Sang Pelindung (Volume 1)

Sang Pelindung (Volume 1)

Reinkarnasi

Pada suatu hari tepatnya di sebuah kota metropolitan yang sangat sibuk terlihat ada seorang pria berbadan tinggi besar yang mengenakan Hoodie hitam sedang berjalan di sebuah trotoar yang berada di pinggir jalan raya yang sangat ramai.

Pemandangan yang berada di sekitaran pria itu terlihat sangat sibuk, terlihat ada beberapa orang yang mengenakan setelan jas dengan rapih berlalu lalang melewati pria itu dengan langkah yang cukup cepat sembari memegang sebuah ponsel di tangan mereka.

Beberapa orang juga terlihat sangat sibuk dengan ponsel mereka masing-masing, ada yang sedang mengobrol melalui ponsel mereka dan juga terlihat ada yang sedang merekam aktivitas mereka sendiri menggunakan sebuah kamera.

Walaupun sedang berada di tengah-tengah kota metropolitan yang terlihat sangat maju gelandangan dan pengemis tidak luput dari pandangan pria itu.

Dengan tatapan matanya yang kosong pria itu memperhatikan kondisi di sekitarnya yang terlihat sangat berantakan.

"Hah..." Desah pria itu dengan wajah lelahnya.

"Kapan kehidupan yang melelahkan ini akan berakhir?" Racau pria itu seolah sudah tidak memiliki harapan untuk hidup.

"Aku sudah lelah melamar pekerjaan kesana kemari namun tidak ada satupun perushaan yang mau menerimaku." Tambah pria itu sembari berdiri di pinggir jalan menunggu gilirannya untuk menyebrang.

Beberapa detik kemudian lampu yang menandakan sudah boleh menyebrang kini telah menyala, melihat hal itu dengan segera ia menyebrang bersama dengan beberapa orang tak dikenal.

Setelah sampai di ujung jalan pria itu kembali berjalan menuju ke salah satu gedung tinggi yang terlihat berada tidak jauh dari tempat pria itu berada, akan tetapi saat baru saja berjalan beberapa langkah secara tiba-tiba langkah pria itu terhenti seraya memandangi gedung tinggi itu.

"Aku harap kali ini akan berhasil." Keluh pria itu dengan suara yang terdengar lemas dan ekspresi wajahnya yang terlihat sangat datar, setelah mengeluh sejenak pria itu kembali berjalan menuju pintu masuk gedung lalu kemudian memasukinya.

Setelah beberapa menit berada di dalam gedung itu akhirnya pria itu keluar dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat ceria, wajahnya kini terlihat sangat jauh berbeda dengan ekspresi wajahnya sebelum memasuki gedung tinggi itu.

"Akhirnya, setelah sekian lama melamar pekerjaan kesana kemari akhirnya aku di terima kerja di tempat ini, dan posisi yang diberikan juga cukup bagus, mulai besok aku akan mulai bekerja dengan giat di tempat ini sebagai kepala security." Ungkap pria itu seraya memandangi gedung tinggi yang baru saja ia masuki.

Setelah berhasil diterima bekerja di salah satu perusahaan pria itu kembali berjalan menuju ke arah tempat tinggalnya, setelah beberapa menit berjalan akhirnya pria itu telah sampai di tempat tinggalnya yang ternyata hanyalah sebuah kos-kosan kecil.

"Huh... Cukup melelahkan jika setiap hari harus berjalan kaki kesana kemari, saat aku menerima gajih pertamaku nanti aku akan menggunakannya untuk membayar DP motor." Ujar pria itu sembari merebahkan tubuhnya di sebuah kasur kecil yang berada di dalam kos-kosan miliknya lalu secara perlahan mulai tertidur.

Malam hari akhirnya tiba, pria yang sedang tertidur itu tiba-tiba terbangun dari tidurnya dikarenakan perutnya yang terus berbunyi seolah sedang meminta makanan.

"Bang laper bang!" Anggap saja seperti itu.

"Tenang saja temanku, aku akan segera mencari makanan untukmu." Ujar pria itu sembari mengelus-elus perut sixpack miliknya.

Karena pria itu merasa lapar lantas dia keluar dari rumahnya dan berjalan menuju ke supermarket yang berada di dekat tempat tinggalnya, akan tetapi saat di tengah perjalanan pria itu melihat ada seorang wanita yang tengah dirampok oleh tiga orang preman.

"Hey hey hey, apa yang kalian lakukan?" Tanya pria itu sembari menghampiri ketiga preman tersebut.

"Sebaiknya kamu segera pergi sebelum aku membunuhmu." Usir salah satu preman itu.

"Silakan jika kalian bisa." Tantang pria itu.

Karena para preman fokus kepada pria itu wanita yang sedang dirampok berhasil melarikan diri dan meninggalkan pria itu begitu saja.

"Berhasil!" Batin pria itu sembari melihat ke arah wanita yang tadinya sedang dirampok berhasil melarikan diri.

Dirasa pria itu adalah pengganggu lantas salah satu preman berlari ke arah pria itu lalu melayangkan tinjunya.

Dag... Tas...

Pria itu bisa dengan mudah menangkis serangan yang dilayangkan oleh salah satu preman itu.

Jedar... Dug...

Pemuda itu berhasil membalas serangan salah satu preman itu dengan melayangkan tinjunya, menerima serangan dari pria itu salah satu preman itu langsung tersungkur ke tanah.

"Astaga." Gurutu salah satu preman yang berada di paling belakang sembari mengambil sesuatu yang berada dibalik jaketnya.

Duar... Duar...

Suara tembakan terdengar sebanyak dua kali memecah keheningan malam itu, tanpa butuh waktu lama tubuh pria itu langsung tersungkur ke tanah dengan sangat keras, setelah melihat korbannya terjatuh ketiga preman itu melarikan diri.

"Uhug... uhug... Setidaknya aku berhasil menyelamatkan satu orang." Ujar pria itu sembari memegangi perutnya yang mengeluarkan banyak darah.

Seiring berjalannya waktu tubuh pria itu terasa semakin dingin dan secara perlahan mata pria itu semakin tertutup, gelap, hitam, dan tidak bisa melihat apa-apa, namun seketika sebuah cahaya muncul dari kegelapan itu.

"Kehidupan yang menyedihkan." Terdengar suara seorang wanita yang berasal dari cahaya itu.

"Dimana ini? Dan dengan siapa aku berbicara?" Tanya pria itu yang kini sama sekali tidak terlihat wujudnya.

"Aku adalah seorang dewi dan sekarang kamu sedang berada di alam yang berbeda." Jawab cahaya itu yang ternyata adalah seorang dewi.

"Begitu, itu artinya aku sudah mati, ya?" Balas pria itu.

"Ya, sekarang kamu memang sudah mati. namun, karena aku melihat dengan cara apa kamu mati aku memutuskan untuk memberikanmu kesempatan untuk hidup sekali lagi." Ujar dewi itu.

"Benarkah?" Tanya pria itu.

"Tentu saja, tapi untuk kali ini aku menyarankanmu untuk hidup sebagai pelindung umat manusia, dan saat kamu kembali lagi kepadaku nanti kamu tidak boleh memiliki sedikitpun penyesalan." Jawab dewi itu.

"Baiklah, aku berjanji!" Balas pria itu.

"Bagus, sebagai hadiah aku akan memberikanmu sebuah kekuatan yang bahkan mampu melampaui batas umat manusia. Jadi, kekuatan seperti apa yang kamu mau?" Tanya dewi itu.

"Aku ingin aku tidak bisa mati!" Jawab pria itu.

"Mana bisa gitu." Tolak dewi itu.

"Kalau begitu aku ingin memiliki regenerasi super cepat, dan dengan begitu aku tidak perlu khawatir aku akan terluka parah saat menyelamatkan orang lain" Sanggah pria itu.

"Pilihan yang tepat, aku akan memberikanmu sebuah hadiah spesial lagi, setiap kali kamu berhasil menyelamatkan satu nyawa kamu akan mendapatkan satu poin peningkatan" Ujar dewi itu.

"Poin peningkatan? Apa itu?" Tanya pria itu.

"Kamu akan mengetahuinya nanti, aku akan segera memindahkan jiwamu ke dalam tubuh seorang bayi yang baru saja lahir di sebuah dunia yang sangat berbeda dengan duniamu sebelumnya." Ungkap dewi itu.

"Dunia yang berbeda?, dunia yang seperti apa?" Tanya pria itu.

"Kamu harus mempelajarinya sendiri setelah sampai di sana." Jawab dewi itu.

"Baiklah kalau begitu, Terima kasih dewi." Ujar pria itu.

Setelah itu secara perlahan cahaya yang tadinya terlihat sangat terang kini kian meredup dan secara perlahan menghilang, belum sempat membuka matanya pria itu mendengar sebuah suara.

Oe... Oe... Oe... Suara yang pria itu dengar adalah suara tangisan dari seorang bayi yang baru saja lahir.

Terpopuler

Comments

Aegis Aetna

Aegis Aetna

iya bang, mending ke isekai aja sh kalo kata gw mah

2024-05-27

0

Aegis Aetna

Aegis Aetna

iya lu udah mati, malah nanya.

2024-05-27

0

Aegis Aetna

Aegis Aetna

iya bener masa boong

2024-05-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!