NovelToon NovelToon
Pria Pilihan Sang Perawat

Pria Pilihan Sang Perawat

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Nikahkontrak / Cintamanis
Popularitas:476.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: SHIRLI

Cantik, cerdas dan mandiri. Itulah gambaran seorang Amara, gadis yang telah menjadi yatim piatu sejak kecil. Amara yang seorang perawat harus dihadapkan pada seorang pria tempramental dan gangguan kejiwaan akibat kecelakaan yang menimpanya.

Sanggupkah Amara menghadapi pria itu? Bagaimanakah cara Amara merawatnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHIRLI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa nama Lo?

"Sudah bangun, lo!"

Suara Dimas yang setengah berteriak itu berhasil mengejutkan Amara hingga gadis itu terlonjak ke belakang. Tangannya spontan menarik ujung selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya yang tersudut menghimpit kepala ranjang.

Entah bagaimana bisa Amara tak menyadari keberadaan Dimas yang sejak tadi duduk di sofa dengan kaki yang menyilang. Bahkan mata Dimas tampak mengawasinya dengan sorot tajam.

"Enak kan, tidur nyenyak semalaman. Puas lo, udah nyicipin racun racikan lo sendiri?" Dimas tergelak senang penuh kemenangan. Seringai penuh kepuasan nampak jelas di bibirnya.

Entah sejak kapan Dimas bangun. Atau mungkin dia tidak tidur? Yang jelas di pagi buta ini, ia sudah tampak rapi dengan balutan kaos putih polos yang berpadu dengan celana santai berwarna biru malam.

Dimas terseyum melihat Amara yang menurunkan selimut dan memberanikan diri untuk mengintipnya.

"Itu yang setiap hari lo kasih ke gue. Enak kan, bisa tidur nyenyak semalaman!" sindir Dimas sembari tertawa penuh kepuasan. "Lo seneng kan, kalau seharian gue tidur! Biar apa? Biar lo bisa nyantai. Iya kan!"

Amara menggeleng cepat sebagai bentuk penyangkalan. "Bukan Tuan, bukan begitu. Saya menenangkan Tuan agar tubuh Tuan tidak kejang. Dan obat yang saya berikan sesuai dengan resep yang Dokter Khanza berikan. Sungguh!"

Dimas berdecih. "Lo kira gue percaya!" ucapnya dengan nada menyangsikan, lantas melipat kedua tangannya di depan dada.

Amara hanya tertunduk lesu. Sekeras apapun ia menyangkal, itu takkan membantu. Dimas pasti tak terima karena lelaki itu memang keras kepala. Terlebih memang ada gangguan syaraf di kepalanya.

"Oh ya, lo mau tau nggak apa yang gue lakuin selama lo tidur di kamar gue?" tanyanya kemudian dengan seringai nakal.

Amara langsung mendongak penuh keterkejutan. Wajahnya langsung memerah, tak dapat menyembunyikan malu serta ketakutan. "Memang apa yang sudah Tuan lakukan?" dengan takut - takut Amara memberanikan diri untuk bertanya.

"Menurut lo apa?" sembari menyeringai Dimas pun bangkit. Rasain lo gue kerjain. Emang enak. Siapa suruh lo ngusik ketenangan gue? Gue jamin, setelah ini Lo bakal malu setengah mati sama gue, haha! Dimas membatin sambil cekikikan dalam hatinya.

Dengan santai lelaki itu melangkah mendekati ranjang, dan berdiri tepat di sisi sambil bersedekap dada.

Sementara Amara, gadis yang masih berlindung di bawah selimut itu memberanikan diri untuk mendongak menatap Dimas sambil menggigit bibir bawahnya.

Dimas menaikkan satu kaki ke atas ranjang dengan menggunakan lutut sebagai tumpuan. Mencondongkan tubuhnya ke depan dan mendekat ke arah Amara. "Menurut lo, jika seorang lelaki dan perempuan berada dalam satu kamar, apa yang mereka lakuin, coba?" bisiknya dengan nada menggoda. Dimas bahkan terseyum sembari menaik-turunkan alisnya berulang-ulang.

Sontak saja hal itu membuat pikiran liar merasuki otak Amara. Wajah gadis itu sontak memucat, didera rasa malu dan takut yang hebat. "Saya minta Tuan jangan mendekat!" teriak Amara sembari mengibaskan tangannya sebagai isyarat agar Dimas tidak mendekat. Ia beringsut semakin menjauh, sembari meremas ujung selimut dengan tangannya yang gemetaran.

Bukannya menjauh, Dimas justru mulai duduk di tepian ranjang. Senyumnya terkembang senang, seolah begitu menikmati pertunjukan.

"Anda mau apa, Tuan! Anda mau apa!" Teriak Amara sembari memejamkan mata dan memalingkan wajah. Ia menekuk lututnya dan menjadikan kaki serta tangan sebagai perisai perlindungan.

Cletakk!

Amara memekik kesakitan saat jemari Dimas menyentil dahinya. Gadis itu membuka mata dan mengusap dahinya yang terasa nyeri sembari menatap Dimas dengan wajah kebingungan.

"Dasar ngeres!" Maki Dimas pada Amara saat pandangan mereka bertemu. "Gue cuma mau ngambil ponsel gue yang lo tindihin semalaman!" tuturnya dengan nada kesal, lalu meraih ponsel yang berada di sisi Amara. Lantas menarik tubuh dan berdiri di sisi ranjang.

Amara sontak membulatkan bola matanya. Ia bisa merasakan wajahnya yang memerah padam. Bukan karena menahan kemarahan, melainkan rasa malu yang menyergap hingga ke ubun-ubun. Gadis itu sontak menyembunyikan wajah sambil menggigit bibir bawah.

"Siapa juga yang nafsu sama cewek kaya elo! Cih! Kepedean banget." Dimas berdecih. Ia mulai memainkan ponsel yang telah semalaman ia rindukan.

Sejenak keadaan hening, hingga kemudian Dimas menghentikan tangannya dan mengalihkan pandangan ke arah Amara. "Ngapain lo masih di sini? Keluar sana!" usirnya dengan bentakan.

Amara yang gelagapan refleks melompat ketakutan. Ia segera berlari menuju pintu dan berusaha membukanya dengan tangan yang masih gemetaran.

"Hey!" panggil Dimas setengah berteriak, membuat tubuh gadis yang berdiri di pintu itu seketika membatu.

Duh, apa lagi sih? batin Amara sambil memejamkan matanya. Giginya pun menggemertak saat membayangkan kejadian buruk apa lagi yang akan menimpanya.

Amara menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan, berusaha menetralkan perasaan. Ia memasang senyuman termanisnya sebelum kemudian berbalik badan. "Ya Tuan, ada apa?" tanyanya ramah.

"Siapa nama lo?"

"Amara, Tuan."

Dimas menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang dan menyandarkan punggung dengan santai pada kepala ranjang. "Siapa yang nyuruh lo manggil gue dengan sebutan Tuan?" tanyanya dengan acuh tanpa menatap lawan bicara.

Amara menggeleng pelan kemudian menjawab. "Tidak ada, Tuan."

"Gue nggak suka panggilan itu."

"Hah?" Amara menautkan alisnya. "Lalu saya harus panggil anda dengan sebutan apa?" Ia diam sejenak sambil mencari-cari panggilan yang pas. "Bapak?" usulnya setengah bertanya.

"Bapak, lagi," Dimas berdecih. "Gue bukan bapak lo! Apa tampang gue ini udah setua itu sampai-sampai dikatain bapak-bapak!"

Amara menggeleng cepat. "Maaf Tuan, maksud saya bukan begitu," sahutnya penuh sesal. Ia kemudian tertunduk dalam penuh kepasrahan. Setelah diam sejenak, ia pun memberanikan diri untuk bertanya agar masalah cepat-cepat bisa diselesaikan dan ia terbebas dari hukuman yang mungkin saja Dimas berikan. Bukankah menghadapi masalah itu jauh lebih baik dari pada menghindar?

"Lalu saya harus panggil apa?" tanyanya kemudian.

"Terserah!" Dimas menjawab kesal. "Lo beneran nggak denger atau cuma pura-pura nggak denger? Lo tau kan pembantu di rumah ini manggil gue dengan sebutan apa!"

"Mas Dimas," jawab Amara lemah.

"Nah itu tau!"

Dimas mengamati Amara yang masih diam dan menunduk dalam. "Ngapain masih berdiri di situ!"

Amara hampir saja terlonjak saat Dimas mendadak berteriak. Tangannya sontak mengurut dada, di mana letak jantungnya yang mendadak berdenyut hebat itu berada di sana.

"Mandi sana! Terus bawain sarapan gue kesini."

Amara langsung mengangguk penuh kelegaan. "Baik Tuan. Eh, Mas Dimas." Amara segera meralat ucapannya saat mata Dimas mendelik tajam kepadanya.

Bersambung

1
Sumarni Tina
akhirnya Dimas ketahuan
Sumarni Tina
Luar biasa
Enjelika h
Lumayan
Sulistiawati Kimnyo
semangat lg kakak....
Via
kebanyakan dram jd bosen bacanya
Via
huhhh TOLOL si Amara goblok anjing gitu aj mau ngalah setan😤😤😤😏😏😏
Firda Fami
dah tinggalin aja tuh si Dimas biar mati sekalian 👿
beybi T.Halim
gak asek .., karakter wanitanya seharusnya keren.,barbar dan gak gampang ditindas.,biasanya anak yatim-piatu itu punya sifat yg keren😊
Fa Rel
amara bodoh mending minta cerai biarin dimas nyesel seumur idup
Fa Rel
rasain lu dimas emang enak di.bhongin biar amara ma juan aja lah dripada.ma.dimas g tau trima kasih
Zahra Cantik
masa udah tamat thor 😔😔
kasih bonus dong 😘😘😘
Nina Latief
Lanjut thooorrr...nanggung nih
Bagus X
tamat ?
😨😨
Bagus X
wah wah wah,,tanda tanda wereng coklat ini😌
Bagus X
💖💞👄
Bagus X
eeelahdalah,,,
Bagus X
wadaw,,dalem bngeeeet
Bagus X
😁😁😁😁😁😁😁😁 sa ae mu Thor idenyaaa
Bagus X
ooohhhh,,,so swiiiitttt 😜
Bagus X
ya'ampun othooor,,,benar benar tega dehhh🤦
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!