NovelToon NovelToon
Dear, My First Love

Dear, My First Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia
Popularitas:79.4k
Nilai: 5
Nama Author: Novi Zoviza

Sekuel(Emily:Ketika cinta harus memilih)

Maxime Alexander Lemos pria berusia 37 yang merupakan orang kepercayaan pimpinan mafia paling kejam di Jerman jatuh cinta pada seorang gadis namun cintanya harus kandas terhalang restu dari orangtua gadis yang ia cintai dan meninggalkan luka yang begitu mendalam hingga cinta itu berubah menjadi dendam. Ia pergi meninggalkan semuanya merelakan orang yang ia cintai menikah dengan pria pilihan orangtua.

Hingga berbulan lamanya dan keduanya kembali dipertemukan dengan keadaan yang berbeda.

Bagaimana kisah mereka, yuk simak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Mendadak bertunangan

Maxime memasuki Mansion miliknya setelah turun dari helikopternya. Pria itu sengaja datang kesini untuk menenangkan diri dari segala permasalahannya. Kedatangannya disambut langsung oleh para maid yang bekerja padanya.

"Lulu..."

"Nona ada di kamarnya, Tuan," jawab Lulu yang tahu maksud panggilan Maxime padanya.

"Siapkan makan malam untuk kami, Lulu!," ujar Maxime pada Lulu lalu berjalan menaiki lantai dua dimana kamarnya berada. Kamarnya memang berhadapan dengan kamar yang di tempati oleh Amelia.

Maxime menghentikan langkahnya saat tepat berada didepan pintu kamar Amelia. Sejenak pria itu menatap pintu kamar yang tertutup rapat. Ingin rasanya ia mengetuk pintu itu agar bisa bertemu dengan Amelia. Sejak kemarin ia begitu merindukan gadis itu meski Amelia masih bersikap dingin padanya.

Maxime menghela nafas beratnya lalu membuka pintu kamarnya. Aroma musk langsung menguat saat ia memasuki kamarnya. Pria itu menyalakan lampu kamarnya lalu menghempaskan tubuhnya diatas tempat tidurnya yang cukup besar.

Sebenarnya ingin sekali ia mendatangi Kakek Armand dan membuat perhitungan dengannya. Akan tetapi ia tidak ingin gegabah dalam bertindak. Ia memang memiliki orang kepercayaannya didalam anggota Kakek itu. Ia berencana untuk meminta orang kepercayaannya itu melaporkan apa saja rencana Kakek Armand dan juga apa yang terjadi di Mansion itu.

Maxime bangkit dari tidurnya lalu melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Ia langsung kesini setelah pulang dari Hamburg yang memakan waktu cukup lama berkendara. Setelah mengantar Damian ke apartemennya, ia langsung menghubungi pilot untuk menjemputnya.

Sementara itu di kamar lain, Amelia baru saja selesai berpakaian. Gadis itu terlihat cantik dengan mini dress-nya berwarna biru gelap. Amelia tersenyum tipis melihat penampilannya malam ini. Namun senyuman itu tidak bertahan lama karena tiba-tiba ia teringat untuk apa ia berdandan seperti ini. Di Mansion ini hanya ada dirinya dan beberapa maid dan juga penjaga.

Amelia menoleh pada pintu kamarnya yang diketuk dari luar. Gadis itu melangkah menuju pintu dan membukanya.

C'klek.

"Lulu...?"

"Maaf Nona jika saya menganggu anda, saya hanya ingin menyampaikan jika makan malam sudah siap," jawab Lulu dengan begitu sopan.

"Lulu, aku ingin makan di kamar saja. Jadi tolong antar makanannya kesini saja ya?," ujar Amelia.

"Tapi-- ucapan Lulu menggantung di udara saat saat tiba-tiba pintu kamar Maxime yang berada tepat dibelakangnya terbuka dan pria itu tampak keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi.

"Max?," gumam Amelia yang tampak terkejut dengan kehadiran Maxime disini. Pria yang beberapa hari ini menghilang begitu saja tanpa ada kabar.

"Tinggalkan kami berdua Lulu!," ujar Maxime memecah keheningan yang sejenak terjadi.

"Baik Tuan," jawab Lulu segara pergi dari sana.

Maxime menatap lurus pada Amelia yang terlihat begitu sangat cantik dengan mini dress yang di kenakannya. Tanpa ia sadari bibirnya melengkung keatas membentuk sebuah senyuman.

"Apa kabar?," tanya Maxime memecah keheningan yang terjadi diantara mereka. Sejujurnya ingin ia memeluk Amelia untuk melepaskan rasa rindunya yang beberapa hari ini tidak bertemu dengan gadis ini.

"Ba-baik," jawab Amelia dengan suara tercekat dan hampir tidak terdengar. Ia begitu sangat terkejut dengan kehadiran Maxime di hadapannya secara tiba-tiba.

Maxime mengangguk pelan lalu maju selangkah menghampiri Amelia yang terlihat tegang. Tatapan pria itu tidak lepas dari wajah cantik Amelia yang begitu menghipnotisnya malam ini.

Amelia berjalan mundur ke belakang hingga punggungnya menabrak pintu kamarnya sendiri yang tadi ia tutup. Ia merasa begitu sangat gugup sekali sekarang dengan Maxime yang sudah berdiri tepat dihadapannya dengan jarak yang begitu dekat. Bahkan aroma musk pada tubuh pria itu memenuhi indra penciumannya. Aroma yang begitu ia sukai dari seorang pria.

"Kenapa menghindariku, Amel?," tanya Maxime menyatukan keningnya dengan kening Amelia sementara kedua tangannya berada di pinggang langsing gadis itu. Ia menghirup aroma vanilla dari tubuh Amelia yang membuat pikiran sejenak menjadi tenang.

Amelia cukup terkejut dengan perlakuan Maxime padanya. Ingin rasanya ia mendorong pria ini tapi pikiran dan hatinya tidak sejalan. Ia begitu merasa nyaman dengan aroma tubuh Maxime.

"Aku merindukanmu," ucap Maxime setengah berbisik tepat di telinga Amelia.

Deg

Amelia mendadak semakin tegang dan lidahnya terasa kelu untuk sekedar menjawab kata rindu dari Maxime. Jantungnya berdetak kencang saat ini.

"Rileks, Amel!," ucap Maxime saat merasakan tubuh gadis itu menegang. Ia tersenyum tipis karena kali ini Amelia tidak mencoba memberontak dan menolaknya. Apakah Amelia sudah memaafkannya?.

"M-Max...," ujar Amelia hampir tidak terdengar.

"Apa?," jawab Maxime dengan begitu lembut. Pria itu menatap kedua manik mata Amelia dengan tatapan dalam. Ia menyentuh pipi tirus Amelia dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya masih berada dipinggang Amelia.

"Max... a-aku--

"Aku apa, hum?," tanya Maxime mengusap pipi Amelia dengan punggung tangannya. Ia benar-benar jatuh dalam pesona gadis ini.

"Max... a-aku-- membencimu," jawab Amelia memukuli dada bidang Maxime dengan kedua tangannya. Namun bukannya marah atau menghentikan Amelia, ia malah membiarkan Amelia meluapkan emosinya. Ia tahu kata kata yang Amelia lontarkan bukan berasal dari hati gadis ini.

"Sudah?," tanya Maxime dengan lembut. Ia menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantik Amelia.

"Kenapa kau tidak marah Max, aku sudah memukulimu," ujar Amelia dengan nafas tersengal.

Maxime tersenyum tipis."Untuk apa aku marah padamu?. Aku tidak akan pernah bisa marah padamu walau kau terus memukuliku dan menolakku, Amelia," jawab Maxime masih terdengar lembut.

"Ayo, kita makan malam. Kamu pasti sangat lapar karena kelelahan memukuliku kan?," ucap Maxime mengulurkan tangannya pada Amelia.

Bukannya menyambut uluran tangan Maxime, gadis itu malah memukul lengan Maxime.

"Belum menikah saja kamu sudah melakukan kekerasan padaku Amel," ucap Maxime.

"Siapa juga yang mau menikah denganmu Max," jawab Amelia mendorong tubuh Maxime dan segara pergi meninggalkan pria itu. Jantungnya berdetak lebih kencang saat ini mendengar kata menikah dari pria itu.

Maxime segara menangkap pergelangan tangan Amelia membuat gadis itu menghentikan langkahnya."Kamu Amelia, hanya kamu yang akan menjadi Nyonya Maxime Alexander Lemos," jawab Maxime mengeluarkan sebuah cincin dari saku celananya dan memasangkannya pada jari manis Amelia. Cincin yang sudah lama ia persiapkan untuk melamar Amelia.

Amelia lagi lagi terkejut, ia menatap cincin bermatakan berlian itu yang kini melingkar di jari manisnya.

"Max i-ini?," tanya Amelia yang tidak bisa berkata-kata lagi.

"Untukmu. Cincin ini adalah pengikat, jika kamu sekarang adalah tunanganku," jawab Maxime dengan entengnya.

"Apa?," pekik Amelia.

"Ssst...ayo kita turun, kamu pasti sudah sangat lapar kan?," ucap Maxime menarik pergelangan tangan Amelia.

Amelia yang masih berusaha mencerna apa yang terjadi, mau tidak mau mengikuti langkah Maxime menuruni anak tangga. Semua yang terjadi beberapa saat yang lalu membuatnya mendadak linglung. Ia dan Maxime bertunangan bahkan tanpa persetujuan darinya. Ia menatap pergelangan tangannya yang berada di dalam genggaman hangat tangan Maxime. Pria itu mengenggam tangannya dengan begitu lembut membuat jantungnya makin tidak sehat saja karena terus berdebar kencang.

...****************...

1
Maya Lara Faderik
padan muka Laura tak sedar tua bangka ,..rasain itu syukurlah Lemos sudah tahu ,..apakah keputusan Lukas nanti ,..
..ingin menyakiti Amelia tapi terkena diri sendiri,Terjebak dengan ulahnya..sebab itu jangan iri dan dengki kan dah kena getah nya...
Lusi Hariyani
usir laura dr negara ini....he...he...
Ana
next kak
Ana
ckckck
Ana
serapat-rapatnya bangkai ditutupi maka akan tercium juga bau nya
Ana
granpa lemos sangat pintar, pasti tau
Ana
jahat banget😤
Ana
ckckck
Maya Lara Faderik
Rasailah Laura ,terlalu egois dan dendam tak beralamat,baguslah grandpa tahu ,kau mengakhiri hidupmu sendiri Laura ...Adakah patut ingin meracuni suami sendiri ,sudah ku bilang Laura sama kembarnya si Maureen itu sama jahat cuma bezanya si Maureen ni gila harta dan si Laura obses kerana cinta masa lalu.. penyesalan yang terlambat buatmu Laura jangan bagi ampun lemos untuk apa menahan wanita tua tak tahu diri ceraikan saja apalagi niatnya ingin membunuh MU untuk ambisi ,bodoh sekali kelakuan Laura ...
Apa pandangan MU Lukas cintakah,pada wanita tua lampir itu orang yang ingin mencelakai Cucumu juga ..
Max kau jangan mengiba pulak ,bukankah sudah kau mengancamnya namun apa dia peduli malah ingin meracuni grandpa MU sendiri ,
Bastian lelaki yang tidak pernah tegas kepada kedua wanita kembar lampir memiliki seorang ibu yg ingin meracuni suaminya sendiri... mereka tidak tahu berlatar belakang siapa Grandpa Lemos ....
"Musuh DaLaM SeLiMut"....
Dwi ratna
ternyata emng satu sumber mknan diperut emaknye, mauren sm Laura y sma² jahatny
Dwi ratna
ternyata emng satu sumber mknan diperut emaknye, mauren sm Laura y sma² jahatny
Lusi Hariyani
wah....laura cr mslh d indonesia bs deportasi km trs d lrng msk lg
Wiwin Zahira
mulai menegang kembali permasalahannya.....ternyata sifat Laura tidak jauh beda dengan kembaran nya hadehhh
Nana Meidian
alhamdulilah dulilah rencana nya gagal syukurin kamu Laura emang enak 👍
Ana
itu benar max
Maya Lara Faderik
seandainya Lukas tahu dan lemos apa akan terjadi ya ..ku berharap semoga lemos tidak salah faham dengan dendam Laura ..
Max jangan bertele tele lagi seharusnya berbincang dengan lemos dan Lukas mengenai Laura sebelum melangkah jauh ,..
Lestari Wati
thor up lg dong ceritanya udah g sbr pingin tau kelanjutan endingnya/Pray/
Izza Mahirotul Maulidya
Aku slalu Mengikuti karyaMu thor.. the best semua..
Novi Zoviza: terimakasih Izza mahirotul Maulidya atas dukungannya selama ini 🙏🙏🙏
total 1 replies
Ana
itu memang benar max
Ana
syafakillah kak, semoga cepat sembuh sehat kembali, thanks up nya 🙏 masih nyempetin buat up
Ana: sama-sama Kak
Novi Zoviza: terimakasih atas doanya kak Ana🙏🙏
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!