Lisya menjadi siswi pindahan di sekolah isinya kalangan atas. Demi sebuah misi yang penuh teka-teki saat di telusuri. Bermodal sebuah buku diary yang isinya juga tidak jelas.
Semua urusan itu susah jika cinta sudah masuk kedalamnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinkacill, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Isi buku diary
"Udah nunggu lama?" Kakak laki-laki Velia menarik kursi di hadapan Lisya
Lisya menggeleng "gue juga baru datang"
Vicky mengangguk lalu memanggil waiter dan mengambil daftar menu "samain aja sama punya lo" Vicky memberi daftar menu itu pada Lisya
Lisya menerimanya dan memilih menu dan langsung dicatat oleh waiter tersebut
"Jadi apa aja yang harus gue jawab" ujar Vicky dengan senyum manisnya
Tanpa basa-basi Lisya langsung berucap "pacar Velia! Maksud gue Velia emang punya pacar"
Vicky menggangguk "kayaknya iya deh"
"Kok kayaknya, kasih info lebih dong" Lisya merengut
Vicky terkekeh "Pacar dia itu satu sekolah sama dia. Gue gak tau siapa tapi kata Velia orangnya baik-"
"Tunggu dulu, Velia ada cerita sama kakak" potong Lisya
Vicky menggangguk. Lisya berdecak sebal, kenapa Velia tak pernah cerita sama dia.
"Gue lanjut" Vicky menatap Lisya yang langsung mengganguk antusias
"Singkat aja, cowok permen di buku diary itu pacarnya" oke, langsung inti tanpa aba-aba membuat Lisya syok. Pasalnya ia tak melihat ada kalimat pacaran di dalam buku diary itu
"Seriusan? Eh-kakak tau buku diary nya gue ambil" Lisya keceplosan
"Pas lo pegang di mobil gue udah liat, mana gak pake ijin yang punya lagi" sindir Vicky memberi guyonan
"Yang punya udah gak ada kak" Vicky tertawa kecil mendengar jawaban Lisya. Lisya tidak salah kan?
"Gue pikir buku diary nya juga bakal dibakar" Lisya ingat saat Vicky mengatakan album photo yang disana akan dibakar, makanya ia juga mengambil buku diary itu agar tidak ikut terbakar.
"Pesanannya" ujar waiter itu ramah sambil meletakkan nampan di atas meja.
"Lo bayarin ya" ujar Lisya blak-blakan
"Tenang, lo tinggal ngabisin aja"
"Oke nambah"
Vicky terkekeh geli. Velia dan Lisya itu berbanding terbalik. Adiknya adalah orang yang anggun, ramah dan kemah lembut. Berbanding terbalik dengan Lisya yang bar-bar galak dan keras kepala oh mulut cerewet nya juga menjadi letak perbedaan mereka.
"Kak kenapa lo mau nolongin gue masuk PHS" ujar Lisya
"Karena tawaran gue masih berlaku" tawarannya adalah Lisya juga ikut masuk di PHS tapi malah ditolak dan Lisya memilih masuk SMA Harapan Bangsa.
Lisya mengganguk saja. Vicky tersenyum, sebenarnya ada alasan lagi dia membantu Lisya. Karena niat mereka sama. Mencari dalang kematian Velia yang terasa janggal juga menurutnya.
...****************...
Lisya membolak balikkan buku dengan cover berwarna ungu bercampur warna emas. Buku diary Velia yang isinya keseharian Velia, ralat buku itu hanya menceritakan singkat hal yang terjadi padanya. Itupun banyak tanggal yang tidak diceritakan.
Hanya beberapa saja yang menceritakan singkat keluarga, teman, dan pembullyan yang dialaminya. Selebihnya banyak tentang pemuda permen. Sepertinya Velia terlalu bucin pada laki-laki itu.
29 July "sepatu ku di buang entah kemana. kenapa dia selalu jahat padaku? TT. Untungnya pemuda permen itu membantu aku mencarinya. semoga orang itu tidak tau"
2 Agustus "apakah kesakitan ku adalah kebahagiaannya?. Disaat aku menderita dia selalu senang tapi dia juga selalu memasang wajah seolah olah menyayangi ku. Aku muak!"
4 Agustus "aku bertemu dengan pemuda permen di taman. Dia mengajak aku joging bersama. Dia mungkin mendengar detak jantung ku"
5 Agustus "lagi dan lagi. Tubuh ku sakit jika harus disiksa seperti ini. Kenapa mereka tidak menyukai ku"
8 Agustus "wah aku senang karena hari ini mengcover salah satu lagu girlband Korea. Koreo nya susah tapi aku sangat menyukai nya. Andai saja ayah melihatnya"
9 Agustus "mungkin buku ini juga muak dengan air mataku yang selalu mengalir disaat aku menulis diatas nya. Apakah salah jika aku melakukan hal yang ku inginkan semua orang tidak ada yang menyukainya. Untung aku punya teman terbaik yang selalu mendukung ku"
13 Agustus "bullying lagi. Aku benar-benar muak. Aku muak karena aku adalah korban dan selalu tidak bisa melawan. Lisya dan Sabela pasti memarahi ku lagi karena terlalu lemah"
14 Agustus "begini rasanya dipedulikan. Pemuda permen bukan pahlawan kesiangan tapi pahlawan sejati. Meskipun dia tidak selalu datang saat kekerasan itu terjadi tapi pasti selalu membantu dan membela ku. Terima kasih pemuda permen"
21 Agustus"pemuda permen mengikuti lomba. Semoga dia menang!"
23 Agustus "rasanya sakit sekali. Aku selalu sendiri. Semua orang di sekolah ini mengerikan. Bahkan orang yang hanya diam juga mengerikan. Sekolah neraka yang megah ini membiarkan pembullyan atau lebih tepatnya tidak ada yang mengadu kepada pihak sekolah. Alasannya hanya satu, tidak ada yang berani"
29 Agustus "aku dibully lagi. Tapi ada hal yang ku suka hari ini. Pemuda permen dan permen manis semanis orangnya. Ugh aku selalu berdebar saat bersamanya. Bagaimana bisa diriku malah salting disaat wajahku lebam lebam"
1 September "aku ketahuan oleh ayah bolos les dan malah pergi latihan dance. Ayah marah sekali bahkan ia tidak menanyakan wajah ku yang lebam. Padahal dia baru pulang ke rumah usai ke luar negeri mengurus pekerjaan"
4 September "sakit sekali tuhan. Orang itu terlalu menyeramkan untuk disebut seorang manusia. Dia melempar ku kursi. Punggung ku sakit. Ayah ibu bahkan tidak menjenguk ku di rumah sakit. Oh iya mereka selalu sibuk"
5 September "kak Vicky sibuk tapi selalu mengkhawatirkan aku hanya aku saja yang takut cerita padanya. Maaf ya kak nanti jika aku sudah berani cerita kakak harus membalas dendam ya. Tapi ku rasa orang yang akan membalas dendam paling keras itu Lisya. Dia kan paling benci dengan pembullyan"
7 September "ayah menelpon hanya untuk menyuruh belajar ku pikir dia bakal mengkhawatirkan aku. Terlalu dramatis banget kamu Velia, ayah itu cuma pengen kamu pinter biar jadi dokter walau aslinya aku gak mau"
9 September "UTS kali ini special banget deh. Karena siangnya belajar bareng pemuda permen. Serius aku iri sama otaknya yang hebat ngerjain matematika"
13 September "hari terakhir UTS dan belajar bareng dia. Yah sedih banget. Mana aku gak pernah dibully lagi pas UTS semoga berlanjut terus kayak gini"
16 September "nilai UTS ku tinggi. Aa senengnya. Terima kasih pemuda permen yang juga membantu ku"
Hanya sampai disitu isi buku diary Velia. Dan tanggal 19 September adalah hari kematiannya.
"Tu kan pemuda permen gak ada dia sebutin sebagai pacarnya disini. Cuma kebaikannya doang" gerutu Lisya lalu menutup buku itu kasar
Lisya meletakkan kepalanya di atas buku tersebut dengan pikiran acak acakan "kayaknya tu cowok juga gak selalu ada pas Velia di bully. Tapi dia orang yang spesial buat Velia. Mereka pacaran tapi Velia gak pernah tulis momen ditembaknya di buku ini mungkin ya?"
Lisya menegakkan kepalanya dengan tatapan bersemangat "misi bertambah, mencari pemuda permen"
mau pilih Lisya Jewar atau Lisya Revan