Kalista Aldara,gadis cuek yang senang bela diri sejak kecil.Tapi sejak ia ditolak oleh cinta pertamanya,ia berubah menjadi gadis dingin.Hingga suatu ketika, takdir mempertemukannya dengan laki-laki berandalan bernama Albara. "Gue akan lepasin Lo, asalkan Lo mau jadi pacar pura-pura gue."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sepuluh
Istirahat telah usai,kelasnya yang semula sepi kini kembali ramai.Bagas yang terpilih menjadi ketua kelas datang dengan membawa lembaran kertas di tangannya,sebelum guru yang mengajar selanjutnya masuk.Ia berdiri di depan kelas dan menyuruh teman-temannya untuk duduk.
"Teman-teman ini ada kertas untuk pendaftaran anggota ekskul,jadi kalian tinggal isi nama, nomor telepon dan pilih ekskul apa yang akan kalian ikuti dan sertakan alasannya.Dan juga,setiap hari Sabtu,kita ada kegiatan ekskul wajib yaitu Pramuka,nah kegiatan ini berisi materi-materi dan kegiatan dasar Pramuka.Jadi setiap Sabtu selama satu jam kita ikut kegiatan itu dan untuk ekskul yang lain tidak wajib ya jadi terserah kalian mau bergabung atau engga.Kertas formulirnya gue bagiin sekarang."
Setelah menjelaskan di depan,Bagas mulai berkeliling sambil membagikan lembaran kertas itu pada teman-temannya termasuk Kalista Aldara.
Ia mengambil formulir itu dan melihat ekskul apa saya yang ada di sekolah ini.Cukup banyak kesehatan ekstrakurikuler yang tercantum diantaranya; Basket,Pramuka,paskibra,futsal,voly,silat dan juga English club.
Kalista memperhatikan kertas itu,ia menimang apakah ia akan ikut salah satu ekstrakurikuler ini atau tidak,ia rasa di sekolahnya yang sekarang ia harus mencari pengalaman lain agar kegiatannya sebagai siswa tidak terlalu monoton.
"Lo mau gabung ekskul apa?",tanya Aldo di sampingnya.
"Gak tau,"jawabnya,ia sendiri masih bingung.
"Kalau gue,mau gabung English club sama futsal,"ujarnya.
Kalista menoleh lalu menaikan sebelah alisnya,futsal?apakah tidak salah? Bukan maksud meremehkan tapi dari penampilannya Aldo,rasanya ia agak terkejut dengan pilihan ekstrakurikuler laki-laki itu.
"Lo yakin?",tanya Kalista.
Aldo menatap Kalista,sedetik kemudian laki-laki itu terkekeh.
Kalista menatap bingung laki-laki itu."Kenapa ketawa?"
Aldo menggeleng."Gak apa-apa.Aldara,apa Lo pikir cowok culun kayak gue gak pantes masuk futsal?"
"Eh?",ia terkejut,apakah Aldo bisa membaca pikirannya?
"Dari kecil gue seneng futsal,di sekolah sebelumnya juga gue ikut ekskul yang sama meskipun gue gak pernah sampai ikut tanding,ya Lo tau lah orang-orang menganggap gue lemah karena penampilan gue.Makanya sekarang gue mau ikut lagi buat ngebuktiin kalau penampilan gue yang seperti ini,bukan berarti fisik gue lemah,"ucap Aldo dengan semangat.
Kalista tersenyum tipis,sangat tipis sampai Aldo tidak menyadari jika dirinya tengah tersenyum.Jujur saja,ia cukup terharu mendengar cerita laki-laki itu.Ia tak menyangka di balik penampilannya ada rasa semangat dan percaya diri yang begitu tinggi.Benar kata orang,jika menilai seseorang tak selalu dari penampilannya.
Kalista kembali mengalihkan perhatiannya pada formulir yang belum ia isi sama sekali,dulu ia jadi teringat akan perkataan temannya jika dia memiliki kemampuan lebih dalam bermain basket.
"Gue kayaknya mau gabung ke ekskul basket,"ujar Kalista lalu menoleh ke arah Aldo seakan meminta pendapat.
"Gimana menurut Lo?",tanya Kalista pada laki-laki itu.
"Cocok si,apalagi dengan penampilan Lo yang kayak gini,gue rasa akan semakin mengeluarkan kesan keren dalam diri Lo,"ucap Aldo.
Kalista mengangguk,setelah berbicara dengan Aldo ia pikir laki-laki itu tak seburuk yang ia pikirkan.Melihat penampilan serta mendengar ucapan laki-laki itu,ia yakin Aldo tidak seperti Alvaro yang dengan mudahnya menghina seseorang hanya dari penampilannya.
"Aldo,"panggil Kalista.
Aldo menoleh."Kenapa?"
"Apa pendapat Lo soal cewek yang bisa bela diri?"
Aldo terdiam ia nampak berpikir."Menurut gue bagus si, dengan begitu dia bisa melindungi dirinya sendiri.Kenapa? Lo mau belajar bela diri?"
Kalista menggeleng."Engga,gue cuma nanya aja.Kalau seandainya ada cewek yang jago bela diri pacaran sama cowok,gimana?"
Aldo menatap heran ke arahnya,namun tetap laki-laki itu menjawab sesuai dengan apa yang ada di dalam pikirannya."Ya gak apa-apa, emangnya ada yang salah ya kalau cewek jago bela diri pacaran?"
Kalista mengangguk-angguk."Tuh kan,"ucapnya.
Aldo menatap Kalista penuh dengan telisik,lalu ia tersenyum jahil."Al, jangan-jangan Lo dulu pernah di tolak cowok ya gara-gara Lo bisa bela diri?",tebak Aldo.
Kalista mendelik,sedetik kemudian ia menghela napasnya."Iya begitu."
Ia mengambil ponselnya,mencari sesuatu di sana lalu setelahnya ia menunjukkan sesuatu pada Aldo.
"Ini gue waktu SMP,apa menurut Lo penampilan gue kayak gini gak pantes buat dapat pacar?"
Aldo menatap layar ponsel Kalista yang menampilkan seorang gadis memakai seragam putih biru,dengan rambut yang cukup pendek dan penampilan yang terlihat tomboy,meski begitu bagi Aldo perempuan itu masih terlihat cukup cantik.
"Ini Lo?",tanya Aldo.
Kalista seketika mengangguk.
"Cukup banyak ya perbedaan penampilan Lo,dulu Lo terkesan tomboy,belum lagi cara bicara Lo yang cukup dingin dan keahlian Lo dalam bela diri.Menurut gue,bukan Lo yang gak pantes dapet pacar,tapi laki-laki itu terlalu insecure sama kemampuan Lo,"ujar Aldo.
Kalista tak percaya jika jawaban Aldo akan membuatnya terharu begini."Ini Lo gak lagi coba hibur gue kan?"
Aldo mengerutkan alisnya."Hibur Lo? Lo kan gak lagi sedih.Gue menjawab seusai dengan pendapat gue sendiri.Al cowok macam apa yang nolak perempuan hanya karena penampilan dia dan kemampuan dia? Kalau dia mau perempuan cantik,semua cewek bisa terlihat cantik dengan daya tariknya sendiri.Kalau dia gak mau punya perempuan yang bisa bela diri,ya dia tinggal suruh perempuannya jangan tunjukin kemampuannya di depan dia,beres kan? Kalau dia emang punya perasaan sama Lo,gak akan ada alasan buat nolak.Kecuali kalau memang dia sama sekali gak punya perasaan sama Lo,mau sebanyak apapun kelebihan Lo tetap dia akan cari celah buat bisa nolak Lo,"ujar Aldo.
Kalista mengangguk,semua yang dikatakan Aldo cukup masuk akal.Rasa janggal di hatinya seakan menghilang setelah mendengar perkataan laki-laki itu.
"Al,gue tanya Lo merubah menampilkan lo karena cowok itu kan?",tanya Aldo.
Kalista terdiam sebentar lalu kemudian mengangguk kecil.
"Al,kalau Lo mau dicintai oleh orang lain belajar mencintai diri Lo sendiri.Kalau apa yang Lo lakuin sekarang ini gak sesuai dengan diri Lo sebenarnya, menurut gue lebih baik berhenti.Standar cantik seseorang itu beda-beda dan gak semua cowok melihat cewek dari sudut pandang yang sama."Aldo menghela napas sebentar.
"Merawat diri itu keharusan karena dengan begitu kita sama saja menjaga apa yang dititipkan Tuhan pada kita.Al,kalau memang penampilan Lo yang dulu adalah jati diri Lo yang sebenarnya,yasudah jadilah diri Lo sendiri,selagi gak melawan kodrat Lo sebagai perempuan menurut gue gak masalah,"sambungnya.
Kalista mendengar dengan seksama apa yang dikatakan Aldo.Jujur saja,perkataan laki-laki itu membuat matanya terbuka lebar.Aldo benar,apa yang ia lakukan saat ini hanyalah bentuk pelampiasan dari rasa sakit hatinya dulu,Kalista yang sebenarnya bukan perempuan yang suka perawatan dan memperhatikan kecantikan.
"Aldo,makasih ya,"ujar Kalista tulus.
Aldo mengangguk."Sama-sama.Al,gue yakin nanti akan ada laki-laki yang mencintai Lo apa adanya,menerima jati diri Lo tanpa harus mengubah apapun dari Lo yang sekarang,kalaupun ada yang harus diubah pasti itu akan mengarah ke yang lebih baik.Semangat Al! Lo cewek terkeren yang pernah gue temui,"ujar Aldo.
Kalista tersenyum kecil."Lo juga,cowok terkeren yang pernah gue temui.Gue juga yakin Lo pasti bisa buktiin sama orang-orang,kalau Lo bisa jadi cowok keren tanpa harus mengubah apapun dari penampilan Lo.Gue gak nyangka kita bisa ngobrol sepanjang ini."
Aldo mengangguk setuju."Gue juga gak nyangka,yang ada dipikiran gue saat pertama kali ketemu itu,Lo adalah cewek dingin dan galak.Setelah bicara banyak kayak gini,semua yang ada dipikiran gue salah, ternyata Lo orang yang cukup menyenangkan buat diajak bicara."
Kalista jadi mengerti,sikap dinginnya memang hanya sebagai tameng saja,jika ada yang bisa membuatnya merasa nyaman saat bicara,perlahan sikap dingin dalam dirinya akan mencair dengan sendirinya.
"Mulai hari ini,kita temenan ya,"ujar Aldo mengulurkan tangannya.
Kalista mengangguk dan menerima ukuran tangan itu.Semoga pertemanannya ini akan berlangsung lama tanpa drama,ya semoga saja.