Ciara Tamara, hanya memiliki sahabat yang dirinya punya. bukan tanpa alasan ia berpikir seperti itu Cia cukup berhutang budi terhadap orang tua sahabat nya Daliya Karimatun Nisa.
apapun akan Ciara lakukan demi kebahagiaan sahabatnya sekali pun ia harus berpindah agama, menaruh dirinya sebagai istri kedua untuk sahabat Suaminya Keenan Algazi Ustman.
Demi permintaan Daliya yang mengalami sakit kanker otak selama bertahun-tahun Cia harus rela mengorbankan kebahagiaan untuk diberikan kepada Gus Azi yang terpaksa menikahinya demi permintaan terakhir Daliya sebelum wanita itu pergi untuk selamanya.
Daliya ingin memberikan keluarga yang utuh untuk suaminya, cuman Ciara saja lah yang bisa memenuhi keinginannya walaupun dirinya terkesan egois Cia rela melakukan nya dengan ikhlas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AMS-3
DALAM MOBIL.
Cia termenung sebentar wanita itu memijat pelipisnya yang terasa pening. ia tidak habis pikir dengan pemikiran sahabatnya yang tidak masuk diakal. sejak kapan sahabatnya itu kepikiran Ide tergila itu?
" Wanita tergila yang pernah ku temui cuman Daliya saja, sayangnya dia sahabat terbaik ku satu-satunya. "
" Sial sekali!!! pemikiran wanita itu terlalu pendek dan gegabah dalam mengambil keputusan. semoga Daliya diberikan umur panjang Tuhan Yesus, agar Daliya bisa merasakan kebahagian bersama suaminya. "
" Kenapa Tuhan selalu mengambil nyawa manusia yang sangat berbaik hati? " pikir Cia dalam hati.
...✿ ✿ ✿ ✿...
TRING...
Ponsel Daliya berbunyi, wanita yang tengah menyirami tanaman nya dipagi hari itu menghentikan kegiatan nya saat melihat layar ponsel tertera nama suaminya disana mengirimi pesan.
' Assalamualaikum Dek, Mas tidak akan pulang sampai 1 bulan. ada pekerjaan yang mendesak di perusahaan Papa di luar kota. dan Mas harus turun tangan langsung. '
' Mas minta maaf tidak bisa menemani mu dirumah, mintalah sahabatmu untuk menemanimu selama Mas tidak ada. I Love You istriku. '
Kurang lebih seperti itulah isi pesan dari Gus Azi. wajah Daliya tampak muram membacanya. sepertinya suaminya menghindari interaksi diantara mereka.
Saat Daliya terfokus pada ponselnya, sebuah mobil berhenti tepat digerbang halaman rumah Gus Azi dan Daliya.
TITT...
Daliya mengalihkan pandangan nya melihat mobil merah milik sahabatnya berada disana. tampak dari pakaian nya blazer dan celana katun sepertinya dia akan pergi ke butik.
" Kau kenapa? pagi-pagi wajahmu sudah sedih gitu. " tanya Cia menghampiri sahabatnya.
" Mas Azi gak pulang sebulan. " sedih Daliya.
" What! kenapa? tumben banget, biasanya sehari aja suami mu gak bakal betah kalau gak lihat wajahmu. " ucap Cia.
" Katanya ada urusan kerjaan satu bulan di luar kota makanya gak pulang. " jelas Daliya.
" Masalah kalian sudah selesai atau belum? " tanya Cia penuh selidik.
" Belum, dia mulai semalam gak pulang terus langsung ke luar kota. " jawab Daliya.
" Fiks, dia hindari masalah kalian. memang ya kenapa semua laki-laki seperti itu? heran deh, mantan ku yang terakhir juga kayak gitu alasan nya ke luar kota habis itu pulang-pulang sudah pura-pura amnesia sama masalah sebelumnya. " curhat Cia tanpa sadar.
" Tumben banget, tiba-tiba curhat gitu. tapi mantan mu siapa Cia? kok aku gak pernah tahu? " tanya balik Daliya menatap penuh selidik.
" Eh, Ehmm bukan siapa-siapa. udah ah aku mau kerja dulu. " ucap Cia menghindari tatapan sengit Daliya.
" Si Erik kan? " tebak Daliya.
" Ck, udah ah aku malas bahas-bahas mantan. aku kerja dulu nanti habis pulang kerja aku kesini. " ucap Cia.
" Pokoknya selama gak ada suamimu aku bakalan menginap ya. " sambung Cia melanjutkan langkahnya menuju mobilnya.
" HATI-HATI DIJALAN CIA!!! " teriak Daliya.
" OKE... " balas Cia tidak kalah nyaring.
...✿ ✿ ✿ ✿...
Gus Azi tampak menghela nafas sesaat setelah mengirimkan pesan pada Daliya. Rio yang menyadari kegelisahan bosnya bertanya.
" Ada apa Pak Keenan? " tanya Rio sembari meletakan beberapa dokumen diatas meja.
" Tidak, tidak ada masalah. kalau bisa secepatnya pekerjaan nya diselesaikan saja saya harus cepat pulang kerumah. " jelas Gus Azi.
" Baiklah, Pak Keenan kurang lebih 3 minggu mungkin akan selesai bagaimana? soalnya semuanya membutuhkan kehadiran anda. " ucap Rio.
" Huh, baiklah. 3 minggu sudah cukup bagi saya. " jawab Gus Azi.
" Maafkan aku sayang, aku tidak bermaksud menghindar darimu, sehati saja tanpa berdekatan denganmu dan mendengar suaramu membuat ku gila. "
" Tapi aku tidak mau kau mengungkit hal yang tidak pernah aku setujui, biarkan aku meredamkan amarah dan emosi ku melalui pekerjaan ini. " batin Gus Azi memandang ponselnya menampilkan pesan yang ia kirim pada istrinya.
1 BULAN KEMUDIAN...
Semenjak hari itu, hubungan Gus Azi dan Daliya merenggang tidak ada kehangatan sapaan satu sama lain dalam percakapan mungkin Daliya sudah lupa kapan terkahir dia membalas pesan suaminya.
Daliya tampak duduk di kursi taman depan rumah mereka, ia menghela nafas lelah memikirkan bagaimana nasibnya kedepan.
" Aku tahu Mas, kenapa kamu memilih menghindari ku karena kamu tidak ingin menginginkan aku mengungkit perkara pernikahan yang tidak masuk akal bagimu kan? aku mohon pulanglah, aku ingin menyelesaikan masalah diantara kita bukan seperti ini caranya. " batin Daliya menatap langit yang begitu cerah dan panas yang terik.
TUK...
" Kenapa melamun pagi-pagi? gak boleh tau. " ucap Cia yang masih mengenakan piyama tidurnya.
" Baru bangun? " tanya Daliya balik.
" Hoam! iya, semalam begadang kerjain Deadline Client. " ucap Cia merengut.
" Jangan kebanyakan begadang gak baik buat kesehatan Cia. " ucap Daliya.
" Iya deh, jadwal konsultasi mu kapan Aya? " tanya Cia mencomot cemilan didepan nya.
" Hari ini kenapa? mau temenin aku? " tanya Daliya.
" Tentulah, sebagai sahabat yang baik hati. memang pernah aku gak temani kamu selama ini heh? " dengus Cia.
" Hehehehe, ngambek sahabat ku nih . " kekeh Daliya.
" Jam berapa konsulnya? soalnya aku ke butik dulu mau ketemu Client baru aku jemput kamu disini. " tanya Cia.
" Kalau kamu sibuk, gak usah Cia. aku bisa sendiri. " ucap Daliya menolak halus.
" Aku gak sibuk kok, cuman antar pesanan Client aja di butik habis itu langsung kerumah mu. " jawab Cia.
" Nanti ku kabarin deh, jam berapa kamu ke butik? " tanya Daliya.
" jam 09.00-an. " jawab Cia santai.
" Ini sudah jam 08.35 Cia. " sahut Daliya.
" Astaga Tuhan Yesus, aku harus siap-siap dulu! " ucap Cia panik berlari menuju kamar tamu.
Daliya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan absurd sahabatnya itu.
...✿ ✿ ✿ ✿...
Ciara memarkirkan mobilnya di depan toko butik bertuliskan Tamara's Tailor.
KRING...
" Bu bos, selamat pagi. " sapa karyawan Ciara tersenyum hangat.
" Ya, dimana semuanya? kok cuman sendiri aja? " tanya Cia mendaratkan bokongnya di sofa.
" Vino sama Gita lagi dibelakang ambil perlengkapan yang kurang Bu Cia. " ucap Risma.
" Ya sudah, saya mau keruangan atas dulu kalau tamunya sudah datang panggil saya ya. " ucap Cia.
" Baik Bu Cia. " ucap Risma.
Sekitar 2 jam, Client Ciara datang mereka sempat berbincang-bincang sebentar sembari menikmati suguhan dari si pemilik Tamara Tailor. mungkin ada 25 menit-an mereka berpamitan pulang.
Begitu juga dengan Cia yang segera pergi dari butiknya, sembari mengecek notifikasi ponselnya yang berdering sedari tadi karena penasaran Cia menghentikan langkahnya didepan pintu mobil.
Mata wanita itu membulat saat membaca deretan pesan yang dikirimkan Daliya. jantung wanita itu bagaikan berdisko, Cia terlalu takut jika sampai terjadi sesuatu pada Daliya karena Almarhum orang tua Daliya menitipkan anak satu-satunya padanya.
Di beberapa jam lalu, saat Ciara sudah berangkat bekerja. Daliya segera membersihkan tubuhnya dan bersiap-siap untuk pergi kerumah sakit.
Daliya sengaja tidak memberitahu jam berapa dia akan pergi kerumah sakit, Daliya tidak ingin merepotkan semua orang termasuk Cia yang sangat sering membantu nya.
RUMAH SAKIT MEDIKA NATURA, yang menjadi tujuan Daliya berkonsultasi setelah menunggu beberapa menit kini giliran Daliya yang dipanggil.
KLEK...
bahagia selalu buat gua Azi, mba CIA dan keluarga 🤲🤲🤲🥰
udh qu kasih kopi nih,,,/Rose/
makin penasaran kan aku sama ceritanya,,,