Agnia, 24 tahun terjebak cinta satu malam dengan Richard Pratama akibat sakit hati kekasihnya Vino malah menikah dengan adik sepupunya.
Melampiaskan kemarahannya, karena keluarganya juga mendukung pernikahan itu karena sepupu Nia, Audrey telah hamil. Nia pergi ke sebuah klub malam, di sana dia bertemu dengan seseorang yang ternyata telah mengenalnya dan mengaguminya sejak mereka SMA dulu.
Memanfaatkan ingatan Nia yang samar, kejadian malam itu. Richard minta Nia menikahinya, dan menafkahinya.
Tanpa Nia sadari, sebenarnya sang suami adalah bos baru di tempatnya bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Di Susul
[Dia bilang dia suka sama kamu?]
Tanya Angel melalui panggilan telepon pada Agnia.
Mereka, maksud nya Agnia dan dokter Kalvin sudah menghabiskan satu jam berkeliling mengitari pusat kota. Setelah itu keduanya masuk ke dalam sebuah mall. Di sana Agnia dan dokter Kalvin melihat-lihat berbagai tempat.
Hingga cukup pegal kaki Nia, lalu dia dan Kalvin masuk ke salah satu kafe. Saat itu Angel mengirim pesan pada Nia. Apakah dia sudah berhasil menggagalkan rencana pertunangan nya dengan dokter itu.
Nia pun permisi pada dokter Kalvin untuk pergi ke toilet, dan disana dia menghubungi Angel. Nia mengatakan tentang apa yang terjadi di ruang makan rumah ayahnya itu.
"Iya, dia bilang begitu. Lalu ayahku bersemangat sekali ingin cepat-cepat kami bertunangan. Aku harus apa?" tanya Nia.
Otaknya seperti buntu. Dia sama sekali tidak bisa memikirkan apapun. Masalahnya selama ini dia memang tidak pernah berdebat dengan orang tuanya. Nia adalah anak yang jarang sekali punya pemikiran tidak sesuai dengan kedua orang tuanya.
Biasanya orang tuanya juga tidak terlalu mengekang. Tapi situasinya saat ini berbeda. Gara-gara mabukk, lalu bertemu dengan crush nya saat di SMA. Otak Nia mampet, jadinya dia tiba-tiba menikah bahkan tanpa sepengetahuan orang tuanya. Lalu ayahnya mendapati perjumpaan pertama nya dengan Richard saat Richard sedang melarikan diri dari razia balap liar. Semakin kacau lah situasinya.
Sebenarnya orang tua Nia berbuat seperti itu, juga demi kebaikan Nia. Mereka tidak mau Nia bergaul dengan orang yang salah.
[Ya udah, tunangan aja]
Mata Nia melotot mendengar apa yang di katakan oleh Angel.
"Gak mungkin lah Angel!" sahut Nia cepat.
[Eh, kenapa? kan dia ganteng, dia dokter, dia baik juga menurut orang tua kamu. Aku sih gak tahu ya, tapi kayaknya sih dia baik. Katamu dia berjuang demi gelar dokternya dan bisa di terima di rumah sakit paling besar di kota ini. Apa yang kurang sih dari dokter Kalvin itu?]
Nia menghela nafas panjang. Sebenarnya memang tidak ada yang kurang sama sekali dengan dokter Kalvin itu. Dan, sebenarnya, kalau Nia memang belum menikah dengan Richard, atau Nia belum bertemu lagi dengan Richard. Mungkin saja dia akan bisa menerima dokter Kalvin seperti dia menerima Vino Candra dulu.
Tapi kan sekarang situasinya berbeda. Dia sudah menikah dengan Richard. Dan rasanya, hatinya memang sudah di penuhi dengan cinta untuk pria itu. Sayangnya pernikahan itu adalah pernikahan yang tidak bisa dia ceritakan pada siapapun.
"Namanya juga tidak cinta..."
[Idih, sok jual mahal amat sih non? jalani saja dulu, banyak kok pasangan yang langgeng padahal di jodohkan daripada pasangan yang menikah karena cinta. Cinta itu bisa datang setelah pernikahan...]
Nia makin sakit kepala mendengar semua yang dikatakan oleh sahabatnya itu. Kenapa seolah malah mendukung perjodohan yang di putuskan oleh orang tuanya padanya.
"Angel, kasih saran lain dong. Supaya Kalvin gak suka sama aku, atau apa gitu?"
[Nah itu dia!]
Kedua alis Nia terangkat tinggi.
"Apa?" tanya Nia bingung.
[Itu tadi yang barusan kamu bilang! Kalau begitu buat saja dokter ganteng itu illfeel sama kamu, buat dia tuh mati rasa, eh hang rasa, pokoknya bikin dia gak suka sama kamu. Sekarang kamu dimana?]
"Di kafe" jawab Nia cepat.
[Ajak ke toko baju dokter ganteng itu Nia, lalu di sana kamu belanja yang banyak banget. Tunjukkan sama dokter ganteng itu kalau kamu matre. Pasti dia illfeel tuh sama kamu]
Mata Nia membulat lebar. Seperti nya yang di katakan oleh Angel itu benar juga. Kalau dia membuat dokter Kalvin, illfeel. Maka perjodohan mereka tidak mungkin di lanjutkan kan?
Nia pun segera menutup panggilan telepon dengan Angel. Nia keluar dari toilet dan menghampiri Kalvin yang menyambut kedatangan Nia dengan senyuman tulusnya.
"Kamu baik-baik saja? kamu cukup lama di toilet tadi. Apa ada masalah?"
Dokter Kalvin tampak menunjukkan kepeduliannya pada Nia.
Nia pun duduk di depan dokter Kalvin. Kursi mereka berseberangan.
"Aku baik-baik saja, mas. Oh ya, minumnya sudah belum?" tanya Nia dengan senyuman yang agak canggung.
Sebenarnya dia bukan perempuan yang seperti itu, maksudnya Nia bukan perempuan yang suka minta sesuatu pada orang lain. Termasuk pacar. Dia lebih suka menggunakan uangnya sendiri. Dia juga lebih suka memberi sebenarnya daripada meminta.
Tapi, karena dia sedang berada dalam misi menggagalkan pertunangan nya dengan dokter Kalvin, maka dia harus berubah menjadi wanita komersil. Dia harus berusaha untuk sekomersil mungkin saat ini.
Dokter Kalvin yang memang murah senyum terutama pada Nia. Langsung tersenyum dan mengangguk dengan cepat.
"Sudah, kamu mau kemana lagi?" tanya dokter Kalvin.
Sebenarnya Nia berat sekali mengatakan hal itu. Sumpah ya, dia bukan wanita matre yang biasa minta di belanjakan oleh orang lain.
"Ke... toko baju yuk. Di sini ada toko bermerek yang lagi up to date banget. Boleh kan?" tanya Nia sambil menunjukkan mata berbinarnya.
Dokter Kalvin pun mengangguk dengan cepat. Dia bukan pria yang tidak tahu bagaimana mentreat seorang wanita. Dia tahu, kalau mau ajak wanita, apalagi calon istrinya. Setidaknya dia memang harus memberikan kesan yang baik. Dan saat ini, dia sudah menyiapkan semua itu di dompetnya.
Nia sebenarnya tak menyangka, ketika di toko baju dengan merek terkenal itu, yang harga satu potong bajunya bisa sekitar 5 juta paling murah. Dokter Kalvin sama sekali tidak keberatan. Dokter Kalvin bahkan memberikan beberapa pakaian yang dia rasa cocok untuk Nia, dan agar Nia mencobanya.
"Coba yang ini juga, ini terlihat bagus"
Dokter Kalvin memberikan beberapa pakaian pada Nia.
'Ini gimana sih? aku salah konsep apa gimana sih? kok dia kayak gak keberatan sama sekali. Gak kelihatan illfeel, dia malah kayak mau kasih semua baju di toko ini ke aku, aih.. masa gagal lagi sih?'
"Ayo di coba!" kata dokter Kalvin tersenyum dan sangat antusias.
Nia pun hanya bisa nyengir.
"Iya mas, sebentar"
Nia pergi ke kamar pas. Dia meletakkan semua pakaian itu dan hanya memandanginya. Sebenarnya dia tidak punya niat membeli pakaian. Bajunya sudah tiga lemari.
"Jadi, kamu pergi dengannya untuk mendapatkan semua ini?"
Mata Nia membelalak lebar, dia segera berbalik karena mendengar suara yang sangat familiar di telinganya.
"Richard"
Nia langsung mematung di tempatnya. Pria itu bahkan mengunci kamar pas yang Nia masuki itu.
"Iya, istriku. Atau yang kamu harapkan masuk kesini bukan aku?" tanya Richard dengan tatapan yang sangat mengintimidasii.
'Haduhh!' batin Nia.
***
Bersambung....
eeehhh malah Nia yang duain ini yaa wkwkwkw