Nyonya Misterius itulah julukkan yang diberikan oleh Arzian Farelly kepada Yumna Alesha Farhana.
Hari yang paling mengejutkan pun tiba, Yumna tiba-tiba meminta Arzian menikah dengannya. Arzian tidak mungkin menerima permintaan wanita itu, karena wanita yang ingin Arzian nikahi hanyalah Herfiza, bukan wanita lain.
Demi melanjutkan misinya hingga selesai, Herfiza memaksa Arzian menikah dengan Yumna demi cintanya. Untuk cintanya, Arzian mampu melakukan apapun termasuk menikah dengan Yumna.
Mampukah Arzian mempertahankan Cintanya kepada Herfiza, atau ia malah terjebak pada cinta Nyonya Misterius yang tidak lain adalah Yumna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MNM -24- Ketahuan
"Sedang apa kamu di sana, Arzian?" tanya Yumna dengan datar. Aura wanita itu mendadak menyeramkan, hingga Arzian bergidik ngeri dibuatnya.
"E—ng say— a cuma sedang bercermin saja kok," jawab Arzian mendadak jadi sangat gugup sekali.
Mata Yumna memincing," Yakin?"
"Iya, Nyonya."
"Saya memang membiarkan kamu untuk tinggal di kamar saya, tetapi bukan berarti kamu bebas melakukan apapun di kamar saya. Apalagi sampai mengacak-ngacaknya, itu adalah hal yang tidak saya sukai."
"Saya mengerti, Nyonya." Dada Arzian terus berdegup kencang, ia begitu takut ketahuan oleh Yumna. Apa yang ia lakukan tadi, membayangkan hukuman yang akan ia dapat jelas membuatnya sangat takut sekali. Jadi Arzian akan berusaha melanjalankan tugasnya dengan sangat hati-hati.
Ponsel Arzian berbunyi lagi, ia melihat yang menelfonnya adalah Faisal. Mana mungkin ia mengangkat telfonnya di depan Yumna, walau tanpa di depannya pun. Yumna pasti akan tahu isi percakapannya, karena ponsel barunya kan sudah di sadap.
"Angkat saja telfonnya, berisik tau," ujarnya sebelum berlalu dari hadapan Arzian, Yumna masuk kamar mandi. Arzian keluar kamar, ia mencari tempat yang aman untuk mengangkat telfon. Tempat yang dipilih Arzian adalah taman belakang mansion.
Seperti biasa, Faisal menelfonnya kalau tidak bertanya mengenai perkembangan usahanya yang ingin mencuri hardisk, pria tua itu selama mengomel padanya. Arzian hanya diam saja, tanpa ada niat menjawab omelan Faisal.
Sebenarnya Arzian ingin menceritakan tentang ruang rahasia yang baru ia temukan, tetapi setelah mendengar omelan Faisal. Arzian jadi malas cerita.
***
Tiga hari berlalu, berarti kurang lebih lima hari Arzian menjadi suami Yumna. Sungguh Arzian begitu menikmati kemewahan yang diberikan kepadanya, ia lupa sejenak dengan tujuan awalnya yaitu misi penting yang diembannya.
Hidup Arzian berubah 180 derajat, sekarang semuanya menghormatinya. Mengenalnya sebagai Tuan Arzian terhormat, suami seorang wanita cantik, kaya dan berkelas Nyonya Yumna Alesha Farhana.
Semuanya menyenangkam baginya, tetapi tidak dengan Yumnanya. Wanita itu setiap malam seperti menggodanya, dengan menggunakan baju tidur yang tipis nan seksi. Pria mana yang tidak tergoda melihat seperti itu, salahnya ya ia tidak bisa berbuat apa-apa. Walau sekadar memuaskan syawatnya, padahal dirinya telah sah menjadi suami Yumna.
Sekarang Arzian sedang fokus bekerja, pekerjaan yang sangat banyak sangat menyita waktunya. Ponsel Arzian berbunyi, senyum Arzian langsumg menggembang. Saat di luar mansion, Arzian bisa bebas menggunakan ponsel yang ia beli sendiri. Jadi tidak perlu takut di sadap, berbeda dengan ponsel yang Yumna berikan.
"Sayang, aku rindu sekali." Suara lembut Herfiza labgsung terdengar, saat telfonnya sudah diangkat oleh Arzian.
"Aku jauh lebih rindu dibandingkan dirimu, Fizaku, sayang. Kamu sedang apa? Sudah makan kah?" Beberapa hari berpisah, komunikasi juga sangat jarang sekali sekarang. Namun, sebagai pria yang sangat menyayangi kekasihnya. Tentu Arzian harus selalu memberikan perhatian pada sang kekasih, agar kekasihnya tidak merasa kehilangan. Apalagi sekarang sedang berada jauh.
"Aku sedang memupuk rinduku yang terus menumpuk setiap detiknya."
"Rindu sama siapa sih, sayang?" tanyanya sengaja untuk menggoda Herfiza.
"Rindu kamulah, memang siapa lagi?"
"Kirain ke cowok lain, kalau sampe iya awas aja ya. Masa aku harus menjalankan misi demi kamu, sedangkan kamu malah dekat sama cowok lain." Sebenarnya, itu adalah ketakutan Arzian yang selama ini hanya bisa disimpannya di dalam hati.
"Enggak sayang, tenang aja. Aku setia, cintanya pun cuma sama kamu bukan ke yang lain. Harusnya aku yang bilamg, kamu jangan macam-macam. Walau Yumna istri kamu, tetapi aku nggak rela sampai dekat sampai jatuh cinta sama wanita itu. Apalagi kamu sampai berbuat layaknya suami istri padanya. Membayangkannya saja sudah membuatku sakit hati," katanya sambil menahan tangis. Arzian sedih melihat kekasihnya seperti itu, andai dekat pasti Arzian tidak akan segan-segan memeluknya.
"Fizaku, sayangku, cintaku. Sekarang dengarkan aku, aku sebenarnya tidak ingin dalam posisi seperti ini. Ini semua aku lakukan demi kamu, percaya padaku. Aku tidak akan macam-macam. Aku janji, cintaku selamanya hanya untukmu sayang." Arzian berjanji pada Herfiza, semoga saja ia terus bisa memegang janjinya sendiri.
"Aku percaya, tetapi rasa was-was itu selalu menghampiriku, sayang. Aku sangat rindu kamu, bisakah kita bertemu sebentar. Sebentar saja," pintanya dengan memasang puppy eyes. Arzian sendiri terdiam, ia ingin bertemu. Namun, sekarang posisinya sedang bekerja. Terus bagaimana caranya.
"Aku ke kantor kamu gimana? Kita makan siang bareng?"
"Jangan," cengahnya spontan. Senyuman yang terukir di wajah Herfiza detik itu juga menghilang, berganti dengan wajah penuh kekecewaan.
"Kenapa? Apa aku akan buat kamu malu, saat kita makan siang di kantor kamu? Terus dilihat oleh teman-teman kantor kamu?"
Arzian mengusap wajahnya pias, sebenarnya itu bukanlah alasannya. Jika tidak teringat pernikahan dengan Yumna, untuk apa Arzian malu ketika makan siang bersama Herfiza. Sedangkan kekasihnya juga cukup cantik, dirinya pun sangat yakin. Herfiza tidak akan membuatnya malu. Namun, yang lebih Arzian khawatirkan adalah Yumna. Yumna memang tidak akan cemburu, melihatnya dengan wanita lain termasuk Herfiza. Akan tetapi, Arzian ingat betul dengan isi surat perjanjiannya. Di sana tertulis, tidak boleh ada perselingkuhan.
Yumna mengenal Herfiza sebagai saudara, tetapi kan bukan kandung. Kalau melihatnya dan Herfiza terlalu dekat, Yumna jelas akan berfikir dirinya selingkuh. Tentu saja hukuman akan di depan matanya, ketika ia melanggar isi perjanjian yang telah ia tanda-tangani.
"Jangan salah faham please, bukan begitu maksudku, sayang. Aku nggak mungkin malu, tetapi nggak enak dong. Semua orang itu taunya aku suami Yumna, masa terlihat sama wanita lain selain Yumna. Ngertiin aku ya."
Dengan wajah cemberut, Herfiza mengangguk paham. "Tapi aku tetap mau ketemu kamu, sayang."
Bukan hanya Herfiza yang ingin bertemu, Arzian pun sama. "Gimana kalau kamu ke rumah saat makan siang, makan siang di rumah biar aku masakin spesial buat kamu," tambahnya.
"Jangan di rumah, sayang, kejauhan. Yaudah, gini deh. Gimana kalau kita ketemu sekaligus makannya di hotel dekat kantor, biar enggak perlu jauh-jauh akunya. Itu sih kalau kamu mau, biaya transportasinya nanti aku ganti deh. Di hotel kita sewa kamar deh," ide brilian yang tiba-tiba muncul di otak Arzian. Wanita itu mendesah pelan, mau tidak mau terpaksa setuju saja. Dari pada tidak bisa bertemu sama sekali.
"Yaudah deh."
"Nah, aku suka kamu yang penurut ini. Waktu makan siang kan masih beberapa jam lagi, kamu berangkat lebih cepat aja. Kan agak jauh, sedangkan aku akan menyelesaikan semua pekerjaanku lebih cepat. Saat waktunya makan siang, aku langsung berangkat ke hotel."
"Oke, sayang." Telfon ditutup sepihak oleh Arzian, karena pria itu harus segera menyelesaikan pekerjaannya.
Beberapa jam kemudian, pekerjaan Arzian sudah selesai semua. Ia pun sudah memberikan kepada atasannya yaitu Yumna- istri kontraknya sendiri, jelas melalui Amara terlebih dahulu.