NovelToon NovelToon
Oh, My Teacher

Oh, My Teacher

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Dosen / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: @Alyazahras

Tristan dan Amira yang berstatus sebagai Guru dan Murid ibarat simbiosis mutualisme, saling menguntungkan. Tristan butuh kenikmatan, Amira butuh uang.
Skandal panas keduanya telah berlangsung lama.
Di Sekolah dia menjadi muridnya, malam harinya menjadi teman dikala nafsu sedang meninggi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Alyazahras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akhirnya Terbongkar (II)

"Apa! I-istri? Maksud Paman ... Amira istri yang selama ini Paman rahasiakan?"

"Tristan!" tekan Amira sambil merengek dengan bibir gemetar.

"Amira, bicara padanya! Jelaskan, ada hubungan apa saya denganmu," sentak Tristan sambil memelototi.

"Jangan seperti ini, Tan. Kumohon!"

"Amira, apa maksud dari semua ini?" tuntut Reyhan dengan ekspresi putus asa. "Jadi, selama ini kamu istri pamanku yang misterius itu?"

Tristan segera menarik tangan Amira dan menyembunyikannya di belakang tubuh. Seolah Amira adalah sesuatu yang berharga yang tidak boleh dimiliki siapa pun selain dirinya.

"Paman, kembalikan Amira padaku!"

"Tidak, Rey! Dia istriku!"

"Tapi, aku dan dia sudah berjanji akan menikah setelah aku kembali dari Luar Negeri."

"Atas dasar apa kamu bicara begitu? Kalian sudah putus lama dan kini Amira milikku. Kamu hanyalah seorang mantan baginya," kecam Tristan sambil menantangnya.

Reyhan benar-benar tersulut emosi. Giginya menggertak hingga rahangnya mengeras kuat. Urat-urat dilehernya menonjol menjalar seperti akar.

Tanpa perhitungan, Reyhan merebut paksa Amira dari genggaman Tristan dan berkata dengan lantang.

"Hubunganku dengannya bukan sekedar hubungan biasa. Aku kembali juga bukan sekedar melamarnya saja, tapi bertanggung jawab atas kesalahan fatalku dulu."

Deg!

"Reyhan, tidak! Hentikan! Jangan bicara lagi!" rengek Amira, tapi Reyhan tak mendengar. Tristan pun barusan begitu. Seolah mereka hanya bicara berdua dan Amira mereka anggap sebagai benda mati saja.

"Kesalahan fatal apa maksudmu?" tanya Tristan ragu sebab perasaannya mulai tidak enak.

"Aku adalah orang yang pertama kali merenggut kesuciannya."

Apa?

Lagi-lagi situasi ini menghantam Amira dengan kencang.

Air mata Amira jatuh membasahi pipi. Oksigen disekitar terasa semakin menipis. Amira menekan dadanya karena makin lama makin terasa sesak. Dia sampai terengah-engah seperti orang dengan penyakit asma.

Taring, tanduk dan cakar Tristan muncul bersamaan. Dia berubah jadi Monster yang mengerikan. Kini amarahnya siap meledak sejadi-jadinya.

Namun, dengan cepat Reyhan menarik Amira dan membawanya pergi dari hadapan Tristan.

"Amira, berhenti! Atau saya patahkan kakimu!"

Begitu Amira menoleh ke belakang, Tristan melayangkan tongkat baseball yang entah dari mana dia dapatkan ke arahnya dan tepat sekali tongkat baseball itu memukul keras kedua kaki Amira sampai Amira terjatuh masuk ke jurang yang dalam dan gelap.

Dubh!

Amira terbangun dari tidurnya dengan tubuh mengejang sambil terengah-engah mengambil napas. Sekujur tubuhnya penuh dengan keringat dingin.

Dia melirik ke sana-kemari memeriksa sekitar. Ternyata dia berada di kamarnya dan barusan hanyalah sebuah mimpi belaka. Mimpi yang terasa amat-amat nyata.

Tristan pun tengah terlelap tanpa baju di sampingnya. Wajah tampannya yang sedang tidur terlihat damai sentosa.

Bibir Amira bergetar, matanya berkedut memerah panas. Dia menangis tanpa suara sambil memeluk guling.

Tangisannya yang tersedu-sedu sampai membangunkan Tristan.

Tristan mengucek kedua matanya. Samar-samar dia melihat Amira yang sedang terduduk memunggunginya sambil merintih menahan tangis.

"Amirah?" panggilnya, memastikan apakah dia salah dengar atau tidak.

Amira terkejut dan buru-buru mengusap air matanya.

Dia meraih segelas air di atas nakas dengan tangan gemetar, berniat meminumnya agar suaranya tidak parau saat menyahuti Tristan.

Namun, naas, Amira memecahkan gelas tersebut.

Prang!

Tristan langsung bangkit dan membalikkan tubuh Amira dengan tatapan cemas.

"Amirah, ada apa? Hati-hati kakimu," ucap Tristan cemas bukan main.

Serpihan pecahan kaca berserakan di mana-mana. Membuat Tristan dilanda panik.

Tristan melihat mata Amira merah sembab dengan keringat bermuculan di kening. Amira pun tampak gelisah tidak tenang. Dia tak salah dengar. Amira benar-benar menangis barusan, tapi sampai wajahnya pucat seperti itu ada apa dengannya?

"Kenapa, Amirah? Kamu sakit? Saya bawa kamu ke dokter, ya?"

Amira menggelengkan kepalanya sambil memeluk Tristan, lalu membenamkan wajahnya di dada bidang Tristan. Kulit eksotis Tristan begitu hangat dan menenangkan.

"Bicaralah, ada apa? Jangan membuat saya takut!" tekan Tristan sambil mengelus kepala Amira dan mengecupnya bertubi-tubi.

Amira semakin erat memeluk Tristan. Dia merasakan kenyamanan di sana. Mana mungkin Amira mengatakan yang sesungguhnya pada Tristan saat ini. Cari mati namanya.

"Aku barusan bermimpi kamu menceraikanku tiba-tiba hanya karena kamu menyukai Bu Siska. Aku belum ada kandidat penggantimu, makanya setakut ini kehilanganmu. Maksudnya takut tidak bisa hidup tanpa uang," bual Amira sambil mencubit-cubit gemas dada Tristan yang padat.

Tristan yang mendengarnya terkekeh geli. Sia-sia dia cemas, ternyata Amira hanya takut tidak bisa hidup tanpa uangnya. Benar-benar konyol.

"Dasar, saya kira kamu kenapa. Kalau tidak bisa hidup tanpa uang jangan lepaskan saya."

"Hum, tapi dalam perjanjian, kita memang harus bercerai kan, kalau kontrak habis. Aku harus segera cari kandidat baru mulai sekarang untuk berjaga-jaga siapa tahu mimpiku jadi kenyataan," gurau Amira yang terlihat serius.

"Kandidat baru? Pria seperti apa yang kamu suka?" tanya Tristan lirih.

"Yang lebih tampan dan lebih kaya darimu tentunya."

"Kalau begitu saya hanya perlu lebih kaya dan lebih tampan dari saya sendiri," ucap Tristan sambil membaringkan Amira dan menghujani tubuhnya dengan kecupan. Tangannya nakal menyelusup masuk ke dalam celana dalam Amira.

"Maksudmu?"

"Maksud saya bukankah sudah jelas?" bisiknya manja. "Ugh, Amirah ini ... darah!" seru Tristan terkejut sambil melihat ujung jari tangannya dengan noda darah di sana.

"Astaga, iya! Sepertinya aku menstruasi! Lagian itu tangan dari semalam tidak bisa diam. Aku ikat ya lain kali!"

Tristan menghela napas hampa dengan bibir cemberut.

"Hah, tahu seperti ini, semalam saya minta nambah."

...

1
Bagus Cahyo
lanjut
𝑸𝒖𝒊𝒏𝒂
bukn hy guru biologi tpi laki'y itu mah klo kmu pngin tau😅
𝑸𝒖𝒊𝒏𝒂
itu mah sma aja bunuh diri atuh ray 😅😅
𝑮𝒊𝒖𝒍𝒊𝒂𝒏𝒐𝒗𝒂🌷
bukn squat jump yg ada hbis huh hah huh hahhh😄
Rubyred
panas .....lanjut yg kebih hooot....🤭🤭🤭
Rubyred
seru bagus loh ceritanya
𝑮𝒊𝒖𝒍𝒊𝒂𝒏𝒐𝒗𝒂🌷
kok jdi kya berita yg lgi viral ya, guru vs murid yg di gorontalo 😁
Aura Al
makin seru lsnjut
Aura Al
jadi keluarga sudah tau pernikahannya
Aura Al
amira oh amira ada" aja tp lama" pasti ketahuan
Aura Al
cinta segitiga jadi pusing mau dukung yg mana/Grin/
Miss_D
makin penasaran kakak
anyarai
oh, berarti amira pamit keluar kota untk krj,,
tp amira tnpa sepengetahuan ibunya dia lnjutin sekolh,,
iya kah thor
anyarai
ih suami kontrak ternyata,,, lanjut thot
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!