Nana adalah kembang desa yang sangat cantik, Ada lima pemuda yang pernah melamar dia dan semua nya di tolak dengan berbagai alasan.
Hingga suatu hari Nana merasakan dada nya sangat sakit luar biasa, Berobat kedokter sudah dan di nyatakan tidak ada kanker payudara. Namun payudara nya sangat sakit, Seminggu kemudian sudah membusuk dan membuat Nana sangat menderita.
Banyak yang menduga bahwa Nana di santet.
Siapa kah yang sudah menyantet Nana?
Mampu kah Nana melawan santet ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Di hantui
"Pergi kau setan!" Bentak Nani menyiram kan air dari botol.
"Aaaggkkkh!"
Arwah Nana menggerang kesakitan dan berubah menjadi asap hitam, Menghilang dari hadapan nya Nani, Tampak nya Nani sudah menduga bahwa arwah Nana pasti akan datang untuk menuntut balas. Oleh sebab itu dia sudah menyiapkan air yang sangat di takuti oleh para iblis, Lagi pula Nana hanya lah iblis kemarin sore saja, Sehingga ilmu nya belum seberapa kuat. Bu Asih yang tadi di belakang pun segera berlari karena mendengar Nani berteriak keras, Dia agak kaget mendengar teriakan putri nya uang berasal dari kamar milik nya, Di lihat Nani sedang mengatur nafas.
"Ada apa, Nani?" Bu Asih bertanya dengan suara serak karena banyak menangis.
"Tidak ada, Bu! Aku kaget ada kecoak yang terbang sehingga membuat ku menjerit." Dusta Nani.
"Ibu kira ada apa, Ya sudah sana lah istirahat." Suruh Bu Asih.
"Ibu juga istirahat ya jangan menangis terus." Nani memegang tangan Ibu nya.
"Gimana Ibu tak menangis Nani? Kakak mu sangat singkat sekali waktu nya, Padahal kemarin keadaan nya sudah membaik! Namun tiba tiba saja malah mendapat kejadian tak terduga." Ujar Bu Asih.
"Aku juga sangat kaget dengan kejadian itu, Bu! Kakak mendadak saja hilang, Pamit nya masuk kamar mandi." Sahut Nani pelan.
Bu Asih kembali mengucurkan air mata karena sangking tak percaya nya dengan masalah yang menimpa putri nya, Hati wanita ini sudah sangat yakin bahwa Nana memang di santet, Hanya saja yang menyantet itu siapa mereka tidak tahu. Dukun yanh mengobati saat itu menolak untuk memberi tahu, Sekarang Bu Asih masih di landa keraguan mau mendatangi Mbah Muni lagi. Niat nya datang kesana mau mencari tahu siapa yang sudah mengirim santet untuk Nana, Namun iman nya menolak untuk mendatangi dukun itu, Mungkin akan lebih baik bila dia ihklas dengan kematian Nana yang memang sangat tragis sekali, Siapa pun pasti tak akan menyangka bahwa gadis itu meninggal begitu saja.
"Masih ada aku yang akan menemani, Ibu! Jadi tolong jangan sedih lagi ya." Bujuk Nani.
"Kalian itu anak anak Ibu, Jadi tak mungkin Ibu tak sedih hanya karena ada kamu! Kalian berdua adalah buah hati Ibu." Lirih Bu Asih.
Nani memeluk Ibu nya yang sudah menangis terisak isak, Lama dia membiarkan Bu Asih menangis hingga lelah dan kemudian tertidur di ranjang, Setelah Ibu nya tidur baru dia pergi dari kamar itu menuju kamar milik nya sendiri. Ekor mata Nani melirik pada sudut rumah, Tampak di sana Nana sedang berdiri sambil menangis, Memakai gaun putih dengan dada berlumuran darah segar, Rambut nya berantakan dan sangat panjang sekali.
"Selama nya kau akan menghabiskan waktu dengan bersedih, Kau tak akan bisa membalas dendam padaku." Seringai Nani sangat licik.
Usai berkata demikian dia langsung pergi masuk kedalam kamar, Di depan pintu ada bungkusan hitam yang ia letakan agar arwah nya Nana tak bisa masuk kedalam Dia sudah tahu banyak tentang masalah setan sebelum semua ini terjadi, Sehingga sudah punya penangkal yang bisa membuat Nana tak menyentuh dia. Nani begitu dendam kepada Nana sehingga melakukan banyak cara agar Kakak nya menderita seperti dia yang selalu di hina habis habisan.
...****************...
Ahmad melihat Tina yang sudah tertidur pulas, Dia baru pulang ronda dan segera cuci kaki serta tangan nya. Baru masuk kedalam kamar dengan keadaan badan yang sudah bersih, Kalau tak cuci kaki maka akan habis kena rutukan nya Tina karena wanita itu sangat pembersih dan tak mau ada sebutir debu di kasur nya.
Namun perut nya masih keroncongan ketika mau berangkat tidur, Membayangkan mie rebus pasti sangat enak sehingga Ahmad pun mengurung kan niat nya untuk tidur. Dia menghidup kan kompor dan memasak air untuk merebus mie, Tak lupa ada cabe yang ia masukan untuk membuat lidah terbakar.
"Bodo amat lah diet, Perut ku lapar begini." Lirih Ahmad.
Tak lama kemudian mie rebus nya sudah jadi lengkap dengan telur nya dua biji, Ahmad menaruh dulu di meja karena dia melupakan air minum yang pakai es. Maka dia pun mengambil nya dari dalam kulkas, Setelah itu baru kembali lagi kemeja makan.
"Astagfirullah!"
Betapa kaget nya Ahmad karena mie rebus yang ada dalam mangkuk tadi berubah menjadi cacing yang berwarna merah kehitaman, Telur dua biji tadi berubah menjadi bola mata manusia yang terus bergerak gerak kesana kemari. Ahmad ketakutan dan juga merasa jijik melihat cacing yang tak berhenti bergerak, Tangan nya gemetaran.
"Ya allah, Apa lagi ini?!"
Praaanggg.
Gelas yang ada di tangan di lemparkan sembarang arah karena kaget melihat air dalam gelas juga berubah menjadi darah, Ahmad sangat ketakutan dengan kejadian yang sedang ia alami, Makanan dan minuman nya berubah menjadi hal yang sangat menjijikan sekali. Ahmad bangkit sambil menahan rasa takut yang mendera hati nya, Namun mendadak kaget melihat Tina yang sudah berdiri di belakang nya.
"Temani aku buang air besar, Mas." Pinta Tina.
"Ya sudah, Ayo." Ahmad membuka pintu belakang.
Wc mereka sedang rusak yang ada di dalam rumah sehingga terpaksa mereka menggunakan wc yang ada di luar, Padahal keadaan sangat lah menyeramkan karena keadaan di luar sangat lah gelap sekali. Mana Ahmad juga habis melihat sesuatu yang sangat mustahil, Mungkin orang tak akan pernah percaya dengan yang Ahmad alami barusan. Tina sudah masuk kedalam jamban dan Ahmad pun merokok dekat pinggir sungai agar tak di makan oleh nyamuk, Jarak wc dengan rumah mereka cukup dekat sehingga dari pintu dapur bisa melihat kearah sini.
"Jangan lama lama ya, Dik." Pesan Ahmad agak teriak.
Tina tak menyahut karena mungkin saja dia sedang mengeluarkan kotoran nya, Ahmad menunggu sambil menoleh kesana kemari karena agak takut juga dengan keadaan sini. Nyamuk pun tak berhenti berdenging, Padahal rokok Ahmad sudah habis sebatang.
"Dik! Cepatan dong, Mas ini di gigiti nyamuk." Ujar Ahmad.
Hening, Sama sekali tak ada sahutan dari Tina yang tadi masuk kedalam wc. Ahmad kesal sekali karena Tina memang lama bila sedang buah air besar, Tapi ini keadaan nya sedang tidak baik.
"Maaaasss! Mas Ahmad ngapain?" Tina berteriak dari pintu dapur.
Bola mata Ahmad hampir keluar karena dia melihat istri nya ada di rumah, Jadi siapa yang masuk kedalam wc ini, Maka Ahmad pun berjalan mendekati wc untuk melihat siapa yang ada di dalam sana karena tadi sangat jelas bahwa Tina yang masuk.