional, dia menjawab, "Tentu," sambil mengambil ponselnya. Mereka bertukar nomor dengan cepat. "Srek... srek..." Jari-jarinya bergerak lincah di atas layar ponsel, menyimpan kontak Zhang.

Akhirnya, lift sampai di lobby. "Ding..." Pintu lift terbuka, dan mereka bertiga keluar bersama. "Tap... tap... tap..." Suara langkah kaki mereka terdengar di lantai marmer lobby.

Setelah tiba di luar, Natalia dan Manajer Lu berpamitan. "Terima kasih Produser Zhang. Sampai bertemu lagi," kata Natalia dengan sopan.

"Sampai bertemu lagi, Natalia." jawab Zhang sambil tersenyum hangat.

Mereka berpisah, dan Natalia serta Manajer Lu berjalan menuju mobil mereka. "Klik..." Manajer Lu membuka pintu mobil dan masuk ke kursi pengemudi, sementara Natalia duduk di bangku baris kedua. Huff... Natalia menghela napas panjang, merasa lega setelah melewati malam yang cukup panjang dan penuh ketegangan.

"Srek..." Mobil mulai melaju pelan keluar dari parkiran, meninggalkan gedung yang gemerlap di belakang mereka.

*****

1
Jennifer Impas
Bikin ketawa ngakak. 🤣
hartzelnut: Terima kasih telah membaca novelku. jangan lupa episode selanjutnya ya /Smile//Smile/
total 1 replies
Kei Kurono
Thor, aku butuh fix dari obat ketagihan ceritamu! 🤤
hartzelnut: terima kasih telah menyukai novel saya. /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!