NovelToon NovelToon
Dijual Ayahku Dibeli Bosku

Dijual Ayahku Dibeli Bosku

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:11.4M
Nilai: 4.6
Nama Author: Mommy Ghina

Sungguh teganya Hans ayah Tania Kanahaya, demi melunasi hutangnya kepada renternir, dia menjual anaknya sendiri kepada pria yang tak di kenal.
Dibeli dan dinikahi oleh Albert Elvaro Yusuf bukan karena kasihan atau cinta, tapi demi memiliki keturunan, Tania dijadikan mesin pencetak anak tanpa perasaan.

"Saya sudah membelimu dari ayahmu. Saya mengingatkan tugasmu adalah mengandung dan melahirkan anak saya. Kedudukan kamu di mansion bukanlah sebagai Nyonya dan istri saya, tapi kedudukanmu sama dengan pelayan di sini!" ucap tegas Albert.

"Semoga anak bapak tidak pernah hadir di rahim saya!" jawab Tania ketus.

Mampukah Tania menghadapi Bos sekaligus suaminya yang diam-diam dia kagumi? Mampukah Tania menghadapi Marsha istri pertama suaminya? Akankah Albert jatuh cinta dengan Tania?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pemilik rumah sakit H

Dokter Irwan mulai melakukan pemeriksaan terhadap Tania, mulai dari tensi, suhu tubuh, detak jantung, pupil mata, lanjut ke persendian kaki dan tangan, kemudian  menanyakan beberapa keluhan yang di rasakan oleh Tania. Dan Tania menjawab apa adanya, sesuai apa yang di rasakan nya.

“Nanti saya berikan obat sakit kepala dan obat mualnya. Kemudian nanti kalau mau belajar duduk, sudah boleh tapi jangan mendadak bangunnya dari tidur ya agar tidak timbul vertigo,” pinta Dokter Irwan.

Perawat yang mendampingi Dokter Irwan, memberikan arahan cara bangun dari tempat tidur yang benar buat pasien yang mengalami gegar otak. Kemudian juga memberikan contoh gerakan kepala yang harus dicobanya. Tania menyimak arahan tersebut dengan baik.

“Dokter, apakah Tania ada mengalami amnesia. Bukankah jika pasien mengalami gegar otak, akan ada hal-hal yang tidak diingatnya,” tanya Tante Shinta, selepas Dokter Irwan selesai mengecek kondisi Tania secara fisik.

“Hal itu butuh kita observasi terlebih dahulu Bu, tapi memang akan ada kecenderungan pasien yang mengalami gegar otak ringan atau berat akan kehilangan beberapa memory, hal itu biasanya di sadari oleh keluarga terdekat, teman-temannya. Jadi saran saya harus sering-sering di amati,” kata Dokter Irwan.

“Apakah butuh waktu lama untuk pemulihan jika memang dia mengalami hilang ingatan?”

“Semua tergantung kondisi pasiennya sendiri Bu, ada yang baru tiga hari, ingatannya kembali semua. Ada juga yang butuh berbulan-bulan, agar ingatannya pulih.”

Tante Shinta menatap lekat-lekat Tania dari kejauhan. “Semoga Tania tidak mengalami amnesia, Dokter.”

“Saya berharap seperti itu, jika ada sesuatu hal yang aneh dan mengganjal, bisa kembali hubungi saya.”

“Baik, Dokter terima kasih banyak,” balas Tante Shinta sebelum Dokter Irwan meninggalkan ruangan, setelahnya Tante Shinta kembali menghampiri Tania.

“Maaf sebelumnya kita belum saling berkenalan, saya Shinta, panggil saja saya Tante Shinta, kamu masih ingat nama sendirikan?” tanya Tante Shinta.

Tania menganggukkan kepalanya pelan. “Ingat, nama saya Tania, Tante Shinta.”

“Syukurlah kalau masih ingat, oh iya Tante belum menghubungi keluargamu. Boleh minta nomor keluarga yang kamu ingat?”

Tania terlihat terdiam ketika ditanyakan tentang keluarga. “Saya tidak memiliki handphone, lagi pula saya juga tidak hapal nomornya.”

Dari raut wajah Tania tersirat kesedihan yang sangat mendalam, di saat mendapatkan musibah seharusnya keluarga nomor satu yang menemaninya, tapi wanita itu tidak banyak berharap untuk diperhatikan.

Tante Shinta agak bingung, serta ada rasa khawatir jika sampai menjelang siang hari, keluarga Tania tidak tahu keberadaannya.

“Tante Shinta, mohon maaf kejadian ini sepertinya kesalahan saya yang menyebrang sembarangan,” tutur Tania, ketika sudah sedikit mengingatkan kejadian semalam, dan bersyukur dirinya masih diberikan keselamatan.

“Tante juga minta maaf, mobil yang dibawa sopir Tante juga jadi hilang kendali. Tapi Tante akan bertanggung jawab sampai kamu sembuh dan sehat kembali.”

“Terima kasih, Tante Shinta,” balas Tania. Di hati kecil Tania ketika menyebutkan kata Shinta seperti ada sesuatu tapi dia lupa akan sesuatu nya itu. Wanita muda itu menatap lekat-lekat wajah wanita paruh baya itu yang masih terlihat cantik dan memiliki tatapan yang sangat menyejukkan, untuk siapa pun yang menatapnya.

Tante Shinta mengambil nampan yang berada di atas nakas, sarapan milik Tania yang tadi sempat di antar oleh petugas alih gizi.

“Tante suapi makan dulu ya, soalnya kamu harus minum obat,” pinta Tante Shinta dengan suara lembut nya.

“Ya, Tante.”

Sebelum menyuapi, Tante Shinta memencet remote ranjang agar posisi ranjang setengah duduk, setelahnya baru Tante Shinta membantu menyuapi Tania makan.

Entah kenapa ketika Tania menerima suapan dari Tante Shinta, hati wanita itu menghangat, dan tanpa di sadari kedua netra wanita itu berembun, ada hal yang sangat dia rindukan. Begitu pula dengan hati Tante Shinta, hatinya terasa pilu ketika menatap Tania begitu dekatnya.

Kirana, kamu pasti sudah dewasa sekarang ya nak. Ibu rindu denganmu, nak. Tapi Ibu takut dengan ancaman wanita itu, nak. Ibu harap kamu baik-baik saja dengan mereka. Maafkan Ibumu ini...

Tante Shinta langsung menoleh kan wajahnya sesaat ke belakang, dan cepat menghapus buliran bening yang sudah mulai berjatuhan di pipinya, begitu pula dengan Tania.

Tania merindukan kasih sayang dan perhatian seorang ibu yang tak pernah dia dapatkan, sedangkan Tante Shinta merindukan anaknya yang terpaksa di tinggalkan, karena ancaman sahabatnya sendiri. Demi keselamatan putri kecilnya, dia merelakan pria dan anak yang sangat dicintainya, ditinggalkannya saat itu.

...----------------...

Sementara di lobby rumah sakit

Arkana sepertinya sedang menanti seseorang, dan tak lama dari kejauhan terlihat wanita yang memiliki rambut pendek berlarian masuk ke dalam lobby rumah sakit, Arkana langsung melambaikan tangannya agar wanita itu tahu jika pria itu menunggunya.

“Mas Arkana,” sapa wanita itu yang sudah mendekati pria itu.

“Ambil napas dulu dalam-dalam, Kia” pinta Arkana.

“I-iya...”

Wanita itu mulai menepuk bahu Arkana. “Gimana sih mas Arkana, kok baru kasih tahu ke gue kalau Tania kecelakaan kemarin!” gerutu Kia.

“Takut mengganggu kalau kasih tahu kamu malam-malam. Ya udah sekarang ke kamarnya, soalnya aku mau kasih makanan buat Tante ku yang nungguin di sana,” pinta Arkana. Kia manut aja mengikuti Arkana, sepanjang jalan menuju ruang rawat, pria itu menjelaskan kejadian nya semalam yang menimpa teman mereka berdua.

 Dan disaat yang bersamaan, mobil yang mengantar Albert sudah tiba di rumah sakit H, tempat Tania di rawat. Petugas security yang hapal dengan salah satu memegang saham rumah sakit H, langsung menyambut kedatangan Albert, begitu juga dengan para staff rumah sakit.

“Selamat Datang Pak Albert,” sapa salah satu dokter umum, Dokter Alex.

“Saya mau bertemu dengan Dokter Yohanes,” pinta Albert sambil jalan masuk ke dalam lobby rumah sakit.

“Saya antarkan Pak Albert, kebetulan Dokter Yohanes ada di ruangannya,” balas Dokter Alex.

Kedatangan salah satu pemegang saham rumah sakit H ternyata menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di sana, selain memiliki wajah tampan, tapi juga suami dari seorang model kenamaan, siapa yang tidak kenal.

“Woow demi Tuhan, sumpah suaminya Marsha ganteng banget,” kata salah satu pengunjung rumah sakit.

“Ho'oh ganteng banget, beruntung banget bisa ketemu di rumah sakit. Tapi buat apa ke rumah sakit, istrinya sedang sakit kah?” balas salah satu pengunjung.

Dunia sosial media mulai menggeliat dengan kehadiran Albert di rumah sakit dengan segudang pertanyaan, dan kekepoan warganet, mereka memang tidak tahu banyak jika Albert salah pemilik rumah sakit.

Albert sudah tiba di ruangan yang bertuliskan RUANG DIREKTUR. Terlihat pria paruh baya yang menggunakan jas berwarna putih menyambut baik kedatangan Albert, dan mempersilahkan sang pemilik rumah sakit untuk duduk begitu juga dengan Gerry.

Setelah berbasa basi singkat, Albert menyodorkan amplop warna putih yang berlogo kan rumah sakit miliknya.

“Dokter Yohanes, saya minta cek tentang hasil laboratorium ini, dan hasilnya sekarang juga, saya tunggu!” perintah Albert.

Pria paruh baya tersebut membaca nya. “Tania Kanahaya,” gumam Dokter Yohanes, lalu menyodorkan kertas tersebut ke Dokter Alex, untuk segera membawa dan mengeceknya ke administrasi laboratorium.

Sambil menunggu hasil nya,  Dokter Yohanes membahas kemajuan rumah sakit, serta melaporkan kinerja dokter yang bertugas serta laporan keuangan kepada Albert. Pria itu menyimaknya dengan baik, lagi pula dia juga jarang datang berkunjung ke rumah sakit dan meninjau secara langsung.

 bersambung.......apakah benar jika Tania punya penyakit? stay tune ya Kakak Readers.

Kakak Readers yang cantik dan ganteng jangan lupa tinggalkan jejaknya, like, komen, dan lain-lainnya. Makasih sebelumnya 🙏🏻🙏🏻

 

Sambil menunggu kelanjutannya, mampir yuk ke karya Author Watilaras

 

 

 

1
Rogayah Yaakob
aku suka jalan cerita nya, dlm sedih, ada rasa senang,dlm takut adanya berani melawan, good Tania.. tanpa sedar Albert sdh jatuh cinta sm Tania
Budhi Harti
cerita nya bagus jadi ingin baca terus
ngabdul salah
Lumayan
Asti Ariyanti
Luar biasa
endang sumiati
bayi itu merasakan ayahnya hadir...bagian ini bikin trennyuh...
Wati Untung
Biasa
Wati Untung
Buruk
Savitri Eka Qodri
Luar biasa
Evi Susanti
nangis aku bacanya
Be snowman
/Sob//Sob//Sob/
Sulastri
mamanya Tania akhirnya muncul
Yuli Yanti
Kecewa
Yuli Yanti
Buruk
Sulastri
Pq
Be snowman
/Sob//Sob//Sob/
Dyah Kurniawati
Buruk
Capricorn 🦄
k
Be snowman
oppa berasa sugar Daddy .astaga/Sweat/
Be snowman
balikkkk lagiiii/CoolGuy/
Fe
ayo bikin albert bucin ke tania thor, abis itu ditinggalin deh sama tania , syukurin bgt dahh liat nya 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!