Nabila tidak pernah membayangkan jika harus di hadapkan dengan situasi rumit seperti ini, dirinya harus terjebak dengan pernikahan semu bersama dengan seorang pria yang bernama Revan Alvaro.
Di usia pernikahan yang ketiga tahun ini dirinya harus berpisah karena Revan sudah ada wanita lain yang sejak dulu singgah di hatinya.
Nabila pun berusaha menerima semua keputusan Revan, dan tanpa dirinya tahu ternyata Allah sudah menitipkan janin di balik perceraiannya itu. Apakah Nabila bisa menemukan kebahagiaannya setelah ini?? temukan jawabannya hanya di manga toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 Berkunjung ke rumah Nabila
Sore harinya, saat ini Nabila dan anak-anak sedang duduk di ruang keluarga dirinya sengaja menunggu suami tercintanya di ruangan ini bersama dengan si kembar tiga itu, anak-anak begitu ceria seperti biasa mereka selalu mengobrol layaknya orang dewasa meskipun kadang ibunya tidak tahu apa yang mereka bicarakan, hanya saja Nabila merasa senang jika mendengar ketiga anaknya berceloteh seperti itu.
"Abang Sakha dan Abang Aras sini adek mau kasih permen ayo siapa yang mau," ucap Ayana.
"Permen apa Aya," sahut aras sedangkan Shaka masih sibuk dengan mobil-mobilannya.
"Permen coklat mau nggak!" tawar Aya.
"Mau," jawab Aras sambil menoleh ke arah abangnya.
"Aya jangan kasih Abangmu coklat nanti giginya sakit lagi," tegur Sakha.
"Dikit saja Abang boleh ya," pinta Aras memohon ke Abangnya.
"Nanti kalau sakit lagi gimana?" tanya Shaka yang membuat adiknya terdiam.
"Kalau dikit nggak akan sakit Abang," timpal Aya.
"Percayalah meskipun sedikit pasti nantinya akan sakit," kata Shaka.
Sebenarnya Nabila tidak tega dengan raut wajah si tengah yang berubah menjadi masam karena tidak di perbolehkan makan cokelat oleh abangnya, tapi di sisi lain Nabila juga sangat bangga dengan ketegasan Shaka terhadap adik-adiknya, si sulung anak Nabila memang memiliki sifat yang bijak sedari dulu maka dari itu cara bicara Shaka hampir mirip dengan cara orang dewasa berbicara.
"Ibu masak abang Shaka masak tidak memberi ijin Abang Aras makan cokelat sih, kan hanya sedikit," adu anak gadisnya itu.
"Sayang gigi abang Aras itu sensitif jadi tidak boleh makan makanan yang terlalu manis, seperti permen, cokelat dan lain-lain," terang Nabila.
"Oh gitu ya," sahut Aya.
"Iya Sayang jadi cokelatnya di makan nanti saja ya sama ayah," ucap Nabila kepada putri kecilnya itu.
Saat ini Shaka terlihat begitu perhatian terhadap adiknya dia juga sedikit merasa bersalah karena tidak dibolehin adiknya makan cokelat. Kembali lagi ke tujuan awal dia bicara seperti itu karena sering melihat adiknya tersiksa dengan giginya yang sering sakit maka dari itu dirinya tidak pernah mau lagi kalau adiknya memakan makanan yang terlalu manis karena itu bentuk kepeduliannya terhadap adik-adiknya.
"Tok ... Tok ... Tok." Tiba-tiba saja Nabila mendengar suara pintu, segera dia membuka karena dirinya berpikir pasti itu suaminya, dan setelah membuka pintunya Nabila di kejutkan dengan seseorang yang datang sore ini.
"Nenek ... Kakek." Seketika tubuh Nabila mematung melihat dua orang dari masa lalunya datang.
"Sayang ini nenek Miranti dan kakek Alex ayo sapa," suruh nenek Soraya.
"Nenek, Kakek kapan datangnya," ucap Nabila sambil menyalami tangan pasangan sepuh itu.
"Tadi pagi Sayang, gimana kabarmu?" tanya Miranti sambil memeluk tubuh mantan cucu menantunya itu.
"Kabarku Alhamdulillah baik Nek, lalu bagaimana kabar kalian berdua," ucap Nabila.
"Alhamdulillah kabar kami sangat baik," sahut nenek Miranti.
"Mari silahkan masuk," ajak Nabila.
Nabila mengajak mereka berempat masuk ke ruangan tamu, ada rasa rindu, sedih, kecewa, yang berkecamuk di benak ibu hamil itu, tidak tahu kenapa sore ini Nabila tidak bisa menahan unek-uneknya selama ini, lalu dia ungkapkan begitu saja terhadap kedua pasangan sepuh itu.
"Sayang gimana kabar, cicit-cicit Nenek," ucap nenek Miranti.
"Mereka bertiga baik-baik saja, meskipun tanpa kasih sayang dari pihak kalian." Nabila sudah hilang kendali, wanita lemah lembut itu tiba-tiba saja mengeluarkan unek-unek terhadap orang yang lebih tua darinya, padahal sifat itu jarang dia miliki, bahkan tidak pernah.
"Nak kamu bicara apa, nggak sopan ah," tegur nenek Soraya.
"Meraka tidak pernah mau mencari keberadaan anak-anaku Nek, apa mereka tidak pernah berpikir kalau setiap waktu aku selalu berbohong kepada anak-anak tentang ayah kandungnya yang tidak pernah mau menemui mereka." Air mata lolos begitu saja ketika dia teringat tentang pertanyaan-pertanyaan dari anak-anaknya.
"Maaf Nak kami minta maaf," ucap nenek Miranti sambil berlinangan air mata.
"Nenek tidak pernah merasakan bagaimana hancurnya aku ketika tahu sendiri kalau ayah dari anak-anak lebih mementingkan anaknya yang lain daripada anak-anakku yang sudah jelas darah dagingnya, di hadapan anak-anak aku memang terlihat kuat, tapi selebihnya aku lemah Nek, apalagi menghadapi pertanyaan-pertanyaan mereka yang berhubungan dengan ayahnya setiap waktu, bahkan mereka selalu berencana kalau sudah besar ingin mencari ayahnya yang tidak tahu keberadaannya itu aku selalu mengintip percakapan mereka," terang Nabila di sela isaknya.
Nenek Miranti tidak bisa membayangkan bagaimana Nabila menyikapi itu semua, tidak gampang baginya mengurus bayi yang sejak dari kandungan tanpa sentuhan kasih sayang dari seorang ayah, sungguh penyesalan yang teramat besar bagi keluarganya karena tidak pernah mau mencari keberadaan cicit-cicitnya itu.
"Sayang untuk yang kesekian kalinya kami minta maaf atas perlakuan kami terhadap kamu dan juga anak-anakmu, nenek minta maaf," mohon nenek Miranti.
Seketika Nabila terdiam tanpa dia sadari dirinya membuat seorang nenek tertunduk dihadapannya.
"Astaga Nek jangan seperti itu," ucap Nabila sambil merangkul tubuh nenek Miranti lalu membawa ke pelukannya.
Tiba-tiba saja ketiga bocah kecil itu datang dengan cara yang bersamaan, semua orang terpaksa membuat suasana yang tegang menjadi setenang mungkin.
"Wah ada nenek dan kakek buyut ya!" seru Ayana.
"Iya Sayang nenek buyut datang ayo bersalaman," perintah Nabila terhadap anak-anaknya.
Mereka begitu terkejut karena ada orang baru di tengah-tengah keluarga mereka, biasa anak kecil selalu bertanya seperti itu, karena merasa sebelumnya belum pernah melihat wajah mereka berdua.
"Ibu mereka siapa?" tanya Aya, sedangkan dua orang abangnya hanya diam.
"Mereka nenek dan kakek buyut kalian, sana Salim!" suruh Nabila terhadap anak-anaknya.
"Nenek buyut perkenalkan namaku Ayana dan ini adalah kedua abangku yang bernama Ar Shaka dan Ar Rasya," ucap Aya sambil mempersilahkan kedua abangnya.
"Wah kalian bertiga sangat cantik dan tampan, nenek buyut senang bertemu denganmu kalian bertiga," ucap nenek Miranti.
Miranti dan juga Alex sangat terkejut melihat visual wajah mereka yang sangat mirip sekali dengan Revan, bahkan ketiganya tidak memiliki gen dari ibunya, hal ini yang membuat hati keduanya terasa bagai tersayat membayangkan mereka bertiga yang hidup tanpa dampingan dari ayahnya.
"Sayang boleh kita ngajak mereka main," pinta nenek Miranti terhadap Nabila.
"Boleh Nek mereka juga cicit-cicit Nenek," ucap Nabila, meskipun sempat sakit hati tapi Nabila berusaha tenang dan mengerti situasi.
Pada akhirnya mereka bermain dengan para nenek, dan kakek buyutnya di ruang keluarga, tidak tahu kenapa ketiga bocah itu merasa nyaman dalam dekapan pasangan paruh baya tersebut. Selang beberapa menit akhirnya Abi mulai pulang dirinya juga terkejut ketika melihat rumahnya yang ramai seperti ini.
"Assalamualaikum," ucap Abi.
"Waalaikum salam Bang," sahut Aya lalu menghampiri suaminya itu.
Di sini seperti biasa Abi selalu memperlakukan istrinya begitu hangat, tidak terasa pandangan indah itu di saksikan oleh orang-orang yang saat ini sedang ada di rumahnya itu.
"Oh rupanya ada kakek dan nenek, Sayang?" tanya Abi kepada istrinya.
"Iya Bang, ayo sapa mereka," suruh Nabila.
Lalu kemudian Abi menghampiri mereka tidak pernah tersirat kalau orang baru yang di tengah-tengah keluarganya itu merupakan kakek dan nenek dari Revan, mungkin Abi mengira itu hanya saudara dekat dari keluarga istrinya saja.
"Bentar ya Kek, saya tinggal dulu," pamit Abi yang hendak ke kamarnya.
Selamat pagi teman-teman semoga kalian selalu di sehatkan dan di beri rezeki yang berkah. Selamat membaca ....
TAMAT
❤❤❤❤
siap OTW