Kalandra terpaksa menerima perjodohannya itu. Padahal dia akan dijodohkan dengan perempuan yang sedang hamil lima bulan.
Saat akan melangsungkan pernikahannya, Kalandra malah bertemu dengan Anin, perempuan yang sedang hamil, dan dia adalah wanita yang akan dijodohkan dengannya. Ternyata Anin kabur dari rumahnya untuk menghindari pernikahannya dengan Kalandra. Anin tidak mau melibatkan orang yang tidak bersalah, harusnya yang menikahinya itu Vino, kekasihnya yang menghamili Anin, akan tetapi Vino kabur entah ke mana.
Tak disangka kaburnya Anin, malah membawa dirinya pada Kalandra.
Mereka akhirnya terpaksa menikah, meski tanpa cinta. Apalagi Kalandra masih sangat mencintai mantan kekasihnya. Akankah rumah tangga mereka baik-baik saja, ketika masa lalu mereka mengusik bahtera rumah tangga mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Sembilan
Tak terasa sudah 5 hari mereka berada di Dieng, Anin merasa bahagia karena sudah bisa mewujudkan impiannya pergi ke tempat yang ia impikan. Anin menata bajunya ke dalam koper, dia bersiap-siap untuk pulang hari ini karena sudah merindukan Dava.
Kala terlihat baru selesai mandi. Dia melilitkan handuk di pinggangnya dan bertelanjang dada. Anin melihat suaminya keluar dari kamar mandi, dia segera menyiapkan baju dan celana untuk suaminya.
"Kala, ini baju dan celananya, aku mau mandi dulu, setelah itu kita check out," ucap Anin.
"Apa tidak satu malam lagi di sini, Anin?" tanya Kala.
"Kita sudah 5 hari di sini, Kala, kasihan Dava dengan mamah di rumah," ucap Anin.
"Aku masih betah di sini, rasanya ingin memiliki rumah di daerah sini, untuk kita berlibur," ucap Kala.
"Hmm ... kemarin bilangnya mau apa ke Dieng? Ada apa di sana? Kenapa gak ke Lombok atau Bali atau Luar Negeri untuk Honeymoon? Sekarang ingin punya rumah di sini, kan?" ucap Anin. "Ya sudah aku mau mandi, kamu pakai bajunya, kita pulang sekarang," imbuh Anin.
"Aku masih ingin di sini, Anin ...," rengek Kala.
"Kasihan Dava,Kala, dia sama mamah terus!" sahut Anin dari kamar mandi.
Kala memakai baju yang sudah di siapkan istrinya. Dia memakai parfum favoritnya, lalu merebahkan dirinya di ranjang.
"Anin memang jago milih tempat untuk Honeymoon, rasanya ingin di sini terus dengan Anin," gumam Kala.
Anin keluar dari kamar mandi menggunakan Bathrobe, dia mengusap rambutnya yang basah menggunakan handuk di depan Kala yang sedang rebahan di ranjang. Kala memandangi istrinya yang terlihat begitu fresh dan cantik.
"Dia selalu menaikan gairah ku, melihat dia seperti itu saja membuat dada ini berdebar," gumam Kala.
Anin mengambil bajunya, dia memakai baju di depan suaminya yang sedang merebahkan dirinya di tempat tidur. Hasrat yang menjalar di sekujur tubuh Kala kini mulai memanas melihat Anin yang sedang memakai baju. Tanpa aba-aba, dia langsung menarik tubuh Aninan ke atas tubuhnya.
Kala mulai merengkuh istrinya itu. Memberikan sentuhan hangat hingga menjalar menjadi panas pada tubuh Anin. Mereka kembali memadu kasih di siang ini, hingga Anin lupa kalau ia sudah ingin pulang. Anin tertidur di pelukan Kala setelah melakukan aktivitas di ranjang berkali-kali.
Anin terbangun merasakan tubuhnya berat tertindih sesuatu. Kala memeluknya sangat erat hingga Anin merasakan berat sekali. Aninan mengeliat bangun dan melihat jam dinding yang ada di dalam kamar.
"Astaga ... sudah jam 4 sore? Kala ...! Kamu sengaja biar kita gak pulang?" ucap Anin sambil membangunkan suaminya.
"Apa Anin? Aku masih ingin tidur, jangan ke mana-mana, aku masih ingin memelukmu." Kala semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku ingin pulang, aku kangen Dava," ucap Anin.
"Besok kita pulang, Anin, sekarang aku mau memeluk kamu lagi, sudah jangan ke mana-mana." Kala menenggelamkan kepalanya di dada Anin. Itu adalah tempat favorit Kala.
Kala tidak menyangka, harum tubuh Anin sudah menjadi candu untuknya. Hingga saat di kantor dia rela pulang karena ingin menikmati harum tubuh istrinya.
Tangan Kala mulai bermain lagi di setiap inci tubuh Anin. Anin hanya bisa pasrah dengan apa yang di lakukan suaminya itu. Dia hanya menikmati setiap sentuhan dari suaminya hingga dia merasa terbang ke atas awan karena ulah suaminya.
Suara deritan tempat tidur dan suara dua insan yang sedang menikmati permainannya kembali terdengar. Hingga erangan mereka memecah kesunyian kamarnya.
"Kala ...," lirih Anin dengan menatap sayu suaminya yang masih berada di atas tubuhnya.
"Iya, Anin?" Kala berbisik di telinga Anin yang membuat Anin terus menikmati apa yang Kala lakukan.
Hingga mereka mancapai di atas awan dengan deru kenikmatan. Kala terkulai lemas di samping Anin. Mereka membersihkan badannya. Kala benar-benar merasa beruntung memiliki istri seperti Anin, walaupun sudah beranak satu, tapi tubuh Anin seperti belum memiliki anak, masih ramping dan kencang. Membuat Kala ingin selalu menikmatinya. Hingga malam tiba dia baru menghentikan permainannya.
"Aku lapar," ucap Anin.
"Ayo ke luar cari makanan," ajak Kala.
Kala menggandeng tangan Anin menuju restoran yang dekat dengan homestay yang ia tempati. Mereka menikmati makan malam bersama dengan suasana romantis.
Meja yang di hiasi oleh lilin, lampu yang kelap-kelip di sekitar bukit dan alunan musik yang lirih membuat suasana semakin romantis.
"Aku tahu, belum ada cinta di hati kamu untukku, aku rela, jika kamu hanya menikmati tubuhku saja, Kala. Mau siapa lagi yang menikmati, kamu adalah suamiku, kamu yang berhak menikmati, dan aku berhak melakukannya karena itu kewajibanku. Tak peduli dengan hati ini yang sakit, menunggu kamu mencintaiku," gumam Anin sambil memandangi wajah suaminya yang sedang menikmati makan malam.
"Kala, besok pagi kita pulang, ya?" Pinta Anin.
"Iya, besok pagi kita pulang, Anin. Pekerjaan ku juga sudah banyak, Adam sudah menyuruhku untuk berangkat," jawab Kala.
"Oh, iya. Besok malam jangan lupa, Bima mengundang kita makan malam, dia juga akan mengenalkan istrinya pada kita, mereka baru saja pulang dari bulan madu," ucap Anin.
"Anin, kamu hebat, kamu bisa merubah Bima menjadi menyayangi istrinya," ucap Kala.
"Aku hanya membantu saja dan menasehatinya. Aku juga cerita, kalau kamu juga menerima aku apa adanya, walaupun aku sudah memiliki anak dari Vino. Mungkin karena itu dia berpikir lagi," jelas Anin.
"Kamu baik sekali Anin, kamu wanita yang sangat baik, aku jahat sekali dengan kamu, memperlakukan kamu hanya untuk menyalurkan hasratku saja, bukan untuk aku cintai," gumam Kala.
Kala memandang wajah Anin, wajah benar-benar meneduhkan sekali bagi yang memandangnya. Kala mengusap sisa makanan yang ada di sudut bibir Anin dengan tissue.
"Seperti anak kecil saja, kamu Anin,"ucap Kala.
"Eh, maaf, sini aku bersihkan sendiri." Anin mengambil alih tissue yang ada di tangan Kala.
Dia membersihkan sisa makanannya sendiri, dia tidak mau di perlakukan seperti itu oleh Kala. Anin takut akan jatuh cinta terlalu dalam pada Kala. Dia tau Kala tak mencintainya, Kala hanya mencintai Sandra hingga sekarang.
"Kala, aku takut hati ini terlalu dalam mencintaimu, aku tidak mau sakit hati kedua kalinya. Di tinggalkan oleh seseorang yang kita cintai adalah hal yang paling menyakitkan, silahkan menikamati tubuhku, Kala. Karena itu kewajibanku juga. Biar aku buang rasa cinta ini sedikit demi sedikit. Aku harus belajar hidup dengan seorang suami tanpa cinta. Ya, aku harus berlajar mulai sekarang, aku tidak boleh sedikitpun terbawa perasaan dengan setiap perbuatanmu," gumam Anin.
"Aku tahu Anin, kamu mencintaiku. Dari cara kamu menatap ku, memerhatikan ku, aku tau kamu mencintaiku. Tapi, maaf aku belum bisa mencintaimu, Anin," gumam Kala.
semangat